PENELAAHAN ALKITAB PEMUDA
DALAM RANGKA HUT GKPB KE 81
Thema :
“Menjadi Gereja Yang
Bertumbuh Bersama Masyarakat”
Sub Thema :
“Bertumbuh dalam Kasih Karunia dan
Pengampunan”
Bahan : Yesaya 1: 1-31
Tema
generatif yang disiapkan berdasarkan Yesaya 1: 1-31 adalah Sejatikah ibadahku?.
Tema ini diangkat berdasarkan kenyataan zaman sekarang, di mana ibadah
seringkali dianggap hanya sebagai rutinitas belaka tanpa dihidupi, tanpa
dijiwai. “Yang penting saya hadir” atau “yang penting saya memberi persembahan”
merupakan ungkapan yang sudah tidak asing di telinga kita. Padahal, ibadah
merupakan salah satu sarana manusia bertemu dengan Sang Pemberi Hidup dan
sesama penerima hidup. Banyak orang seringkali lupa bahwa ibadah ialah
mempersembahkan hidup yang apa adannya di hadapan Sang Pemberi Hidup; ibadah
juga sebagai sarana untuk manusia mengucap syukur untuk segala sesuatu yang
telah Tuhan anugerahkan. Karena terlalu terbiasa inilah ‘jiwa ibadah’
perlahan-lahan menguap. Selain itu, pemahaman orang akan ibadah hanya seputar
di gereja, di wilayah pelayanan, tanpa menyadari bahwa melayani orang yang
membutuhkan uluran tangan kita (orang miskin, yatim-piatu, dll) pun termasuk
ibadah. “Sejatikah ibadahku?” Sekiranya dapat ‘menyentil’ hati nurani
kita yang terjebak dalam formalitas dan sikap individual tingkat tinggi.
Yesaya 1
merupakan bagian dari kitab Proto/pertama Yesaya, nubuat dari nabi Yesaya
sebelum bangsa Israel dibuang ke Babel. Letak Israel saat itu sangatlah
strategis untuk perdagangan sehingga menambah potensi dan kekayaan Negara. Oleh
karena itu, timbullah golongan pedagang yang kaya dan berpengaruh. Mereka
inilah yang turut mempengaruhi para pemimpin dan pejabat sehingga menimbulkan
gejolak-gejolak sosial dan kemerosotan moral, kesenjangan yang sangat antara si
kaya dan si miskin, pelecehan keadilan dan kebenaran dan sebagainya.
Suasana
yang bisa dikatakan begitu ‘cerah’ segera berubah menjadi suram karena ‘awan
gelap’ yang menudungi mereka. Awan gelap yang dimaksud yaitu timbulnya adikuasa
baru yang datang dari Timur Laut, yaitu Asyur. Pada awalnya Israel Utara yang
jatuh ke tangan Asyur – Yehuda mengalah terhadap Asyur sehingga masih bisa
selamat. Namun pada akhirnya, Yehuda pun memberontak terhadap Asyur dengan
bantuan Mesir. Di situasi inilah Yesaya muncul dan memberikan pesannya. Yesaya
menasihatkan agar Yehuda tetap bersandar hanya kepada Tuhan, dan jangan kepada
Negara lain.
Yesaya 1
: 1-31 merupakan rangkaian dari tema besar Nubuat-nubuat mengenai Yehuda dan
Sion (1:1-5:30). Yesaya 1 sendiri berbicara beberapa tema berbeda sekaligus
yaitu Pengeluhan Tuhan tentang kefasikan umat-Nya (1:2-9), Seruan untuk
meninggalkan ibadah yang sia-sia (1:10-20), hukuman yang mengerikan atas Israel
(1:21-28), dan kultus kesuburan Kanaani yang sia-sia – Baalisme (1: 29-31).
Dalam PA
ini, akan dibahas secara mendalam adalah Yesaya 1: 10-20, seruan untuk
meninggalkan ibadah yang sia-sia, namun tidak meninggalkan tema-tema yang lain
sepenuhnya, karena tema lain turut membangun konteks perikop yang telah
dipilih.
Ayat 2-9,
digambarkan keluhan Tuhan terhadap kefasikan umat-Nya, umat yang dianggap
sebagai pilihan-Nya. Betapa kecewanya Tuhan terlihat dari kata-kata-Nya yang
tidak lagi menyebut “umat-Ku” terhadap bangsa Israel melainkan “bangsa yang
berdosa” istilah yang hanya dipakai untuk bangsa “kafir”, bangsa selain Israel
yang adalah am YHWH. Ini juga menunjukkan bahwa Israel benar-benar sudah
murtad sama sekali. Oleh karena itu, pada ayat 10-20, nabi memperserukan
pertobatan bagi bangsa Israel.
Pada abad
ke-8 SM merupakan zaman yang makmur bagi Negara di Timur Tengah, termasuk
Israel, karena letaknya yang strategis untuk jalur perdagangan. Kekayaan yang
di dapat oleh, terutama pemimpin Israel, sayangnya disalahgunakan dalam ibadah
mereka yang dikatakan penuh kemunafikan.
Ayat
10-15. Jika pada ayat-ayat sebelumnya Israel dinyatakan sarat dengan kesalahan
dan kejahatan, maka dalam ayat ini dinyatakan bahwa inti dosa mereka adalah
ibadah yang penuh dengan kemunafikan terhadap Tuhan. Kehidupan religius mereka
diganti dengan kegiatan munafik yang hanya untuk memuaskan diri sendiri dan
sebagai suatu pamer kesalehan diri sendiri. Hal itu diperlihatkan dengan
banyaknya korban persembahan, pesta-pesta perayaan yang meriah, sambil
menaikkan doa dengan tangan menengadah kepada Tuhan, namun itu semua sia-sia di
mata Tuhan. IA malah sangat membenci perayaan yang mereka adakan, dan
persembahan yang mereka bawa adalah kejijikan bagi-Nya, karena mereka membawa
persembahan dan doa mereka dengan tangan yang berlumuran darah serta mereka
menelantarkan janda dan yatim yang seharusnya diperhatikan (ayat 16-17). Karena
menurut tatanan sosial orang Israel pada zaman dulu, janda dan anak-anak yatim
menduduki kelas sosial yang terendah.
Ayat
16-17, Tuhan menginginkan keadilan bagi anak yatim dan para janda lewat
orang-orang di sekitar mereka. Oleh karena itu yang pertama, Tuhan ingin mereka
(dapat dikatakan para pejabat dan petinggi Israel) bertobat dari segala
tingkahnya yang jahat serta meninggalkan ibadah mereka yang sia-sia karena
meskipun mereka beribadah, mereka tetap berbuat jahat, melakukan praktek
ketidakadilah, membunuh, serta tidak perduli terhadap anak-anak yatim dan para
janda. Oleh karena itu, nabi menyerukan kepada umat untuk bertobat dan lebih
peduli serta mengusahakan keadilan bagi janda dan anak yatim.
Ayat
18-20, berisi pengampunan dosa yang diberikan oleh Tuhan. Berita pengampunan
dosa ini tentu sangat kontras jika dibandingkan dengan ayat yang sebelumnya,
dimana kecaman dan kekecewaan Tuhan sangat nampak. Selain itu di ayat ini diberikan
dua pilihan bagi bangsa Israel yaitu jikalau mereka mau menurut dan mau
mendengar firman-Nya maka dosa mereka yang banyak itu dihapuskan dan dapat
memakan hasil yang baik dari negeri mereka dan jika mereka tetap dengan dosa
mereka, maka tidak ada keselamatan bagi mereka. Bangsa Israel sendiri yang
harus memilih dan menentukan tindakan mereka sebagai respon terhadap anugerah
Tuhan. Nabi pun pada ayat 20 menegaskan bahwa “sungguh, Tuhan yang
mengucapkannya” secara implisit berkata turutilah kata Tuhan.
Ayat
21-31 merupakan hukuman atas Yerusalem. Hukuman ini diberikan karena kenistaan
Yerusalem. Namun tujuan dari hukum ini ialah menjernihkan dan membangun kembali
Yerusalem.
Kita harus menyadari bahwa ibadah itu bukan saja
mengenai bagaimana membangun relasi yang intim bersama dengan Tuhan saja, tetapi
bagaimana membangun relasi yang baik dengan sesama, terutama sesama yang sangat
membutuhkan kita. Saya secara pribadi akan terlebih dahulu memperbaiki hubungan
kita dengan Tuhan yang selama ini rusak, di mana hanya ada formalitas dan biar
‘dilihat’ orang bahwa kita beribadah tanpa saya menjiwainya, tanpa hati saya
berada dalamnya. Saya bukan siapa-siapa. Dan bila disentil Tuhan pun saya akan
roboh. Secara interpersonal bisa kita mulai dengan menceritakan, setidaknya,
pada keluarga kita tentang apa yang kita dapat dalam PA hari ini. Saya akan
mengatakan kepada mereka bahwa ibadah bukan hal yang biasa-biasa saja, namun
lebih dari yang biasa. Secara sosial-kultural, mungkin kelompok PA ini dapat
mengunjungi anak-anak yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Anak, atau anak yatim
dan orangtua yang di pangti jompo.
Beberapa pertanyaan pengantar dalam diskusi
kelompok.
1.
Berkaitan
dengan Thema pelayanan empat tahun:”Menjadi gereja yang bertumbuh bersama
masyarakat”, apakah yang harus dilakukan oleh kaum muda terhadap masyarakat
yang ada di lingkungan kita.
2.
Berkaitan
dengan thema Hari Ulang tahun GKPB yang ke 81:”Bertumbuh dalam kasih karunia
dan Pengampunan” dan dikaitkan dengan bacaan firman Tuhan yang telah kita bahas
bersama,apakah peran pemuda dalam masyarakat di mana pemuda hadir?
3.
Kita
patut bangga ada semarak ritual dikalangan umat beragama di Bali, atau mungkin
di GKPB secara khusus, bagaimana pandangan anda selaku pemuda, bagaimana dengan
aktualitasnya? Apakah sudah seimbang antara ritual dan aktualitasnya? Atau
keberagamaan hanya sebatas rutual saja? Bagaimana lembaga keagamaan GKPB pada
khususnya melihat kenyataan seperti:kemiskinan, kemerosotan moral dan lain
sebagainya?
4.
Dalam
Persekutuan pemuda/I GKPB apa yang akan anda lakukan ketika melihat fenomena
seperti kemiskinan, pemerkosaan, pencurian dan lain sebagainya?
RTP and Casinos - DrmCD
BalasHapusThe RTP is 96.5% 용인 출장안마 (97.52%). Here 시흥 출장안마 are the casinos that you 계룡 출장마사지 should look 부천 출장샵 out for. RTP for casinos is 96.51%. 전주 출장안마