SEKILAS TENTANG ACWC
PEMBENTUKAN ACWC
Pada tahun 1958 Perempuan Gereja Presbyterian mengadakan suatu pertemuan di Purdue University, Indiana – Amerika Serikat. Dalam pertemuan ini hadir 5.000-an perempuan dari Amerika Serikat, Eropa, Afrika, Amerika Selatan dan Asia. Perempuan gereja dari Indonesia pada saat itu diwakili oleh Pdt Ny Margareth Dharma-Angkuw, S.Th. Ia secara aktif ikut mendorong pembentukan ASIAN CHURCH WOMEN’S CONFERENCE (ACWC) = PERSEKUTUAN PEREMPUAN GEREJA ASIA, bersama tokoh-tokoh perempuan gereja dari berbagai negara Asia lainnya, seperti: Mrs Rayana,MA dari Hongkong; Mrs Rosano Aitenza dari Filippina; Mrs Januan Sriyakhan dari Thailand; Mrs Manorama Chopade dari Indonesia; dan Mrs Shakuntala Bhan dari Pakistan.
Sejarah pembentukan ACWC tahun 1958 itu tidak terlepas dari peran yang dilakukan oleh Ms. Felicia Sunderlal; seorang perempuan India yang pada waktu itu sedang bertugas di bidang pelayanan perempuan gereja di Amerika Serikat. Pertemuan Perempuan Gereja di Amerika Serikat itu memutuskan, bahwa Sidang Raya I ACWC akan diselenggarakan di Hongkong pada tanggal 15-30 November 1958. Anggota ACWC waktu itu terdiri dari organsasi-organisasi perempuan gereja dari 14 negara, yaitu: Hongkong; India; Indonesia; Korea; Malaysia; Zelandia Baru; Australia; Pakistan; Taiwan; Thailand; Jepang; Myammar; Filippina; Aliran (denominasi) gereja anggota ACWC, antara lain: Protestan, Katolik, Ortodox, Pentakosta; Bala Keselamatan; Baptis; Anglikan; Methodis; Lutheran; Menonite dan lain-lain. Kini anggota ACWC terdiri dari 19 negara, yaitu: Hongkong; India; Indonesia; Korea; Malaysia; Zelandia Baru; Australia; Pakistan; Taiwan; Thailand; Nepal; Jepang; Myammar; Bangladesh; Filippina; Cina, Kambodja, Mongolia. Sri Lanka.
TUJUAN ACWC:
- Menampakkan cinta kasih YESUS KRISTUS dalam seluruh program yang mencakup bidang persekutuan, pelayanan dan kesaksian.
- Mengembangkan dan meningkatkan keesaan gereja/oikoumenis semesta.
- Melaksanakan dan menampakkan Imam Kristen serta tanggung jawabnya melalui doa, persekutuan oikoumenis dan aksi/kegiatan nyata dalam keluarga, gereja dan masyarakat.
- Mendukung, menyebarluaskan dan ikutserta secara aktif dalam pelaksanaan program Hari Doa Sedunia (HDS) = World Day Prayer (WDP) dan Persekutuan Mata Uang Terkecil (PERMUT) = Fellowship Least Coin.
LAMBANG ACWC
|
Apakah tangan-tangan perempuan di Asia terarah dan terbuka kepada ALLAH dan tak pernah tertutup? Dapatkah tangan itu menopang para perempuan untuk membantu perempuan korban kekerasan dan korban diskriminasi? Ketika Yesus berdoa untuk murid-muridNYA, IA menghendaki agar semua menjadi satu di dalam DIA dan DIA di dalam manusia (Yohanes 17:21 ---- Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti ENGKAU, ya BAPA, agar mereka juga di dalam KITA, supaya dunia percaya, bahwa ENGKAUlah yang telah mengutus AKU).
Kesatuan dan kepedulian perempuan-perempuan di Asia melalui doa untuk mengangkat dan memulihkan korban kekerasan dan korban diskriminasi, bukan saja bagi perempuan juga bagi seluruh manusia (tua-muda, perempuan-pria) yang menjadi korban kekerasan dan korban diskriminasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar