PENELAAHAN ALKITAB
KAUM BAPAK
Thema :
“Menjadi Gereja Yang
Bertumbuh Bersama Masyarakat”
Sub Thema :
“Bertumbuh dalam Kasih
Karunia dan Pengampunan”
“HAL PENGAMPUNAN”
Bahan Alkitab : Matius
18:21-35.
Pendahuluan.
Tema pekan HUT ke 81 GKPB pada
tahun 2012 adalah Menjadi Gereja Yang Bertumbuh Bersama Masyarakat dan sub
Temanya : “Bertumbuh Dalam Kasih Karunia Dan Pengampunan”. Melalui tema dan sub
tema ini kita sebagai warga GKPB yang hidup di tengah-tengah masyarakat
diperingatkan agar tidak mejadi warga masyarakat yang eklusif. Sebagai warga
gereja kita harus berperan aktif untuk mewujudkan masyarakat yang rukun dan
damai. Gereja seharusnya menjadi pelopor dalam mewujudkan kedamaian tersebut
berdasarkan kasih dan sikap suka mengampuni seperti sikap Yesus Kristus Tuhan
kita adalah Tuhan yang suka mengampuni. Ketika Ia di salibkan, Ia justru berdoa
: “Ya Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”.
Kita sudah menerima anugerah pengampunan dari Tuhan maka kitapun harus belajar
saling mengampuni.
Perumpamaan Tentang
Pengampunan.
Perumpamaan Tentang pengampunan adalah perumpamaan yang diajarkan oleh
Tuhan Yesus kepada murid-muridNya. Perumpamaan ini menceritakan tentang dosa,
pengampunan dan kasih. Yesus menceritakan perumpamaan ini untuk menjawab
pertanyaan dari Petrus yang bertanya tentang berapa kali ia harus mengampuni
saudaranya yang berbuat salah terhadap dia. Apakah sampai tujuh kali? (ayat 21)
Ia bertanya demikian mungkin karena ia sudah merasa cukup bila telah mengampuni
sampai tujuh kali seperti pengajaran
Yesus yang terdapat dalam Lukas 17:3-4.
Yesus menjawab dengan tegas katanya : “Bukan! Aku berkata kepadamu :
bukan sampai tujuh kali, melainkan tujuh puluh kali tujuh kali (ayat 22).
Bagaimana kira-kira reaksi Petrus saat itu? Bisa jadi ia sangat kaget. Mungkin
ia berpikir mana mungkin? Sebelum Petrus sempat bertanya lagi Yesus melanjutkan
pengajaranNya melalui perumpamaan sebagaimana yang terdapat dalam 23-34.
Dalam
perumpamaan tersebut diceritakan tentang seorang hamba yang tidak
mengenal belas kasihan. Suatu ketika seorang raja menagih hutang seorang hambanya sebanyak sepuluh ribu talenta (perak). Hamba tersebut tidak mampu melunasi hutangnya,
maka sang raja memerintahkan supaya ia dijual beserta anak-isterinya dan segala
miliknya untuk membayar hutangnya. Hamba tersebut memohon belas kasihan sang
raja dan sang raja mengabulkannya dan menghapus hutangnya.
Setelah keluar, hamba tersebut bertemu dengan seorang
hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ketika ia menangkap dan mencekik kawannya itu
dan menagih hutangnya, maka kawan tersebut memohon belas kasihan karena ia
tidak mampu melunasi hutangnya. Tidak hanya menolak mengampuni, tetapi hamba
yang tidak mengenal belas kasihan ini menjebloskan kawannya ini ke penjara
sampai hutangnya lunas.
Mengetahui perbuatannya, maka kawan-kawannya yang lain
sangat sedih dan melaporkannya kepada sang Raja. Raja itupun marah dan ia
menyerahkan hamba yang jahat tersebut kepada algojo-algojo (atau para penyiksa)
sampai hutangnya lunas.
Raja di dalam cerita tersebut melambangkan Allah, dan
hamba yang berhutang adalah manusia yang berdosa. Ketika Allah mau menagih
perbuatan dosa yang dilakukan manusia, maka manusia tidak mampu melunasi hutang
dosa mereka, karena tidak ada yang dapat diperbuat manusia untuk melunasinya.
Allah berhak untuk menghukum manusia karena hal tersebut, namun karena belas
kasihannya, ia mengampuni manusia dan menghapus dosa-dosa mereka (melalui Yesus
yang mati disalibkan menebus hutang dosa dengan darahNya).
Manusia yang tidak tahu berterima kasih bertemu dengan
saudaranya yang berbuat salah kepadanya, tidak mencontoh belas kasihan yang
ditunjukkan oleh Allah, manusia malah menghakimi saudara mereka sendiri tanpa
sedikitpun berbelas kasihan. Ia tidak belajar dari pelajaran yang diberikan
oleh Allah bahwa Ia telah diampuni dan diberi belas kasihan, maka pada akhirnya
Allah akan menghukum orang tersebut yang menindas sesamanya.
Perumpamaan ini disimpulkan oleh Yesus dalam ayat ke-35
demikian : “…
Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu
masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hati.
Pertanyaan;
1. Hal
mengampuni adalah salah satu perintah Tuhan yang mudah untuk diucapkan namun
sangat sulit untuk dilaksanakan. Ceritakanlah pengalaman saudara, apa yang
saudara lakukan kalau orang lain kedapatan bersalah terhadap diri saudara?
2. Jika
kita menyimak perumpamaan Tuhan Yesus tersebut di atas pelajaran apa saja yang
kita dapat pelajari berkenaan dengan hal pengampunan? Bila saudara tetap
bertekad untuk tidak mengampuni kesalahan saudara-saudara kita apakah hal itu
akan mebuat hati saudara bahagia? Ceritakanlah.
3. Berkenaan
dengan Tema dan sub tema HUT ke 81 GKPB yaitu : Tema : “Menjadi Gereja Yang
Bertumbuh Bersama Masyarakat” dan Sub Tema : “Bertumbuh Dalam Kasih Karunia Dan
Pengampunan” sebutkanlah beberapa hal yang mungkin saudara dapat lakukan untuk
mendukung Tema dan sub tema HUT kita!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar