Sabtu, 6
Oktober 2012
Tuhan Menebus dan Memperdamaikan
K
|
ata menebus
sering dikaitkan dengan barang-barang yang digadaikan atau hutang piutang.
Sebagai contoh barang perhiasan yang ditaruh dirumah gadai, pada saatnya
sipemilik dapat menebus barangnya kembali, setelah mereka mempunyai modal atau
tebusan. Selama mereka tidak dapat menebusnya, barang perhiasan emas itu tetap
berada dirumah gadai, bahkan kalau sudah jatuh tempo, dapat dilelang dimuka
umum. Begitu juga dengan “memperdamaikan”, kita ini sering dikaitkan dengan dua
belah pihak yang bermusuhan, atau bertikai. Harus ada seorang yang menjadi
pengantara atau duta perdamaian agar kedua belah pihak yang bertikai ini, dapat
berdamai satu dengan yang lain. Jadi peranan penebus dan pengantar perdamaian
itu sangat penting. Demikianlah berita yang disampaikan oleh kedua bagian
ayat-ayat kitab suci, yang kita baca pada hari ini. Melalui kesaksian dari nabi
Jesaya dan pengajaran Rasul Paulus, dibuatkan dan digenapi bahwa Tuhan didalam
Yesus Kristus telah berperan sebagai penebus dan pendamai…”katakanlah : Tuhan
telah menebus Yakub, hamba-Nya”. Sejalan dengan itu, melalui Rasul Paulus
ditegaskan…”dan oleh Dialah, Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan
diri-Nya…”. Karya ini dibuat nyata dan terbukti. Dan harus diberitakan dan
dikatakan Allah sangat menyayangi
umat-Nya, seperti Dia menyayangi Yakub, orang yang diganti namanya menjadi
Israel sebagaimana Bapa sayang akan anak-anaknya, begitulah Allah sayang akan
umat-Nya. Dia tidak membiarkan umat-Nya, seperti barang yang digadai, yang
dapat diperlakukan sewenang-wenang. Ia menebusnya, dan membuat umat-Nya,
menjadi umat yang bebas /merdeka. Begitu pula Allah tidak menjadikan
orang-orang pilihan-Nya sebagai musuh. Rekayasa ini tidak datang dari manusia,
tetapi dari Allah sendiri. Sebagaimana firman hari ini….” Dan oleh Dialah, Ia
memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada dibumi, maupun
yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan perdamaian oleh darah salib Kristus.
Karena itu, tugas kita, yaitu memberitahukan dan menyiarkan kabar baik ini.
Tuhan menebus dan memperdamaikan!
Doa : Ya Tuhan, pakailah kami
meneruskan kabar damai dan penebusan-MU.
Minggu, 7 Oktober 2012
Akhir ditangan Tuhan
B
|
ukan sesuatu yang asing bagi setiap
orang, untuk membuat suatu rencana. Setiap orang didalam hidupnya pasti ada
satu rencana. Tua-muda, besar-kecil, kaya-miskin, pandai-bodoh, mereka ada
upaya untuk meningkatkan kehidupan ini. Didalam satu keluarga, ada keinginan
untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang tua bercita – cita, memberi
dan menyediakan masa depan bagi anak – anaknya. Begitu pula sebaliknya, anak –
anak mau membahagiakan orang tua, dengan cara meningkatkan pelayanan dan rasa
hormat. Tidak ketinggalan secara organisasi demikian. Apakah organisasi intern
jemaat maupun luar jemaat. Ada niat dan tekad, apa saja yang dilakukan agar
bermanfaat dan mendapat untung! Sejalan dengan Firman Tuhan hari ini : “Hari
ini atau besok, kami berangkat ke kota anu, dan disana kami akan tingga setahun
dan berdagang serta mendapat untung!..”. ‘Siapakah yang pernah merancangkan
untuk mendapat “rugi?, tidak ada. Persoalannya adalah bahwa: seorangpun tidak
ada yang tahu! Tiap – tiap orang boleh mereka – reka dan merancangkan ini dan
itu! Berangkat hari ini dan hari besok. Tetapi seorang pun tidak ada yang
mengetahui, apa yang akan terjadi di
depannya. Alkitab mengatakan…”Sedang kamu tidak tahu, apa yang akan terjadi
besok. Jangankan keuntungan atau kebahagiaan. Hidup mati kita, tidak ada
seorangpun yang mengatahui. Karena itu, setiap orang boleh berencana,
merancangkan ini dan itu tidak salah. Tapi ingat Firman Tuhan jelas – jelas
mengatakan: “Hanya Allah saja yang berkuasa memberi kemenangan atau kekalahan.
Tidak berarti, bahwa Allah otoriter, mau menang sendiri. Tidak. Kepada manusia
diingatkan akan kehebatannya, sekaligus juga memberi kesempatan kepada manusia
untuk memutuskan. Tetap berupaya dengan sekuat-kuatnya, dengan tidak melupakan
Dia! Silahkan untuk mengasihi diri sendiri, tapi jangan pernah lupa, untuk mengasihi Allah, dengan
kasih yang mutlak. Akhir segala – galanya bukan pada tangan manusia, tapi akhir
di tangan Allah. Dan akhir itu membahagiakan.
Senin, 8
Oktober 2012
Keluar dan Masuk Diberkati Allah
K
|
eluar dan masuk, merupakan
pengalaman hidup tiap orang. Keluar dari pengalaman hidup yang satu, masuk
kepada pengalaman hidup yang lain. Bebas dari satu pengalaman yang berat, masuk
lagi pada pengalaman yang lain. Sembuh
dari penyakit, mulai mencicil hutang karena biaya – biaya obat. Mendapat untung
dari menjual pulsa, habis dipakai untuk mencari obat karena anak sakit. Yang
lama pergi, yang baru datang. Ada waktu masuk, ada waktu keluar, dua situasi
dan pengalaman kehidupan yang akan terjadi sepanjang perjalanan ini. Siapa
mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar! Penting sekali
peringatan ini. Karena tiada hari tanpa mendengar. Banyak sekali yang kita
dengar didalam kehidupan sehari – hari. Mendengarkan yang baik atau
mendengarkan yang tidak baik! Kadang – kadang mendengarkan berita yang memberi
jalan keluar atau juga dapat mendengar berita yang menyesatkan. Karena itu
persoalan sekarang adalah, bagaimanakah kita patut mendengar, dan apakah yang
baik untuk didengarkan. Hari ini, kita mendapat jawaban dari Tuhan, melalui
hamba-Nya Musa. Yang memberi pengajaran kepada umat Tuhan. Dia mengatakan:
“Jika Engkau baik – baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan
dengan setia segala perintah-Nya. Maka …… diberkatilah engkau pada waktu masuk
dan diberkatilah engkau pada waktu keluar….. ! Melalui Firman Tuhan ini kita
menemukan solusi yakni jalan keluar. Yang pasti kita memiliki pengalaman masuk
dan keluar dalam masalah kehidupan. Kepada umat, Musa menegaskan dengarlah
suara Tuhan. Umat diajarkan untuk mendengar Firman Allah bukan mendengar yang
lain. Dan didalam mendengarkannya harus baik – baik: tidak boleh asal-asalan;
atau setengah – setengah. Ditegaskan lagi mendengar saja belum cukup, namun
harus melakuakan dengan setia segala perintah-Nya! Pastilah kita sudah
mendengar dan melakukannya. Tetapi sebagaimana nasihat supaya kamu lebih bersungguh-sungguh lagi
melakukannya “(1 Tes 4: 10). Apakah ada manfaatnya? Jelas sekali dalam Firman
Tuhan:…… “Maka diberkatilah engkau, pada waktu masuk dan diberkatilah engkau
pada waktu keluar! Dalam sakit dan sehat, untung dan rugi, suka – duka, apa
saja, dalam “Mendengar dengan taat dan setia melakukan Firman Allah, ia akan
memberi berkat-Nya.
Doa : “Tuhan tinggallah dalam keluar
dan masuk dikehidupanku”
Menyanyilah bagi Tuhan
N
|
yanyian merupakan ungkapan hati
terhadap suatu pengalaman hidup. Misalnya kita sedang ditinggal kekasih,..”
kita akan menyanyi : patah hatiku jadinya…”, kalau kita mengalami kedukaan,
kita akan menyanyikan lagu “kekuatan serta penghiburan”. Dan ada banyak lagi
alasan-alasan kita menyanyi dan mau menyanyi bagi Tuhan. Hari ini kita
mendengarkan apa yang menjadi isi janji dari masa atas pengalaman yang
gemilang, yang dikerjakan Allah bagi umat-Nya. “ Aku mau menyanyi bagi Tuhan,
sebab Ia telah menang dengan gemilang. Musa megalami sendiri bersama umat Tuhan
apa akibat dari menjalankan perintah Tuhan. Tuhan memerintahkan musa untuk
memakai tongkatnya memukul Sungai Yordan. Dan Tuhan membuat air sungai itu
terbelah menjadi dua bagian, sehingga Israel dapat berjalan ditanah yang kering
dan menyeberangi laut Teberau. Jadi nyanyian ini adalah nyanyian merayakan
kemenangan Allah, dilaut merah atas kuasa-kuasa Mesir. Pujian yang mau
dinaikkan oleh Musa dan Israel merupakan pujian dan ucapan syukur atas
keagungan, kesetiaan Allah kepada umat-Nya. Sejalan dengan itu, pembebasan dari
Mesir dan penyeberangan di Laut Kolzom, melambangkan dan membuat kemenangan
umat Allah atas kuasa-kuasa jahat (Iblis) yang digenapi didalam diri Tuhan
Yesus Kristus. Sebagaimana ditulis oleh Rasul Paulus : “Ia telah menentukan
kita dari semula oleh Yesus Kristus, untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan
kerelaan kehendak-Nya, supaya terpuji-terpujilah kasih karunia-Nya”. Kepada
umat Epsus, Paulus menegaskan apa artinya umat dihadapan-Nya. Tidak hanya pada
zaman Musa, Allah memilih dan mengasihi Umat-Nya, serta berbuat perkara-perkara
yang ajaib. Melampaui peristiwa Laut merah, melalui salib-Nya Yesus Kristus
yang diutus oleh Allah, telah menyeberangkan umat-Nya dari perhambaan dosa,
memasuki kehidupan sebagai umat pilihan yang disebut-Nya sebagai anak-anak.
Mereka dijadikan sebagai ahli waris tanah Kanaan yang kekal, yang melampaui
susu dan madu yaitu hidup yang kekal. Karena begitu hebat karya-Nya yang
mewarisi kemenangan gemilang. Maka tidak ada alas an untuk kita umat-Nya, untuk
tidak menyanyi.
Doa : “Menyanyilah bagi Allah, hai anak-anak-Nya”
Memperkosa, pikirkanlah
M
|
endengar kata “memperkosa”, sering
pikiran kita hanya sampai pada hal-hal yang ada hubungannya dengan “perbuatan
asusila”. Perbuatan brutal seorang laki-laki dengan seorang “gadis” dibawah
umur. Tidak salah, sebab itu sering terjadi di dalam pergaulan-pergaulan insan
di dunia ini. Ternyata apa yang kita dengar hari ini jauh lebih luas dan Ilahi.
Bagian dari ayat kitab suci, yang menjadi sajian hari ini, merupakan peraturan dari
Allah terhadap umat Israel, yang pernah disampaikan pada waktu umat di Gunung
Sinai. Musa memberikan firman Tuhan ini sebagai rambu-rambu yang patut ditaati
oleh umat, untuk melindungi hubungan sesama umat dan juga kepada Allah. Arahnya
tentulah tertuju pada umat agar setia pada perjanjian dengan Allah, yang
diwujudkan didalam kesetiaan mereka kepada sesama umat. Terutama sekali dalam
kaitannya dengan orang-orang yang tidak berdaya, yaitu mereka yang
dikatagorikan miskin. Apa yang mendasarinya ? kita patut kembali pada Firman
Tuhan yang berbunyi : “Perintah ini kita terima dari Dia: Barang siapa
mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya” (1 Yoh4:21 ). Kasih kepada
Allah patut diwujudkan pada kasih terhadap sesama saudara. Tidak seorang pun
dapat mengingkari akan perjanjian Allah. Allah berjanji untuk mengasihi
umat-Nya, begitu juga umat berjanji untuk mengasihi Tuhan dan sesamanya.Kapan
terjadi pelanggaran akan perjanjian ini, disitulah terjadi pemerkosaan. Sebab
salah satu sudah tidak setia dengan pasangannya. Sebagaimana digambarkan
didalam Kidung Agung, yang menunjuk pada “keintiman” jasmaniah diantara seorang
wanita dengan kekasihnya. Dia tidak ingin keintiman terjadi, sebelum ada
hubungan nikah. Dan apabila hubungan nikah terjadi, dikatakan : “kegairahan
gigih seperti dunia orang mati. Luar biasa. Mereka yang menikah masing-masing
telah mengalami kecemburuan gigih seperti kuburan. Artinya : kasih yang birahi,
sama seperti kuburan, dari tempat ini tak seorangpun dapat melarikan diri.
Begitulah ikatan janji Allah bagi umat manusia, dan begitu juga sesama bagi
sesamanya, mereka tidak dapat melepaskan diri dari “harus mengasihi”, “semua
yang benar, semua yang mulia, semua yang adil…pikirkanlah”.
Memperkosa,
pikirkanlah!
Doa : “Ya Tuhan, mampukah kami menjadi
pasangan yang setia”
Kamis, 11 Oktober 2012
Jangan Hidup Dalam Dosa
B
|
anyak orang yang merasa biasa-biasa
saja ketika ia melakukan dosa. Seakan-akan dosa atau pelanggaran merupakan
sesuatu yang lumrah terjadi dalam kehidupan manusia. Padahal orang tersebut
rajin dan taat beribadah, bahkan di KTPnya tertera : Beragama Kristen
Protestan. Sungguh ironis, jika kehidupan orang percaya belum sepenuhnya
diperbaharui oleh kebenaran Firman Tuhan. Fenomena ini menggambarkan betapa “keringnya”
kehidupan beragama kita. Ibadah sering dipahami sebagai sebuah ritual belaka,
yang tidak berdampak langsung dalam kehidupan sehari-hari. Ketaatan dan
kesetiaan pada Firman Tuhan hanya terjadi dalam lingkup gedung gereja, setelah
keluar dari gedung gereja kita kembali menjadi diri kita yang sebenarnya, masa
bodoh dengan dosa dan kebenaran Firman Tuhan, yang penting kita bisa bahagia
dan sukses. Entah cara atau jalan untuk memperoleh kesuksesan itu tidak
berkenan di hadapan Tuhan, kita tidak ambil pusing yang penting “Gue Happy”.
Kehidupan
seperti itu, sesungguhnyatidak bisa menggambarkan status kita sebagai pewaris
kerajaan Allah. Bila hidup kita terus berlumuran dengan dosa-dosa, maka
sesungguhnya kita belum menerima dan mengalami karya penebusan Kristus. Lalu,
apa yang harus kita lakukan? Bertobat dan berbalik dari kehidupan yang penuh
dengan Dosa menuju hidup baru dengan komitmen untuk menjalani hidup ini dalam
terang kebenaran Firman Tuhan. Oleh karena itu, sangat penting untuk
membersihkan hati dan kehidupan kita dari segala bentuk kejahatan, pelanggaran,
dan dosa. Sebab Kristus sudah menebus dan membayar lunas segala dosa-dosa kita.
Sejatinya seluruh aspek kehidupan mesti dilandasi dan diterangi oleh kebenaran
Firman Tuhan. Bukan hanya saat berada dalam gedung gereja, tetapi juga saat
berada dalam ruang-ruang kehidupan yang lain : di rumah, di kantor, di pasar,
di mana saja. Jangan tinggalkan Firman Tuhan dalam gedung gereja, tetapi
kenakanlah selalu sebagai “perisai” dan penuntun kehidupan kita sehari-hari. Apakah saudara sudah tidak hidup
lagi dalam dosa? Mari membuka diri, hati dan kehidupan kita untuk selalu
diituntun oleh Tuhan.. jangan hidup dalam dosa!!
Doa :
Ya Tuhan, kami mengaku di hadapanMu bahwa hidup kamu penuh dengan dosa. Kami
mohon pengampunanMu dalam nama Tuhan kami Yesus Kristus. Amin.
Jum’at 12
Oktober 2012
K
|
etakutan
merupakan bagian kehidupan manusia, oleh karena itu hampir setiap orang pernah
mengalami dan merasakan ketakutan. Memang banyak hal dalam hidup ini yang bisa
membuat kita menjadi takut. Kita takut pada kegagalan, takut ada ketidakpastian masa depan, takut
pada masalah-masalah yang seketika menjadi “badai” yang dapat memporak-porandakan
kehidupan kita. Serta berbagai sumber ketakutan kehidupan yang lain. Hidup
dalam bayang-bayang ketakutan merupakan kehidupan yang tidak menyenangkan,
sehingga tidak ada satu orangpun yang merindukan kehidupan yang selalu diliputi
oleh ketakutan. Lalu, bagaimana supaya
kita bebas dan lepas dari bayang-bayang ketakutan? Ternyata Allah yang kita
imani dan yang kita sembah adalah Allah yang penuh dengan cinta kasih, yang
senantiasa memberi dan meneguhkan pengharapan kita tatkala hidup kita penuh
dengan ketakutan. Allah yang akan senantiasa memegang tangan kita, sehingga
sekali-kali kita tidak akan pernah dibiarkan sendirian bergumul dalam ketakutan
kita. Apa artinya, Allah memegang tangan kita? Artinya adalah Allah senantiasa
setia dalam memelihara kehidupan kita. Ada jaminan dan pengharapan yang Allah akan berikan kepada orang yang
tangannya dipegang oleh Tuhan. Pertanyaannya adalah bagaimana supaya Allah
terus memegang tangan kita? Caranya adalah membangun relasi yang dinamis dengan
Allah dalam keseluruhan aspek kehidupan kita. Dengan dasar pijakan bahwa kita
sungguh-sungguh sangat bergantung hanya padaNya. Inilah iman yang sejati :
yaitu ketika kita sadar dan mengakui ketergantungan kita secara mutlak hanya
pada Allah. Tanpa campur tangan Allah dalam kehidupan kita, maka kita tidak
lebih dari butiran debu yang tidak memiliki arti.
Namun, ada orang yang mengalami ketakutan tetapi mencari sumber
kelepasan dengan berpaling dari Allah menuju pemujaan harta benda, jabatan,
prestasi,serta kekuatan-kekuatan sekuler yang lainnya. Mereka menganggap bahwa
melalui semuanya itu, mereka akan dibebaskan dari ketakutan. Benarah demikian?
Justru ketakutan akan semakin besar dan meningkat. Hanya ketika tangan kita
dipegang oleh Tuhan, maka kita tidak lagi memiliki ketakutan pada apapun dan
siapaun juga. Sebab, Allah sendiri yang akan memampukan kita untuk menghadapi
segala perkara dalam kehidupan kita. Bahkan, ketika Tuhan memegang tangan kita,
itu berarti jaminan kehidupan akan kita alami. Kita akan “dibangkitkan” dari
ketakutan menuju sukacita dan damai sejahtera. Sudahkah tanganmu dipegang
olehNya?
Sabtu, 13
Oktober 2012
Tuhan Memulihkan dan Menyelamatkan!
B
|
ila diperhadapkan pada penderitaan
dan kesulitan hidup, tentu kita akan mengharapkan supaya hidup kita segera
lepas dari situasi seperti itu. Bila menderita sakit, tentu kita ingin segera
dipulihkan; bila kita sedang mengalami penderitaan, maka harapan kita adalah
mengalami kebahagiaan. Inilah impian atau harapan dari semua orang. Siapakah
yang sungguh-sungguh bisa memulihkan, membebaskan, serta menyelamatkan hidup
kita? Atau jangan-jangan tidak ada yang bisa memberikan jaminan untuk
memulihkan dan menyelamatkan hidup kita? Sudah menjadi catatan sejarah
perjalanan hidup umat manusia, bahwa sering kali manusia menggantungkan
harapannya untuk mengalami pemulihan dan penyelamatan pada ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan sejarah mencatat bahwa IPTEK ternyata gagal memenuhi harapan
manusia. Lihatlah kehidupan kita saat ini. Kemajuan IPTEK dan peradaban umat
manusia yang sungguh fenomenal, ternyata menyisakan kepiluan, ketidakadilan,
penindasan, dan berbagai persoalan-persoalan kemanusiaan lainnya. Kemajuan
IPTEK ternyata tidak mampu memberikan
ketenangan dan kebahagiaan sejati bagi manusia. Mengapa? Sebab manusia
membutuhkan sesuatu yang lebih dari IPTEK yang bisa dijadikan sebagai dasar dan
pegangan dalam mengarungi samudera kehidupan. IPTEK, misalnya belum dan tidak
akan pernah dapat memulihkan dan menyelamatkan hidup manusia. Kehampaan
tersebut hanya bisa diisi oleh janji
pemulihan dan penyelamatan dari Tuhan.
Tuhan sendirilah
yang akan memulihkan dan menyelamatkan manusia. Tuhan sendirilah yang akan
“berjalan di persimpangan-persimpangan jalan hidup manusia” untuk mengumpulkan
mereka yang teraniaya dan tertindas oleh belenggu-belenggu yang mengikat
mereka. Tuhanlah yang berkompeten penuh untuk memulihkan dan menyelamatkan
manusia. Sehingga tugas dan tanggungjawab kita adalah menerima dan merespon
janji pemulihan Tuhan yang sudah dikaryakan Kristus. Saat kita mengalami
pemulihan dan penyelamatan melalui Kristus, maka hidup kita tidak akan lagi
terbelenggu oleh dosa sehingga kita akan mampu dan dapat menjadi manusia
seutuhnya sesuai yang dikehendaki Allah saat Ia menciptakan kita. Bila saat
ini, kita sementara menderita dan mengalami kesulitan, datanglah pada Tuhan dan
bawalah segala perkara hidup kita, maka pemulihan akan segera kita alami. Kita
akan menerima dan mengalami janji Allah untuk memulihkan dan menyelamatkan
kita.
Bacaan alkitab
: Matius 5:17-24; Ratapan 3:1-33
Doa : kami datang kepadaMu ya Tuhan membawa segala
pergumulan kehidupan kami. Pulihkan dan selamatkan kami ya Tuhan. Dalam nama
Yesus Kristus. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar