Renungan Minggu III Dalam Masa Advent
Minggu, 12 Desember 2010
Sub Thema : Bersukacitalah, Bagikanlah Damai Sejahtera Tuhan. (Filipi 4:4,5 ; Lukas 3:11)
Bacaan Alkitab : Persiapkanlah……jalan untuk Tuhan. Lihat itu Tuhan Allah, Ia datang dengan kekuatan. (Yesaya 40:1-14)
I. Pendahuluan:
Kapan saja dimana saja, kelompok masyarakat manapun juga kalau diberi kabar bahwa mereka akan kedatangan tamu (tamu kelas manapun) pasti akan mengadakan persiapan-persiapan. Kalau di rumah tangga kedatangan seorang tamu, ibu rumah tangga pasti mengadakan persiapan-persiapan. Baik yang ada kaitannya dengan tempat yakni rumah, maupun untuk keperluan-keperluan konsumsi, pasti membuat perubahan menu makan. Demikian juga di dalam kelompok lain. Apalagi dengan tamu yang memiliki kedudukan khusus seperti yang dikatakan dalam firman Tuhan hari ini: “Ia datang dengan kekuatan” Bapak gubernur misalnya. Persiapan dan penyambutannya pasti istimewa! Mesin pemotong rumput di jalan maupun halaman rumah/kantor sudah meraung-raung (alias sibuk hiruk pikuk). Tidak ketinggalan pembentukan tim kerja atau panitia yang bertubi-tubi mengadakan rapat, agar jalannya penyambutan dan upacara lancar serta memuaskan semua pihak.
Saudara-saudara bayangkan sekarang! Persiapkanlah…….jalan untuk Tuhan,……Lihat, itu Tuhan Allah, Ia datang dengan kekuatan. (Yesaya 40:3, 10).
Pertama: Lihat, itu Tuhan Allah. Bukalah mata, jangan tertidur atau buta. Perhatikan! Siuman! Itu Tuhan Allah. Kata “itu” disini menunjuk pada “satu” yang amat dalam. Kata “itu” menunjuk pada “satu” diantara yang banyak. Tuhan yang datang itu adalah Tuhan yang lain daripada yang lain. Seperti misalnya: kita memakai mata kita untuk melihat banyak barang-barang yang dipajang di mall. Kalau kita menunjuk “itu” artinya kita menemukan barang yang khusus, yang special dari banyak jenis yang lain. Demikian juga dengan Tuhan. Ada banyak hal yang mempengaruhi mata kita. Tapi sekarang kita diajak untuk melihat: “Lihat itu, Tuhan Allah”
Kedua: “Dia yang datang itu adalah Ia datang dengan kekuatan”. Dari banyak yang kuat, Dia memiliki kekuatan-kekuatan yang lebih. Ia memiliki kekuatan yang special. Bagaimana itu?
- Nabi Yesaya menubuatkan, bahwa Dia yang datang itu, adalah Dia yang kuat. Kuat dalam memberi pengharapan dan penghiburan kepada yang lemah yakni umatNya yang pada waktu itu tertawan di Babel.
- Pengharapan bagi harapan masa depan, mengandung hiburan karena yang datang itu: “datang dengan kekuatan” (Yesaya 40:10). Dia datang dengan kuasa dan kekuasaanNya bagaikan pemimpin yang perkasa dan sekaligus kehadiranNya bagaikan gembala yang penuh perhatian yang menggembalakan domba-dombaNya. (Yesaya 10:11, 14; I Petrus 5:4). Jadi kekuatanNya, bukan pada diriNya yang memang kuat, perkasa dan kuasa tapi sekaligus penuh perhatian dan pemeliharaan domba-domba yang mendengar suaraNya. Bahkan, kekuatanNya itu dinyatakan dan telah menjadi bukti ketika Dia menjadikan diriNya sebagai Anak Domba yang dibantai.
Ketiga: karena itu betapa pentingnya mempersiapkan jalan bagiNya. Bagaimana mempersiapkanNya? Sebagaimana pengalaman nyata pada setiap orang dan siapapun yang mempersiapkan kedatangan seorang tamu tentu dalam berbagai cara. Itu juga yang patut terjadi.
II. Isi
Dari konteks kesaksian Yohanes, persiapan-persiapan itu menyangkut beberapa hal penting:
- Secara pribadi (sama seperti Yohanes), bersedia menerima firman yang datang kepadanya. Menjadikan firman itu sebagai kapital dan kekuatan.
- Bersedia untuk menjadi alat “pembawa berita pertobatan” (bertobatlah dan berikanlah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu) Berita itu akan menjadi mantap apabila “si pemberita” sendiri dapat membuktikan pertobatannya sendiri/atau buah-buah imannya bagi yang lain. Sesuai dengan nubuatan Yesaya (yang dikutip oleh Lukas) si pemberita pertobatan patut dapat: menimbun setiap lembah, meratakan bukit-bukit, meluruskan dan meratakan yang berlekuk-lekuk dan berliku-liku.
- Belajar untuk menjadi rendah hati dan setia. “Abraham adalah bapa kami? Sikap mengaku seperti ini sering menjadi tren juga dalam kehidupan beriman kita. Kamu tahu siapa saya? Saya tokoh di jemaat ini dan sebagainya. Marilah kita belajar untuk menjadi rendah hati sebab Tuhan dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu. (Lukas 3:8b). Dalam pengertian sederhana marilah kita menunjukan buah-buah atau perbuatan-perbuatan berdasarkan iman. Sebab kalau tidak kapak sudah tersedia. (Lukas 3:9a) Caranya yaitu dengan belajar untuk menjadi rendah hati dan setia; bukan rendah diri dan menghayal
- Sesuai dengan sub tema: “Bersukacitalah, bagikanlah damai sejahtera Tuhan” Ada banyak hal yang dapat kita bagi-bagikan; ada banyak baju, ada banyak makanan, ada banyak uang dan sebagainya. Nampaknya gampang, tapi tidak mudah. Ya kalau ada. Kalaupun ada uang masih mikir-mikir. Jangan-jangan kami masih kekurangan. Keluarga kami saja tidak cukup. Tentu bukan itu-itu saja. Ada lagi bagian yang lain yang jauh lebih penting yang dapat kita bagi-bagikan. Sebagaimana yang telah digumuli oleh tim Natal 2010; bagikanlah damai sejahtera Tuhan. Bagikanlah “syalom” dari Tuhan. Tentu yang dituju bukan hanya hal-hal yang ekonomi, tapi sesuatu yang rohani dan ilahi. Mari bagikan apa yang membawa penghiburan dan kekuatan sebagaimana yang telah diberi oleh Tuhan sendiri.
III. Aplikasi
Saudara-saudara dalam mempersiapkan jalan atau yang lain ada banyak yang patut dipangkas, ditebas dan dibabat. Banyak pengorbanan dan kerelaan yang tanpa batas. Termasuk menghapus stigma-stigma yang sudah berurat-berakar, bayangkan kalau itu dibongkar. Tapi kalau tidak mau, tidak apa-apa, tapi yang jelas: “Ia datang dengan kekuatan-kekuatan, yang melembutkan hati yang keras bagaikan batu-batu” Betapa sukacita kita, sebab Ia mau datang bukan karena kita baik, tapi sesungguhnya Ia mau menjadikan kita baik. Selamat menyongsong Natal 2010 dan tahun baru 2011. Tuhan Yesus lahir dihati kita masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar