PENELAAHAN ALKITAB WARGA SENIOR
Thema :
“Menjadi Gereja Yang
Bertumbuh Bersama Masyarakat”
Sub Thema :
“Bertumbuh dalam Kasih
Karunia dan Pengampunan”
Bacaan Alkitab: Kejadian 27:1 – 40
PENJELASAN
TEKS
Perikop ini
mengisahkan konspirasi atau persekongkolan antara seorang anak dan seorang ibu
yang “berhasil” mengelabui ayahnya atau suaminya untuk mendapatkan sesuatu yang
dianggap istimewa. Adalah seorang bernama Ishak yang mempunyai istri bernama
Ribka. Dari perkawinan mereka, lahir dua buah hati bernama Esau sebagai yang
sulung dan Yakub sebagai yang bungsu. Suatu ketika Ishak ingin memberikan
berkat kepada Esau, sebelum kematiannya tiba karena usia Ishak yang sudah renta
(Ayat 1 – 4). Berkat yang dimaksudkannya adalah berupa hak kesulungan. Itu
adalah hak istimewa karena hukum jaman dulu memperbolehkan seorang ayah
memberikan bagian harta yang lebih besar kepada putra sulungnya. Hukum Taurat
kemudian menyebutkan bahwa sekurang – kurangnya dua bagian dari harta harus
diberikan kepada putra sulungnya ketika sang ayah meninggal dunia (Band.
Ulangan 21:15 – 17).
Demi mendengar
rencana itu, Ribka segera memanggil Yakub. Mendandaninya bak Esau dan memasakkan
masakan istimewa yang disukai Ishak sebenarnya Ishak agak ragu. Ia berkata,
“Kalau suara, suara Yakub; kalau tangan, tangan Esau” (Aya 22). Jelaslah yang
pandai bersandiwara bukan hanya Ribka sang sutradara, tetapi juga Yakub sang
pemain. Alhasil Ishak pun memberkati Yakub bukan Esau.
Dalam bacaan kita
hari ini tidak dijelaskan kenapa sang ibu lebih memihak kepada si bungsu,
sehingga berinisiatif menipu sang ayah. Yang jelas, pasti ada relasi yang
kurang harmonis antar suami istri yang sudah mulai tua itu. Akar itulah yang
menciptakan persekongkolan antara sang ibu dan si bungsu untuk memperdaya sang
ayah (Ayat 5 – 17). Ribhka telah memakai topeng. Itulah sebabnya ia menyarankan
Yakub memakai topeng juga untuk mengelabui Ishak! Upaya itu berhasil sehingga
ayahnya tertipu. Si sulung kecewa dan merasa dilukai hatinya oleh adiknya. Dan
Esau menjuluki adiknya sebagai penipu. Dan memang dalam bahasa Ibrani, bunyi
untuk kata Yakub mirib dengan kata untuk “menipu” (Ibr: awkab).
PENERAPAN
Penggunaan “topeng”
tak hanya terdapat dalam relasi bermasyarakat. Dalam keluarga banyak orang
hidup memakai topeng. Bersikap manis dihadapan pasangannya, tapi tidak dilubuk
hatinya. Itulah yang terjadi pada pasangan suami istri Ishak dan Ribkha.
Padahal mereka telah melewati masa pernikahan yang cukup lama. Dalam kejadian
63:34 kita tahu bahwa mereka telah 40 tahun lebih menikah. Artinya, kalau
dihitung model pernikahan sekarang, usia mereka telah memasuki senior. Namun usia pernikahan yang panjang tidak
serta merta membuat mereka menjadi pasangan yang ideal. Agaknya ada relasi yang
kurang harmonis, yang membuat Ribkha “bermain dibelakang”. Ribkha telah
menggunakan topeng berwajah manis dihadapan suaminya, tetapi menyimpan agenda
terselubung dihatinya. Disini kita melihat bahwa waktu pernikahan yang panjang
tidak menjamin relasi suami – istri yang terbuka!
Penggunaan topeng
pada pasangan suami istri ternyata berdampak dalam diri anak – anak. Mereka pun
menjadi manusia bertopeng. Dalam kasus Esau – Yakub hal ini terlihat jelas jauh
sebelumnya, terlihat adanya rasa iri hati diantara mereka. Sehingga Yakub
pernah “menjual” roti dan makanan kacang merah seharga “hak kesulungan”. Bisa
saja kita mengatakan Esau tidak menghargai hak kesulungan, akan tetapi “tipuan
manis” Yakub turut berperan itu berarti mereka melihat sesamanya sebagai lawan
bukan kawan.
Warga senior sebagai
sebuah komunitas pun kerap hidup dalam topeng. Entah topeng kebahagiaan:
menceritakan betapa baiknya anak menantunya, padahal tak pernah datang
berkunjung. Atau topeng kesedihan: menceritakan kepedihan karena perilaku anak
menantu, yang sering mengirim uang saku bulanan. Sebagai panutan, orang tua
perlu mengajarkan kejujuran, hingga bertumbuh dan berbuahkan kehidupan yang
berbahagia.
PERTANYAAN PANDUAN UNTUK DISKUSIKAN
1. Menurut Anda, apa yang menjadi motivasi Ribkha menipu
dan memperdaya Ishak yang adalah suaminya sendiri? Bagaimana jika Anda menjadi
Esau apa yang akan Anda lakukan?
2. Perkihakan Ishak dan Ribkha telah berjalan lebih dari
40 tahun, mengapa dalam usia pernikahan yang panjang itu mereka tidak saling
berterus terang? Sejauh mana pengenalan dari pasutri Ishak – Ribkha menurut
Anda?
3. Pelajaran apa yang dapat Anda petik dari kisah Ishak –
Ribkha ini? Apakah Anda masih memakai topeng dalam berelasi dengan pasangan
Anda? Jelaskan!
4. Menurut Anda kebiasaan apa yang akan mendorong setiap
anggota keluarga bertumbuh dalam kasih karunia dan pengampunan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar