PA. UNTUK WARGA SENIOR
Senin, 2 April 2012
Bahan Alkitab: Efesus 2:11-22
Sub Tema:
“Dengan Penuh Ketaatan Memberitakan Kuasa Kasih Kristus Dalam Jiwa Persekutuan.”.
Bahan Alkitab: Roma 5:6-11
Beberapa Catatan Untuk Dihayati:
1. Yening inargamayang parilaksanan jadmane ring jagate, kawantenannyane tan bina sekadi anak sane “nyuwun keneh, nugtug lawat” (apa yang dilakukan manusia dalam praktek kehidupannya sehari-hari, dapat digambarkan seperti seorang yang menjunjung/mengutamakan kehendak/kemauannya dan mengikuti baying-bayang dirinya sendiri.) Kecenderungan perilaku mengikuti kedagingan (ngulurin indria sekala) selalu ada pada manusia. Perilaku kehidupan seperti ini tentu tidak akan pernah menghantar seorang sampai kepada tujuannya. Tujuan yang kita maksud tidaklah lain; hidup dalam kemuliaan Tuhan (baik di dunia ini, maupun nanti dalam kerajaan sorga). Kemauan, kehendak dan keinginan manusia sungguh begitu banyaknya. Bayang (baca: angen) yang diikuti tidak akan pernah berhenti.
2. Kemauan angen manusia selalu lebih cenderung mengantar manusia semakin jauh dari Tuhan. Istilah yang digunakan oleh rasul Paulus: waktu kita masih lemah. Lemah dapat berarti durhaka, berdosa. Berdosa berarti hidup tidak dipihak Allah, hidup “ngulurin indria sekala”/hidup menuruti selera kedagingan. Dengan demikian, hidup manusia berlawanan dengan kehendak Allah, hidup melawan/menentang Tuhan, mendurhaka kepada Tuhan. Cukup aneh menurut nalar manusia, bahwa justru Yesus mati untuk orang durhaka.
Memang sungguh luar biasa kalau Yesus mau mati bagi orang durhaka/fasik. Di dalam masyarakat umum, sulit orang menemukan bahwa ada orang yang sampai rela mati bagi orang baik-baik, apalagi bagi orang yang tidak baik/fasik. (band ayat 6 + 7)
3. Martin Luther pernah mengungkapkan manusia tergerak hatinya/kasihnya oleh kebaikan yang dilihatnya pada seseorang, tetapi Yesus tidak. Kasih Yesus mengalir secara spontan dari sumbernya yaitu dari hakekat Allah sendiri. Kasih Yesus mengalir secara spontan dari sumbernya yaitu dari hakekat Allah sendiri. Allah itu kasih adanya. Kasih Yesus mendahului segala kebaikan dari orang sesungguhnya tidak menerimanya. (dapat diresapi pula lewat syair lagu dalam Kidung Jemaat 178 dan Kidung Pamuji 52). Rasul Paulus mengatakan dalam Roma 3:10a. “tidak ada yang benar, seorangpun tidak”. Selanjutnya dalam fasal 5:9 Ia mengungkapkan lebih lanjut bahwa kita sekarang dibenarkan oleh darahNya (oleh pengorbananNya di kayu salib), kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Murka Allah yang dimaksud disini adalah hukuman terakhir yang akan dihadapi oleh setiap orang, tetapi bayang-bayang hukuman tersebut telah nampak pada zaman sekarang.
Rasul Paulus juga menyebut bahwa kita adalah seteru Allah. Kata seteru disini menunjuk pada pengertian: lemah, berdosa, menentang/melawan Allah. Dalam keadaan manusia yang demikian sehingga tidak memiliki kebenaran, Allah didalam Yesus Kristus menawarkan dan bahkan menjaminkan perdamaian dan pendamaian. Kalau kita cermati agaknya dalam bagian ini Rasul Paulus hendak menekankan bahwa hidup dan keselamatan hidup manusia semata-mata karena anugerah Allah saja, seperti yang Martin Luther maksud dengan istilah: Soli Deo Gratia (bandingkan ayat 8-10)
4. Hidup hanya karena anugerah Allah saja. Bukanlah hidup yang pasif, melainkan hidup yang bermegah/ berbangga, bermegah di dalam Kristus. Bermegah yang dicatat dalam Perjanjian Lama, mengandung unsur negatif dan positif. Negatif kalau seseorang bermegah karena kebijaksanaannya, kekuatannya dan kekayaaannya. Positif kalau seseorang bermegah karena mengenal Allah; artinya hidup dalam persekutuan yang akrab dengan Allah. (baca Yeremia 9:23). Bermegah dalam Kristus berarti berdamai/berbaik, hidup dalam persekutuan yang indah dengan Kristus. Bermegah merupakan jawaban iman/buah-buah iman atas anugerah yang diwujudkan melalui kata dan perbuatan sambil mengucap syukur di dalam nama Yesus. (baca Kolose 3:17); kerendahan hati, pengosongan diri/penyangkalan diri sesuai yang diteladankan oleh Yesus. (baca Filipi 2:5-7); pujian dan dan tindakan-tindakan syukur, yang memancarkan kemuliaan Kristus. (bandingkan ayat 11)
Beberapa Pokok Yang Perlu Didiskusikan:
1. Kita semua menyadari bahwa dengan “nyuwun keneh nugtug lawat”, tidak pernah akan dapat mengantar manusia sampai kepada tujuan. Tetapi sadar ataupun tidak, kecenderungan ini untuk mengikuti naluriah kedagingan, terus saja dilakukan. Mengapa?
2. Walaupun demikian perilaku hidup manusia, tetapi Tuhan Yesus tetap saja mau berkorban bahkan rela mati bagi manusia. Mengapa?
3. Hidup hanya oleh anugerah saja. Diskusikan dengan bercermin pada
Roma 6:1-4.
4. Jawaban iman atas anugerah Allah adalah bermegah di dalam Kristus. Sebagai para senior di GKPB, teladan-teladan apakah yang patut kita teladankan kepada para junior kita?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar