RENUNGAN HARIAN
Minggu, 1 April 2012
· Doa
· Pujian: KJ. No. 157 / KP. No. 55:1-5
· Puji dan Janji (hari ini)
· Renungan
“Pilih Yang Mana”
Dalam sebuah senda gurau, sering orang mengatakan ucapan-ucapan lucu,seperti: mau pilih yang mana? Hidup atau mati? Babi guling atau ikan goreng? Kaya atau miskin?
Bagi kita yang sadar atau normal pastilah akan menjatuhkan pilihan pada sesuatu yang mendatangkan keuntungan! Tidak seorangpun suka yang jelek. Apalagi merugi! Pasti kita mau yang baik. Bila perlu dapat paling banyak. Terlebih lagi barang gratis!
Hari ini, pekan paskah 2012 dibuka! Seluruh warga GKPB ditempatkan dalam suasana menyongsong Paskah. Karya besar Allah mengambil keputusan terbaik yakni agar manusia memperoleh hidup yang kekal. Allah melalui putera-Nya Yesus Kristus, memilih mengambil kutuk dosa! Harus ditinggikan. Rela mati, agar mereka yang percaya kepada-Nya, beroleh Firdaus.
Ajakan memilih tidak hanya ditibakan oleh Musa, kepada umat di masa lampau. Juga kini berkat dan kutuk itu harus menjadi pilihan kita! Dengarkan Firman Tuhan dan melakukan-Nya adalah berkat! Sebaliknya, mengabaikannya sama dengan menerima kutuk! Pilih yang mana? Bisnis kita sekarang adalah pasti mencari mutiara, harta karun yang bernilai Ilahi. Bukan barang fana! Angkatlah palma-palma anda, sambutlah Dia!
· Pujian: KJ. 299
· Sharing
· Doa
· Pengosongan Diri :disisihkan)
· Pujian Penutup : KJ. 370 :1- dst.
Senin , 2 April 2012
· Doa
· Pujian : KJ. No. 178 / NKB. No. 143/ KP. No. 67: 1-3/PBA
· Puji dan Janji (hari ini).
· Renungan
“Mencari Dia yang Hidup”
“Dunia ini, bukan Firdaus! Dunia ini bukan Firdaus….” Silakan dilanjutkan! Begitulah bunyi syair lagu yang saya hafal sejak tahun 1957. Cukup lama bukan? Tetapi sangat menyentuh! Apa yang kita cari di dunia ini! Tiap hari, dengan tidak mengenal lelah, kita mencari dan mencari. Tidak jemu-jemunya kita mencari. Dan itu sangat penting dan perlu. Kalau tidak mencari, apakah yang akan kita jadikan persediaan? Kemana kita akan mengemis dan meminta-minta? Tidak ada yang mau menjadi pemulung atau peminta-minta! Pasti semua mau pakai dasi dan rapi. Karena itu memang harus mencari: tidak salah! Persoalan sekarang adalah tidak cukup hanya disitu.
Benar, setiap orang harus tekun mencari, tetapi jangan lupa juga kita harus taat mencari Dia yang menjadikan segala sesuatu dengan melimpah-Nya. Siapakah yang memberi hidup ini? Kita sehat dan bergairah untuk berusaha mencari, menyediakan, dan membuat persediaan. Namun pernahkah kita mengingat, bahwa apa yang kita cari dan menjadikan “persediaan” akan dimakan rayap ngengat. Bukan menakut-nakuti,tapi harus siuman.
Hari ini lewat Firman Tuhan, kita diingatkan agar kita mencari apa yang “disediakan” oleh Tuhan kita Yesus Kristus. Apa itu? Cari, gali dan temukan sendiri! Sebab ketika kita mau mencari, kita mendapat, kita mengetok pintu, pintu dibukakan. Inilah yang harus menjadi persiapan, kesungguhan kita dalam sepekan kedepan, berada di suasana pekan Paskah! “mencari Dia yang hidup”. Tuhan memberkati.
· Pujian :- “Kosong ya kosong (2x) semua kosong"!
- Salib tak kosong!
· Sharing
· Doa
· Pengosongan diri (disisihkan)
· Pujian: KJ. 407 :1-4
Selasa, 3 April 2012
· Doa
· Pujian: KJ. No. 175 / KP. No. 75/PBA :149/46
· Puji dan Janji (hari ini).
· Renungan :
“Dia Mengambil Alih”
Adakah kegiatan/aktifitas di alam ini, yang dilakukan tanpa “perhitungan”? ada Apa itu? Gosip-gosipan! Pokok ini sering terjadi dengan tanpa pasang tarip, pokoknya semau gue. Apalagi yang sedang “digosipkan” itu, tidak ada kaitannya dengan “persekutuan” . Apakah itu keluarga, ”kolega”, dan lain-lain pokonya sikat saja. Tanpa perhitungan. Tetapi kalau sudah yang namanya “menyisihkan pengosongan diri”, mulailah kita “berhitung”. Dengan cerdas dan terampil kita “mengambil alih” pimpinan. Agaknya sangat cerdas, dan sangat terampil “menghitung” persediaan-persediaan, agar hidup/rumah tangga tidak kelimpungan. Kita sering “sangat marah besar”, kalau ada: sikap atau perbuatan “tanpa perhitungan”. “Perhitungkan dulu”, begitu kata kita dengan cerdas dan berdalih-dalih.
Allah menegur Ayub karena berbicara dan bersikap tanpa pengetahuan dan pengertian. Adakah sesuatu yang diperbuat Allah “tanpa perhitungan”? Kita dibuat bingung, mengapa Dia berbuat sesuatu tanpa perhitungan? Ayub tidak mampu mengerti atas apa yang terjadi dalam hidupnya. Tetapi dengan sangat rendah hati, Ayub mengakui,bahwa: Allah melakukan segala sesuatu dengan baik. Bahwa segala sesuatu yang diizinkan Allah untuk terjadi itu, dilaksanakan dalam hikmat dan dengan tujuan bahkan penderitaan orang benar mempunyai makna dan tujuan Ilahi.
Bukankah kita juga sering “bingung”. Nampaknya, perbuatan Tuhan itu tanpa “perhitungan”. Sebab kita mau mensejajarkannya dengan banyaknya “perhitungan-perhitungan” kita. Syukur, Tuhan berbuat tidak seperti apa yang “kita suka perbuat”. Dari Firman hari ini, kepada kita diberitakan, ada kabar: “mengambil alih”. –“Ia sendiri telah memikul dosa kita, di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita yang telah mati terhadap dosa hidup untuk kebenaran”. Perhitungan yang luar biasa. Rela mati, agar yang lain hidup!
· Pujian: KP. No. 97/41
· Sharing
· Doa
· Pengosongan diri (disisihkan)
· Pujian penutup: PBA: “Bagaikan Bejana, Siap Dibentuk”
Rabu, 4 April 2012
· Doa
· Pujian : KJ. No. 188 / NKB. No. 197/KP.no. 88/ PBA. No. 57
· Puji dan Janji (hari ini).
· Renungan :
“ Damai Sejahtera Allah”
Dari kedua ayat Kitab Suci hari ini, disajikan kepada kita kata: “Damai Sejahtera”, sama dengan Syalom dalam arti yang seluas-luasnya. Syalom adalah keadaan (kata sifat Syalom berarti utuh). Syalom adalah keadaan tidak terganggu oleh penyakit, malapetaka, keributan, kekuasaan dan perpecahan . Syalom adalah keadaan sentosa dan sejahtera dalam hidup sehari-hari.
Harap disimak supaya jangan timbul salah paham. Syalom bukan perasaan, melainkan keadaan. Syalom bukan urusan hati seorang individu, melainkan urusan hidup bersama secara komunal dan universal. Syalom adalah keadaan hidup yang paling didambakan semua makhluk. Memang seorang individu mendambakan syalom, tetapi syalom itu hanya terwujud, jika orang lainpun ada dalam keadaan syalom.
Lalu, dari manakah datang syalom atau damai sejahtera? Apakah sumbernya? Syalom datang dari Tuhan. Sumber syalom adalah Tuhan sendiri. Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. Damai sejahtera Allah melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus! Dalam perkembangan waktu, kata syalom mendapat arti yang mendalam, yaitu pengampunan dosa dan kekuatan dari Tuhan. Nabi Yesaya memahami keterpurukan umat Israel sebagai suatu teguran dari Tuhan Allah. Baru setelah mereka/umat bertobat dan setia kepada Allah akan muncul rancangan Tuhan tentang Syalom!
· Pujian: KJ. No. 249/NKB 181a
· Sharing
· Doa
· Pengosongan diri (disisihkan)
· Pujian penutup
Kamis, 5 April 2012
· Doa
· Pujian: KJ. No. 168a / KP. No. 10/NKB.no. 85/ PBA. No.
· Puji dan Janji (hari ini)
· Renungan
“Perbuatan Kasih Yang Ajaib”
Dimana-mana, kita pernah melihat dan mengenal adanya tugu “peringatan”. Tugu yang dibangun untuk mengingat seorang tokoh atau sebuah kejadian/peristiwa yang terjadi dalam sejarah: misalnya; patung Ngurah Rai, dibangun untuk mengingat perjuangan selaku pejuang nasional melawan penjajahan. Banyak lagi yang lain! Kita tahu, fungsi tugu peringatan itu.
Hari ini, kita membaca ayat kitab suci yang berbunyi: “perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib, dijadikan-Nya peringatan;…”. Perbuatan ini, menjadi peringatan…malam ini ada suatu peringatan yang amat dahsyat. Cerita Tuhan Yesus yang membasuh kaki murid-murid-Nya. Seorang Guru yang merendahkan hati untuk mengambil pekerjaan yang sering dianggap tidak normal. Sesuatu yang pantas pasti apa yang dilakukan oleh bawahan terhadap atasan. Bukan majikan yang melayani hambanya. Disini terjadi sesuatu yang ajaib. Disebut ajaib karena yang terjadi berlawanan dengan yang berlaku pada umumnya. Ini sebuah peringatan. Ada satu contoh yang dapat ditiru dan dilakukan. Dengan penuh ketaatan, Tuhan Yesus melakukan dan membuktikan kasih sang Bapa yang mengutus-Nya untuk datang ke dalam dunia ini.
Kita menirunya. Bukan karena latah, tapi sungguh mau menghayati sikap rela untuk menanggalkan (bukan jubah), tetapi “harga diri”. Kita akan melakukan itu atau sedang melakukannya, serta sudah berbuat. Apakah kita: “merasa bisa atau bisa merasa”? tidak semua kamu bersih (Yoh.13:11). Mari kita membangun tugu-tugu peringatan, memberitakan kasih Kristus dalam jiwa persekutuan dan sebelum kita melakukan itu Tuhan sudah lebih dulu melakukannya. Siapkan diri, besok kita akan merayakan: “bukti perbuatan kasih yang ajaib.
· Pujian: “Adakah kasih dihatimu”
· Sharing
· Doa
· Pengosongan diri (disisihkan)
· Pujian penutup: KJ. 329:1-5
Jumat, 5 April 2012
· Doa
· Pujian: KJ. No. 169:1-dst / KP. No. 9/ PBA. No. 200/NKB no. 85
· Puji dan Janji (hari ini).
· Renungan
“Kristus Mati karena Dosa Kita”
Hari ini Jumat Agung. Kita mengenang Tuhan Yesus yang mati di atas kayu salib. Bersamaan dengan itu kita merayakan Perjamuan Kudus. Makan roti sebagai tanda tubuh Tuhan Yesus, yang dikorbankan dan minum anggur sebagai darah Tuhan Yesus yang dicurahkan di bukit Golgota untuk menyucikan dosa-dosa kita.
Kasih Allah yang Agung. Anak satu-satunya, diutus dan dikorbankan, rela mati di kayu salib. Semua itu diperbuat-Nya agar dosa yang membuat manusia mati ditebus-Nya. Manusia tergadai oleh dosa. Upah dosa adalah maut. Pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib, adalah untuk membebaskan manusia dari upah dosa itu. Semua manusia akan mati. Itu pasti. Tetapi syukurlah, bahwa manusia yang mati di dalam Tuhan Yesus Kristus, mendapat penebusan, pembebasan dari kematian yang kekal. Kematian Tuhan Yesus, menjadi jalan yang mengantar manusia kepada hidup kekal. Tuhan Yesus bersabda: “Akulah jalan, kebenaran dan hidup ….” (Yoh.14:6).
Panggilan kita sekarang adalah hidup beriman, percaya kepada Yesus Kristus yang hari ini, telah memeteraikan lagi: “bukti penyertaan-Nya”, melalui perayaan perjamuan kudus. Dia tetap menetapkan diri-Nya sebagai: “pengintai yang berdiri di atas tembok”. Dia mau tidak seorangpun pengikut-Nya gugur dalam iman dan dirampas oleh musuh-musuh-Nya.
· Pujian: KP. No. 12:1-2
· Sharing
· Doa
· Pengosongan diri (disisihkan)
· Pujian penutup: KJ. 368:1-4
Sabtu, 7 April 2012
· Doa
· Pujian : KJ. No. 256:1-3 / KP. No.63/ NKB no. 11/ PBA no.
· Puji dan Janji (hari ini).
· Renungan
“Lain Dari Yang Lain”
Kemarin melalui perayaan perjamuan Kudus, kita ditempatkan disuasana lain dari yang lain. Lainnya bukan terletak pada hikmatnya acara ibadah sampai batuk-batukpun ditahan. Bukan. Nilai lainnya terletak pada apa yang kita telah terima dan kecap bersama. Dikatakan yang lain, boleh berubah, beranjak, bergoyang, tetapi yang satu ini tidak. Dikatakan yang satu ini, yang diberikan, tidak seperti yang diberikan oleh dunia ini. Apa itu? Padahal kita sekarang ada di dunia. Kita sedang senang sekali dengan dunia ini. Dunia yang amat gemerlapan. Kita dibuatnya aman dan nyaman. Bahkan kita tidak mau meninggalkan dunia ini. Kita akan sangat sedih meninggalkan dunia ini. Bukankah kita teringat dengan cerita istri Lot? Pasti. Tetapi apa boleh buat, karena kitapun tidak ada bedanya. Namun dengan penuh syukur kita telah diingatkan bahwa ada pemberian yang tidak sama dengan apa yang diberikan oleh dunia ini. Apakah itu? Yaitu jiwa persekutuan; jiwa persekutuan yang bersumber pada persekutuan Allah Bapa dengan umat-Nya. Melalui perjamuan kudus yang telah kita terima.
Adakah Dia sudah mengalir dan meresap dalam hidup kita? Berpengaruhkah Dia dalam hidup kita, bagaikan pengaruh minuman anggur yang membuat tubuh kita baik? Artinya: paling tidak pengorbanan-Nya, kasih, damai sejahtera Kristus Yesus itu menghangatkan kasih kita. Pengorbanan-Nya: merelakan kita lebih berkorban lagi, agar hidup ini menjadi sumber berita: “lain dari yang lain”.
· Pujian: “Hidupku bukannya aku lagi, tapi Yesus dalamku”
· Sharing
· Doa
· Pengosongan diri (disisihkan)
· Pujian penutup: KJ.426:1-dst.
Minggu, 8 April 2012
· Doa
· Pujian : KJ. No. 161 / KP. No.31 /NKB. No. 67/PBA. No. 140
· Puji dan Janji :(hari ini).
· Renungan :
“Menyerah Untuk Menang”
Tuhan Yesus bangkit dari antara orang mati. Kubur kosong. Penjaga kubur tidak berdaya. Pucat pasi, lari tunggang-langgang. Itulah kehebatan manusia. Mereka berteriak, gagah perkasa, hanya pada waktu orang menyerah. Mata membelalak, tombak teracung, sepatu berderap, dikala mengantar sang pemenang yang waktu itu bagaikan anak domba yang dibawa kepembantaian.
Sekarang hari Paskah. Kita merayakan Tuhan Yesus Kristus bangkit dari kubur. Ia mengalahkan kuasa maut. Jagankan keperkasaan dunia dan laskar-Nya, kuasa maut yang merenggut hidup manusia dikalahkan-Nya. Tiada lawan, yang lain kalah, seperti sebuah ucapan reklame. Tetapi peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus dari antara orang mati, bukan sebuah “reklame”. Yesus adalah Tuhan. Juruselamat dunia. Buah sulung dari kebangkitan orang mati. Dia pernah menyerah. Tetapi bukan menyerah kalah, namun menyerahkan hidup-Nya bagi dunia, agar manusia yang mati memperoleh hidup. Itu yang menjadi perjuangan-Nya. Dan Dia telah mengalahkan maut. Sekarang Dia menjadi pemenang. “menyerah untuk menang”. Kristus berkata: Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut. Dia pemegang kunci. Bagi kita yang percaya tidak cukup hanya percaya dan bangga. Mari kita memberitakan kuasa kasih Kristus yang hidup ini, kepada dunia.
· Pujian: KJ. No.166/NKB no. 91/KP 109/PBA no. 145
· Sharing
· Doa
· Pengosongan diri (disyukuri)
· Pujian Penutup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar