PENJELASAN TEMA DAN SUB TEMA GKPB
Thema:
“Menjadi Gereja yang Bertumbuh Bersama Masyarakat”
Sub
Thema:
”Bertumbuh
dalam Kasih Karunia dan Pengampunan”
Empat tahun kedepan pelayanan
kita akan berpijak pada Thema: ”Menjadi
Gereja Yang bertumbuh Berama Masyarakat”. Dengan
perobahan kalimat dalam thema ini, tidak berarti bahwa kita meninggalkan thema: ”Menjadi Gereja yang Missioner dalam empat
tahun pelayanan kita yang lalu. Tetapi kita melanjutkan semua pelayanan yang
telah kita lakukan di masa lalu, dan
dalam empat tahun kedepan ini kita akan focuskan pada “Bertumbuh bersama
masyarakat”. Untuk sampai pada penjabaran thema tersebut dalam bentuk kegiatan
pelayanan dan juga perayaan-perayaan yang kita laksanakan, maka dalam
kesempatan ini, khususnya dalam merayakan hari ulang tahun GKPB yang ke 81
mengambil sub Thema: ”Bertumbuh
dalam Kasih Karunia dan Pengampunan”. Bersama dengan Tim penyusun materi HUT
kami menggumuli bahwa kata bertumbuh adalah suatu proses yang berkelanjutan,
yang kita sadari banyak factor yang mempengaruhi “pertumbuhan” tersebut. Secara garis besar dapat kami
lihat ada dua factor yang dominan yakni factor internal dan ekternal. Untuk dapat mengalami pertumbuhan iman,
kita harus tekun belajar dan mengisi diri dengan Firman Tuhan, kita harus
benar-benar mengalami kasih Karunia Tuhan. Kerap kali kita tidak sadar bahwa
kita adalah orang-orang yang berbahagia, karena kita diberi kasih karunia oleh
Tuhan. Siapakah kita sehingga kita
dikasihi oleh Tuhan? Bukankah kita
adalah pendosa? Kita perlu kembali merenungkan kasih karunia Tuhan yang begitu
agung dalam kehidupan kita. Tuhan
telah mengasihi kita tanpa syarat. Untuk bisa menjalani hidup sebagai orang
yang telah menerima kasih karunia, factor yang tidak kalah pentingnya untuk
kita perhatikan dalam hidup adalah pengampunan.
Pengampunan menjadi syarat
mutlak, karena justru dengan mengabil keputusan untuk mengampuni disitulah akan
terbuka pintu yang lebar bagi pertumbuhan iman. Dalam sebuah kesaksian yang pernah kami dengan seorang hamba Tuhan dari
Papua memiliki akar pahit degan ayah kandungnya. Dimana ketika ia melakukan
kesalahan dimasa kecilnya, ayahnya menghukumnya sampai ia hamper kehilangan
satu telinganya. Peristiwa itu begitu membekas dalam hidupnya. Ia bertumbuh menjadi seorang anak yang
minder, kasar, sampai akhirnya ia memutusan untuk masuk sekolah Tinggi Teologia.
Ketika ia menjadi seorang pendeta, luka dihatinya masih menganga. Ia mau membalas dendam dengan melupakan
ayah kandungnya. Dan selama ia melayani sebagai seorang pendeta, ia sendiri
merasa tidak ada pertumbuhan iman pada dirinya sendiri, dan ia berpikir bagaimana mungkin ia dapat mengantar jemaatnya
untuk mengalami pertumbuhan rohani? Ketika ia mengmbil keputusan untuk bertemu
ayahnya yang pada waktu itu dalam keadaan sakit keras dan bertekad untuk
mengampuninya, dan setelah semuanya itu terjadi, maka ia dapat menyaksikan
berkat Tuhan yang luar biasa dalam pelayanannya. Jemaat yang ia layani bertumbuh dengan dasyat
Belajar dari kisah nyata ini, dalam merayakan
hari ulang tahun yang ke 81, adalah penting bagi kita untuk merenungkan bahwa
kita ada seperti sekarang ini adalah karena Kasih Karunia Tuhan. Dan orang yang
dapat mengalami kasih karunia Tuhan adalah orang yang bersedia untuk
mengampuni. Memang berat, tetapi itulah syarat yang harus kita penuhi. Dalam
perjalanan sejarah bergereja dan berjemaat,pasti banyak tantangan yang kita
hadapi.Terkadang kita bersitegang, berbeda pendapat/pandangan. Tetapi itu semua
terjadi dalam proses kita bertumbuh di dalam iman. Pesatnya laju pertumbuhan ekonomi
industry, dan semakin besarnya dampak modernisasi, mau tidak mau gereja
harus mengambil peran dalam hal ini. Sadar akan arah perobahan yang tidak
selamanyaberdampak positif, maka gereja
harus mengambil langkah antisipasi dan juga aksi yang nyata yang dapat menjawab
tantangan dan kebutuhan warga gereja dan masyarakat. Karena itu kami di Tim
memikirkan langkah nyata yang dapat kita lakukan dalam rangkaian HUT GKPB ke 81
tahun ini :
-
Selama sepekan kita akan mengumpulkan pengosongan diri, yang mana
akan diperuntukkan untuk pembangunan monument/tugu Yeh Poh, sebagai tempat awal
sejarah kekristenan di GKPB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar