Tema dan Ayat Tahun 2012

TEMA :

MENJADI GEREJA YANG BERTUMBUH BERSAMA MASYARAKAT

Ayat Tahun 2012

Yesus Kristus berkata : " Kekuatan saya dibuat sempurna dalam kelemahan ".









Rabu, 10 Oktober 2012

Liturgi Minggu, 14 Oktober 2012


LITURGI
MINGGU XIX SESUDAH TRINITATIS
           Minggu, 14  Oktober 2012
       Dilayankan oleh  : Pdt. I Putu Widiarsana, MTh.


01.  Nyanyian Pembukaan                 :  Pelengkap Kidung Jemaat 4 : 1 - 2
02.  Votum dan Salam                        :  Pdt. I Putu Widiarsana, MTh.
04.  Introitus                                        :  Yeremia 17 : 14
       Menyanyi                                      :  Kidung Jemaat 367 : 1, 4, dan 6
05.  Mazmur Minggu                           :  Mazmur  32 : 1 -5, 10-11
06.  Doa Pengakuan Dosa                   :  Pdt. I Putu Widiarsana, MTh.
       Menyanyi                                       :  Nyanyikanlah Kidung Baru 10 : 1 - 3
07. Berita Anugerah                            :  Mazmur 103 : 8 - 14
                                    Bersalam-salaman
      Petunjuk Hidup Baru                   :   Efesus 4 : 21 - 32
08. Menyanyi                                       :   Kidung Jemaat 54 : 1, 3, dan 4
09. Pelayanan Firman Tuhan             :  Yakobus 5 : 13 - 16
Doa Firman                             :  Pdt. I Putu Widiarsana, MTh.
Pembacaan Firman                :  Diaken I Made Adnyana
Kotbah                                     : Pdt. I Putu Widiarsana, MTh.
Saat Teduh                              :  Instrumentalia
10. Persembahan Pujian                     :  Persekutuan Kaum  Ibu
11. Pengakuan Iman                            :  Penginjil  Ni Komng Ayu
12. Doa Pembubaran Panitia Revisi Peraturan Suka Duka
13. Doa dan Pelantikan 2 orang Pengurus Suka Duka
14. Menyanyi                                      :  Nyanyikanlah Kidung Baru 213 : 1- 3
15. Berita Jemaat                               :  Penatua I Nyoman Raharja
16. Doa Syafaat                                  :  Pdt. I Putu Widiarsana, MTh.
17. Persembahan                               
            Firman Pengantar                  :  Ibrani 13 : 15 - 16
            Menyanyi                                :  Kidung Jemaat 439
             Doa Persembahan                 :  Penginjil I Wayan Waliya
18. Menyanyi                                      :  Kidung Jemaat 369 : 1 - 2
19. Pengutusan dan Berkat                :  Pdt. I Putu Widiarsana, MTh.
17. Sahutan  Jemaat                           :   Haleluya, Haleluya, Haleluya,  Haleluya,  
                                                               Amin, Amin, Amin

Senin, 08 Oktober 2012

Renungan Harian 06 - 13 Oktobr 2012


Sabtu, 6 Oktober 2012

Tuhan Menebus dan Memperdamaikan

K

ata menebus sering dikaitkan dengan barang-barang yang digadaikan atau hutang piutang. Sebagai contoh barang perhiasan yang ditaruh dirumah gadai, pada saatnya sipemilik dapat menebus barangnya kembali, setelah mereka mempunyai modal atau tebusan. Selama mereka tidak dapat menebusnya, barang perhiasan emas itu tetap berada dirumah gadai, bahkan kalau sudah jatuh tempo, dapat dilelang dimuka umum. Begitu juga dengan “memperdamaikan”, kita ini sering dikaitkan dengan dua belah pihak yang bermusuhan, atau bertikai. Harus ada seorang yang menjadi pengantara atau duta perdamaian agar kedua belah pihak yang bertikai ini, dapat berdamai satu dengan yang lain. Jadi peranan penebus dan pengantar perdamaian itu sangat penting. Demikianlah berita yang disampaikan oleh kedua bagian ayat-ayat kitab suci, yang kita baca pada hari ini. Melalui kesaksian dari nabi Jesaya dan pengajaran Rasul Paulus, dibuatkan dan digenapi bahwa Tuhan didalam Yesus Kristus telah berperan sebagai penebus dan pendamai…”katakanlah : Tuhan telah menebus Yakub, hamba-Nya”. Sejalan dengan itu, melalui Rasul Paulus ditegaskan…”dan oleh Dialah, Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya…”. Karya ini dibuat nyata dan terbukti. Dan harus diberitakan dan dikatakan  Allah sangat menyayangi umat-Nya, seperti Dia menyayangi Yakub, orang yang diganti namanya menjadi Israel sebagaimana Bapa sayang akan anak-anaknya, begitulah Allah sayang akan umat-Nya. Dia tidak membiarkan umat-Nya, seperti barang yang digadai, yang dapat diperlakukan sewenang-wenang. Ia menebusnya, dan membuat umat-Nya, menjadi umat yang bebas /merdeka. Begitu pula Allah tidak menjadikan orang-orang pilihan-Nya sebagai musuh. Rekayasa ini tidak datang dari manusia, tetapi dari Allah sendiri. Sebagaimana firman hari ini….” Dan oleh Dialah, Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada dibumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan perdamaian oleh darah salib Kristus. Karena itu, tugas kita, yaitu memberitahukan dan menyiarkan kabar baik ini. Tuhan menebus dan memperdamaikan!

Doa        :         Ya Tuhan, pakailah kami meneruskan kabar damai dan penebusan-MU.
 

Minggu, 7 Oktober 2012 

Akhir ditangan Tuhan

 
B

ukan sesuatu yang asing bagi setiap orang, untuk membuat suatu rencana. Setiap orang didalam hidupnya pasti ada satu rencana. Tua-muda, besar-kecil, kaya-miskin, pandai-bodoh, mereka ada upaya untuk meningkatkan kehidupan ini. Didalam satu keluarga, ada keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang tua bercita – cita, memberi dan menyediakan masa depan bagi anak – anaknya. Begitu pula sebaliknya, anak – anak mau membahagiakan orang tua, dengan cara meningkatkan pelayanan dan rasa hormat. Tidak ketinggalan secara organisasi demikian. Apakah organisasi intern jemaat maupun luar jemaat. Ada niat dan tekad, apa saja yang dilakukan agar bermanfaat dan mendapat untung! Sejalan dengan Firman Tuhan hari ini : “Hari ini atau besok, kami berangkat ke kota anu, dan disana kami akan tingga setahun dan berdagang serta mendapat untung!..”. ‘Siapakah yang pernah merancangkan untuk mendapat “rugi?, tidak ada. Persoalannya adalah bahwa: seorangpun tidak ada yang tahu! Tiap – tiap orang boleh mereka – reka dan merancangkan ini dan itu! Berangkat hari ini dan hari besok. Tetapi seorang pun tidak ada yang mengetahui, apa yang akan terjadi  di depannya. Alkitab mengatakan…”Sedang kamu tidak tahu, apa yang akan terjadi besok. Jangankan keuntungan atau kebahagiaan. Hidup mati kita, tidak ada seorangpun yang mengatahui. Karena itu, setiap orang boleh berencana, merancangkan ini dan itu tidak salah. Tapi ingat Firman Tuhan jelas – jelas mengatakan: “Hanya Allah saja yang berkuasa memberi kemenangan atau kekalahan. Tidak berarti, bahwa Allah otoriter, mau menang sendiri. Tidak. Kepada manusia diingatkan akan kehebatannya, sekaligus juga memberi kesempatan kepada manusia untuk memutuskan. Tetap berupaya dengan sekuat-kuatnya, dengan tidak melupakan Dia! Silahkan untuk mengasihi diri sendiri, tapi jangan  pernah lupa, untuk mengasihi Allah, dengan kasih yang mutlak. Akhir segala – galanya bukan pada tangan manusia, tapi akhir di tangan Allah. Dan akhir itu membahagiakan.

 Doa        : Tuhan dalam berencana, mampukan kami mendahulukan Engkau


Senin, 8 Oktober 2012

 

 

Keluar dan Masuk Diberkati Allah

K

eluar dan masuk, merupakan pengalaman hidup tiap orang. Keluar dari pengalaman hidup yang satu, masuk kepada pengalaman hidup yang lain. Bebas dari satu pengalaman yang berat, masuk lagi pada pengalaman yang lain.  Sembuh dari penyakit, mulai mencicil hutang karena biaya – biaya obat. Mendapat untung dari menjual pulsa, habis dipakai untuk mencari obat karena anak sakit. Yang lama pergi, yang baru datang. Ada waktu masuk, ada waktu keluar, dua situasi dan pengalaman kehidupan yang akan terjadi sepanjang perjalanan ini. Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar! Penting sekali peringatan ini. Karena tiada hari tanpa mendengar. Banyak sekali yang kita dengar didalam kehidupan sehari – hari. Mendengarkan yang baik atau mendengarkan yang tidak baik! Kadang – kadang mendengarkan berita yang memberi jalan keluar atau juga dapat mendengar berita yang menyesatkan. Karena itu persoalan sekarang adalah, bagaimanakah kita patut mendengar, dan apakah yang baik untuk didengarkan. Hari ini, kita mendapat jawaban dari Tuhan, melalui hamba-Nya Musa. Yang memberi pengajaran kepada umat Tuhan. Dia mengatakan: “Jika Engkau baik – baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya. Maka …… diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar….. ! Melalui Firman Tuhan ini kita menemukan solusi yakni jalan keluar. Yang pasti kita memiliki pengalaman masuk dan keluar dalam masalah kehidupan. Kepada umat, Musa menegaskan dengarlah suara Tuhan. Umat diajarkan untuk mendengar Firman Allah bukan mendengar yang lain. Dan didalam mendengarkannya harus baik – baik: tidak boleh asal-asalan; atau setengah – setengah. Ditegaskan lagi mendengar saja belum cukup, namun harus melakuakan dengan setia segala perintah-Nya! Pastilah kita sudah mendengar dan melakukannya. Tetapi sebagaimana nasihat  supaya kamu lebih bersungguh-sungguh lagi melakukannya “(1 Tes 4: 10). Apakah ada manfaatnya? Jelas sekali dalam Firman Tuhan:…… “Maka diberkatilah engkau, pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar! Dalam sakit dan sehat, untung dan rugi, suka – duka, apa saja, dalam “Mendengar dengan taat dan setia melakukan Firman Allah, ia akan memberi berkat-Nya.

 

Doa        :         “Tuhan tinggallah dalam keluar dan masuk dikehidupanku”

 Selasa, 9 Oktober 2012

Menyanyilah bagi Tuhan

N

yanyian merupakan ungkapan hati terhadap suatu pengalaman hidup. Misalnya kita sedang ditinggal kekasih,..” kita akan menyanyi : patah hatiku jadinya…”, kalau kita mengalami kedukaan, kita akan menyanyikan lagu “kekuatan serta penghiburan”. Dan ada banyak lagi alasan-alasan kita menyanyi dan mau menyanyi bagi Tuhan. Hari ini kita mendengarkan apa yang menjadi isi janji dari masa atas pengalaman yang gemilang, yang dikerjakan Allah bagi umat-Nya. “ Aku mau menyanyi bagi Tuhan, sebab Ia telah menang dengan gemilang. Musa megalami sendiri bersama umat Tuhan apa akibat dari menjalankan perintah Tuhan. Tuhan memerintahkan musa untuk memakai tongkatnya memukul Sungai Yordan. Dan Tuhan membuat air sungai itu terbelah menjadi dua bagian, sehingga Israel dapat berjalan ditanah yang kering dan menyeberangi laut Teberau. Jadi nyanyian ini adalah nyanyian merayakan kemenangan Allah, dilaut merah atas kuasa-kuasa Mesir. Pujian yang mau dinaikkan oleh Musa dan Israel merupakan pujian dan ucapan syukur atas keagungan, kesetiaan Allah kepada umat-Nya. Sejalan dengan itu, pembebasan dari Mesir dan penyeberangan di Laut Kolzom, melambangkan dan membuat kemenangan umat Allah atas kuasa-kuasa jahat (Iblis) yang digenapi didalam diri Tuhan Yesus Kristus. Sebagaimana ditulis oleh Rasul Paulus : “Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus, untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpuji-terpujilah kasih karunia-Nya”. Kepada umat Epsus, Paulus menegaskan apa artinya umat dihadapan-Nya. Tidak hanya pada zaman Musa, Allah memilih dan mengasihi Umat-Nya, serta berbuat perkara-perkara yang ajaib. Melampaui peristiwa Laut merah, melalui salib-Nya Yesus Kristus yang diutus oleh Allah, telah menyeberangkan umat-Nya dari perhambaan dosa, memasuki kehidupan sebagai umat pilihan yang disebut-Nya sebagai anak-anak. Mereka dijadikan sebagai ahli waris tanah Kanaan yang kekal, yang melampaui susu dan madu yaitu hidup yang kekal. Karena begitu hebat karya-Nya yang mewarisi kemenangan gemilang. Maka tidak ada alas an untuk kita umat-Nya, untuk tidak menyanyi.


Doa        :         “Menyanyilah bagi Allah, hai anak-anak-Nya”


 Rabu, 10 Oktober 2012

 
Memperkosa, pikirkanlah

 
M

endengar kata “memperkosa”, sering pikiran kita hanya sampai pada hal-hal yang ada hubungannya dengan “perbuatan asusila”. Perbuatan brutal seorang laki-laki dengan seorang “gadis” dibawah umur. Tidak salah, sebab itu sering terjadi di dalam pergaulan-pergaulan insan di dunia ini. Ternyata apa yang kita dengar hari ini jauh lebih luas dan Ilahi. Bagian dari ayat kitab suci, yang menjadi sajian hari ini, merupakan peraturan dari Allah terhadap umat Israel, yang pernah disampaikan pada waktu umat di Gunung Sinai. Musa memberikan firman Tuhan ini sebagai rambu-rambu yang patut ditaati oleh umat, untuk melindungi hubungan sesama umat dan juga kepada Allah. Arahnya tentulah tertuju pada umat agar setia pada perjanjian dengan Allah, yang diwujudkan didalam kesetiaan mereka kepada sesama umat. Terutama sekali dalam kaitannya dengan orang-orang yang tidak berdaya, yaitu mereka yang dikatagorikan miskin. Apa yang mendasarinya ? kita patut kembali pada Firman Tuhan yang berbunyi : “Perintah ini kita terima dari Dia: Barang siapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya” (1 Yoh4:21 ). Kasih kepada Allah patut diwujudkan pada kasih terhadap sesama saudara. Tidak seorang pun dapat mengingkari akan perjanjian Allah. Allah berjanji untuk mengasihi umat-Nya, begitu juga umat berjanji untuk mengasihi Tuhan dan sesamanya.Kapan terjadi pelanggaran akan perjanjian ini, disitulah terjadi pemerkosaan. Sebab salah satu sudah tidak setia dengan pasangannya. Sebagaimana digambarkan didalam Kidung Agung, yang menunjuk pada “keintiman” jasmaniah diantara seorang wanita dengan kekasihnya. Dia tidak ingin keintiman terjadi, sebelum ada hubungan nikah. Dan apabila hubungan nikah terjadi, dikatakan : “kegairahan gigih seperti dunia orang mati. Luar biasa. Mereka yang menikah masing-masing telah mengalami kecemburuan gigih seperti kuburan. Artinya : kasih yang birahi, sama seperti kuburan, dari tempat ini tak seorangpun dapat melarikan diri. Begitulah ikatan janji Allah bagi umat manusia, dan begitu juga sesama bagi sesamanya, mereka tidak dapat melepaskan diri dari “harus mengasihi”, “semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil…pikirkanlah”.

Memperkosa, pikirkanlah!


Doa        :         “Ya Tuhan, mampukah kami menjadi pasangan yang setia”


Kamis, 11 Oktober 2012

 

Jangan Hidup Dalam Dosa


B

anyak orang yang merasa biasa-biasa saja ketika ia melakukan dosa. Seakan-akan dosa atau pelanggaran merupakan sesuatu yang lumrah terjadi dalam kehidupan manusia. Padahal orang tersebut rajin dan taat beribadah, bahkan di KTPnya tertera : Beragama Kristen Protestan. Sungguh ironis, jika kehidupan orang percaya belum sepenuhnya diperbaharui oleh kebenaran Firman Tuhan. Fenomena ini menggambarkan betapa “keringnya” kehidupan beragama kita. Ibadah sering dipahami sebagai sebuah ritual belaka, yang tidak berdampak langsung dalam kehidupan sehari-hari. Ketaatan dan kesetiaan pada Firman Tuhan hanya terjadi dalam lingkup gedung gereja, setelah keluar dari gedung gereja kita kembali menjadi diri kita yang sebenarnya, masa bodoh dengan dosa dan kebenaran Firman Tuhan, yang penting kita bisa bahagia dan sukses. Entah cara atau jalan untuk memperoleh kesuksesan itu tidak berkenan di hadapan Tuhan, kita tidak ambil pusing yang penting “Gue Happy”.

Kehidupan seperti itu, sesungguhnyatidak bisa menggambarkan status kita sebagai pewaris kerajaan Allah. Bila hidup kita terus berlumuran dengan dosa-dosa, maka sesungguhnya kita belum menerima dan mengalami karya penebusan Kristus. Lalu, apa yang harus kita lakukan? Bertobat dan berbalik dari kehidupan yang penuh dengan Dosa menuju hidup baru dengan komitmen untuk menjalani hidup ini dalam terang kebenaran Firman Tuhan. Oleh karena itu, sangat penting untuk membersihkan hati dan kehidupan kita dari segala bentuk kejahatan, pelanggaran, dan dosa. Sebab Kristus sudah menebus dan membayar lunas segala dosa-dosa kita. Sejatinya seluruh aspek kehidupan mesti dilandasi dan diterangi oleh kebenaran Firman Tuhan. Bukan hanya saat berada dalam gedung gereja, tetapi juga saat berada dalam ruang-ruang kehidupan yang lain : di rumah, di kantor, di pasar, di mana saja. Jangan tinggalkan Firman Tuhan dalam gedung gereja, tetapi kenakanlah selalu sebagai “perisai” dan penuntun kehidupan kita  sehari-hari. Apakah saudara sudah tidak hidup lagi dalam dosa? Mari membuka diri, hati dan kehidupan kita untuk selalu diituntun oleh Tuhan.. jangan hidup dalam dosa!!

Doa        : Ya Tuhan, kami mengaku di hadapanMu bahwa hidup kamu penuh dengan dosa. Kami mohon pengampunanMu dalam nama Tuhan kami Yesus Kristus. Amin.

Jum’at 12 Oktober 2012

                                      Jangan Takut, Tanganmu Dipegang Tuhan

 
K

etakutan merupakan bagian kehidupan manusia, oleh karena itu hampir setiap orang pernah mengalami dan merasakan ketakutan. Memang banyak hal dalam hidup ini yang bisa membuat kita menjadi takut. Kita takut pada kegagalan,  takut ada ketidakpastian masa depan, takut pada masalah-masalah yang seketika menjadi “badai” yang dapat memporak-porandakan kehidupan kita. Serta berbagai sumber ketakutan kehidupan yang lain. Hidup dalam bayang-bayang ketakutan merupakan kehidupan yang tidak menyenangkan, sehingga tidak ada satu orangpun yang merindukan kehidupan yang selalu diliputi oleh ketakutan. Lalu, bagaimana  supaya kita bebas dan lepas dari bayang-bayang ketakutan? Ternyata Allah yang kita imani dan yang kita sembah adalah Allah yang penuh dengan cinta kasih, yang senantiasa memberi dan meneguhkan pengharapan kita tatkala hidup kita penuh dengan ketakutan. Allah yang akan senantiasa memegang tangan kita, sehingga sekali-kali kita tidak akan pernah dibiarkan sendirian bergumul dalam ketakutan kita. Apa artinya, Allah memegang tangan kita? Artinya adalah Allah senantiasa setia dalam memelihara kehidupan kita. Ada jaminan dan pengharapan  yang Allah akan berikan kepada orang yang tangannya dipegang oleh Tuhan. Pertanyaannya adalah bagaimana supaya Allah terus memegang tangan kita? Caranya adalah membangun relasi yang dinamis dengan Allah dalam keseluruhan aspek kehidupan kita. Dengan dasar pijakan bahwa kita sungguh-sungguh sangat bergantung hanya padaNya. Inilah iman yang sejati : yaitu ketika kita sadar dan mengakui ketergantungan kita secara mutlak hanya pada Allah. Tanpa campur tangan Allah dalam kehidupan kita, maka kita tidak lebih dari butiran debu yang tidak memiliki arti.

Namun, ada orang yang mengalami ketakutan tetapi mencari sumber kelepasan dengan berpaling dari Allah menuju pemujaan harta benda, jabatan, prestasi,serta kekuatan-kekuatan sekuler yang lainnya. Mereka menganggap bahwa melalui semuanya itu, mereka akan dibebaskan dari ketakutan. Benarah demikian? Justru ketakutan akan semakin besar dan meningkat. Hanya ketika tangan kita dipegang oleh Tuhan, maka kita tidak lagi memiliki ketakutan pada apapun dan siapaun juga. Sebab, Allah sendiri yang akan memampukan kita untuk menghadapi segala perkara dalam kehidupan kita. Bahkan, ketika Tuhan memegang tangan kita, itu berarti jaminan kehidupan akan kita alami. Kita akan “dibangkitkan” dari ketakutan menuju sukacita dan damai sejahtera. Sudahkah tanganmu dipegang olehNya?

 Doa        : Pegang selalu tanganku ya Tuhan , supaya saya kuat dan tegar menghadapi perkara hidup ini. Dalam nama Yesus Kristus. Amin .
 

Sabtu, 13 Oktober 2012


Tuhan Memulihkan dan Menyelamatkan!

B

ila diperhadapkan pada penderitaan dan kesulitan hidup, tentu kita akan mengharapkan supaya hidup kita segera lepas dari situasi seperti itu. Bila menderita sakit, tentu kita ingin segera dipulihkan; bila kita sedang mengalami penderitaan, maka harapan kita adalah mengalami kebahagiaan. Inilah impian atau harapan dari semua orang. Siapakah yang sungguh-sungguh bisa memulihkan, membebaskan, serta menyelamatkan hidup kita? Atau jangan-jangan tidak ada yang bisa memberikan jaminan untuk memulihkan dan menyelamatkan hidup kita? Sudah menjadi catatan sejarah perjalanan hidup umat manusia, bahwa sering kali manusia menggantungkan harapannya untuk mengalami pemulihan dan penyelamatan pada ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sejarah mencatat bahwa IPTEK ternyata gagal memenuhi harapan manusia. Lihatlah kehidupan kita saat ini. Kemajuan IPTEK dan peradaban umat manusia yang sungguh fenomenal, ternyata menyisakan kepiluan, ketidakadilan, penindasan, dan berbagai persoalan-persoalan kemanusiaan lainnya. Kemajuan IPTEK  ternyata tidak mampu memberikan ketenangan dan kebahagiaan sejati bagi manusia. Mengapa? Sebab manusia membutuhkan sesuatu yang lebih dari IPTEK yang bisa dijadikan sebagai dasar dan pegangan dalam mengarungi samudera kehidupan. IPTEK, misalnya belum dan tidak akan pernah dapat memulihkan dan menyelamatkan hidup manusia. Kehampaan tersebut hanya  bisa diisi oleh janji pemulihan dan penyelamatan dari Tuhan.

Tuhan sendirilah yang akan memulihkan dan menyelamatkan manusia. Tuhan sendirilah yang akan “berjalan di persimpangan-persimpangan jalan hidup manusia” untuk mengumpulkan mereka yang teraniaya dan tertindas oleh belenggu-belenggu yang mengikat mereka. Tuhanlah yang berkompeten penuh untuk memulihkan dan menyelamatkan manusia. Sehingga tugas dan tanggungjawab kita adalah menerima dan merespon janji pemulihan Tuhan yang sudah dikaryakan Kristus. Saat kita mengalami pemulihan dan penyelamatan melalui Kristus, maka hidup kita tidak akan lagi terbelenggu oleh dosa sehingga kita akan mampu dan dapat menjadi manusia seutuhnya sesuai yang dikehendaki Allah saat Ia menciptakan kita. Bila saat ini, kita sementara menderita dan mengalami kesulitan, datanglah pada Tuhan dan bawalah segala perkara hidup kita, maka pemulihan akan segera kita alami. Kita akan menerima dan mengalami janji Allah untuk memulihkan dan menyelamatkan kita.

Bacaan alkitab : Matius 5:17-24; Ratapan 3:1-33                                                                             
 
Doa        : kami datang kepadaMu ya Tuhan membawa segala pergumulan kehidupan kami. Pulihkan dan selamatkan kami ya Tuhan. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

 

 

 

Renungan Harian 01-05 Oktober 2012


Senin, 1 Oktober 2012

Waktu Perkenanan Tuhan

S

atu Oktober, diperingati sebagai hari Kesaktian Pancasila. Tidak seseorang pun boleh melupakannya. Baik yang sudah lahir atau yang belum waktu peristiwa yang tragis itu. Kita patut bersyukur kepada Tuhan Yesus atas keselamatan untuk Negara Republik Indonesia, yang bebas dari malapetaka. Hari Kesaktian Pancasila, Siapakah sesungguhnya yang sakti dan berkuasa? Tidak ada yang lain, Dialah Gunung Batu tempat perlindungan, Tuhan Yang Agung.

Mengandalkan Allah dan mengalami kebaikan-Nya secara pribadi sangat diperlukan untuk ketekunan kita di dalam beriman. Selaku orang percaya kita mungkin mengalami pencobaan berat, namun tidak ada yang dapat membuat kita putus asa dan kalah, selama kita terus memandang kepada Allah dengan iman dan pengharapan. Di tengah kegelapan kita harus “Menantikan Tuhan”, menghampiri Dia dan tetap teguh melalui roh-Nya. Itulah pengalaman dari Sang Pemazmur. Karena itu dia berucap “ Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan, di negeri orang-orang yang hidup. Daud mengakui bahwa yang sakti itu Tuhan. Dialah sumber perlindungan yang terjamin. Dan yang penting untuk diingat perbuatan-Nya itu, adalah “hari ini”. Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu, sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu”. Waktu perkenanan Tuhan itu, adalah hari ini, bukan besok. Artinya : tiap – tiap hari itu dipenuhi dengan perkenanan Tuhan, kebaikan Tuhan. Tidak ada hari tanpa kebaikan dan penyelamatan Tuhan.

Hari ini, harinya Tuhan. Hari ini, hari kebaikan Tuhan. Hanya ada syaratnya. Baca dengan baik – baik, apa yang menjadi isi dari kitab Wahyu 14:4-7; antara lain: “tidak mencemarkan diriNya….., mereka adalah: orang – orang yang mengikuti Anak Domba…”, dalam mulut mereka tidak terdapat dusta….” Pujilah Dia, Dialah yang berkenan mengasihi orang yang mengasihi Dia…

 

Doa        :         Tuhan, berkenanlah akan hidup kami!

Selasa, 2 Oktober 2012

Beritakan dan Ajarkan

S

etiap orang percaya, pasti mengenal Tri-Panggilan Gereja, yaitu: untuk bersekutu, bersaksi dan melayani. Tidak seorangpun melupakan tugas yang mulia ini. Apalagi mengabaikannya. Setiap hari kita boleh giat dan rajin bekerja, tapi jangan lupa akan tugas untuk memberitakan kabar baik. Di dunia ini kita tidak boleh menghabiskan waktu dan tenaga kita hanya untuk perkara-perkara sementara. Tetapi juga sebagaimana isi kitab suci: “Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semangat itu akan ditumbuhkan kepadamu” (Matuis 6:33).

Kalau kita mau mendahulukan Tuhan, segalanya akan dapat kita jalankan dan Tuhan pasti akan memberi upah. Itulah yang patut menjadi keyakinan kita masing – masing. Bahwa disamping adanya tangung – jawab, kita juga terpanggil untuk menjadi utusan. Apalagi sebagai orang percaya, sekarang mengemban tugas: “Menjadi Gereja yang bertumbuh bersama masyarakat”. Pemberian jasanya hari ini penting untuk direnungkan dan dilaksanakan. “Tuhan telah mengutus aku, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan dari hari pembalasan Allah kita”. Adakah yang patut dibalas oleh Allah terhadap perbuatan kita? Kalau kita tidak pernah tersenyum dengan tetangga, bagaimana mereka membalas dengan senyuman? Kalau kita pernah menabur kebaikan, kita pasti menerima balasan kebaikan.

Sejalan dengan itu, kita juga diingatkan tentang perbuatan Tuhan Yesus. Ia pergi ke bait Allah dan mengajar orang banyak. Dia menyampaikan kabar baik, agar tidak seorang pun hilang. Berita keselamatan terus diperdengarkan. Bagi mereka yang mendengar dan percaya, akan selamat. Marilah melalui membaca kitab suci hari ini, kita tidak hanya mendengar perbuatan Nabi – Nabi dahulu, tapi berkomitmen juga, dan berkata : “Tuhan telah mengutus aku, untuk memberitakan Tahun Rahmat Tuhan”.

Doa        : Ya Tuhan, utuslah kami, agar dapat bertumbuh bersama masyarakat.

1)        Rabu, 3 Oktober 2012


Disembuhkan dan Diampuni

H

idup manusia diliputi oleh dosa. Tidak seorang pun terbebas dari dosa. Dan itu merupakan warisan sejak manusia terlahir ke dalam dunia ini. Manusia mewarisi penderitaan, sakit-penyakit, bahkan kematian. Itu ada oleh karena adanya dosa. Siapakah yang dapat menyangkalnya? Apakah ada orang yang dapat menghindar daripada-Nya? Tidak, seorang pun tidak. “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:23).

Karena dosa hidup ini tidak cemerlang lagi. Artinya kapan dosa itu, berbuahkan dosa, wajah  manusia tidak cerah lagi. Bahkan hidup ini tidak ceria bahkan suram-durja. Karena itu jangan biarkan dosa ini meraja-lela didalam hidup ini. Sebagaimana yang diungkapkan Daud di dalam Mazmur-Nya. “Tuhan, kasihanilah aku, sembuhkanlah aku, sebab terhadap Engkaulah aku berdosa”. Tidak jelas entah apa penyakit yang dialami oleh Pamazmur. Dan juga entah apa yang menjadi dosa Daud. Tetapi yang tegas disini, adanya permohonan doa untuk penyembuhan saja.dan bagi orang yang membutuhkan penyembuhan dengan sungguh – sungguh hati, dari Allah akan memperolehnya. Sebab Allah mempunyai perhatian khusus terhadap orang yang lemah dan tidak berdaya, dan ia memberkati orang yang menunjukkan kasih setia kepada yang membutuhkan. Dan itulah yang menjadi pengalaman Pemazmur. Sehingga dengan tegas ia berani mengatakan: “Tuhan kasihanilah aku, sembuhkanlah aku, sebab terhadap Engkaulah aku berdosa.

Sejalan dengan pengalaman Daud, begitulah juga bagi: “Orang – orang yang datang kepada-Nya membawa orang lumpuh….”. Mereka mendapat pertolongan. Tuhan Yesus menyambuhkan mereka. Mereka mendapat belas kasihan dari Tuhan. Karena itu, siapa saja yang dalam penderitaanya, baik jasmani maupun rohani, apabila mau meninggalkan dosa dan memohon kesembuhan dan pengampunan dari Tuhan Yesus, pasti memperolehnya.

 
Doa        : Ya Tuhan, sembuhkan dan ampunilah kami dari penyakit dan dosa!
 

Kamis, 4 Oktober 2012 

Menumbuhkan dan Membuat Berhasil

N

ormal sekali, kalau setiap orang berangan – angan terhadap apa yang diperbuatnya berhasil. Seperti contohnya: setiap orang yang belajar pasti menghendaki keberhasilan. Menanam pohon mangga, pasti menginginkan buah mangga, dan banyak contoh – contoh lagi, yang gampang untuk dipahami. Tetapi adakah sesuatu yang dapat kita pahami lebih mendalam lagi untuk dijadikan pelajaran imam? Persoalan tumbuh dan berhasil bukan sesuatu proses yang gampang. Dia membutuhkan usaha, kerja keras, dan kedisiplinan, serta kesetiaan. Agar berhasil diperlukan usaha – usaha yang tidak mengenal lelah. Juga melakukannya dengan tekun dan kepercayaan kepada Tuhan.

Disamping itu juga, didalam menanti keberhasilan diperlukan penyerahan diri dan penyadaran, bahwa bukan kita yang utama tetapi Tuhan. Atas pengalaman – pengalaman kehidupan setiap hari ini, kitab suci sudah menceritakan dengan sangat jelas. Yusuf tinggal di rumah Potifar. Istrinya pastil cantik karena ia istri seorang majikan. Tapi itu tidak penting. Yang penting disini adalah Tuhan membuat pekerjaan Yusuf berhasil. Dijebloskan ke dalam penjara tidak penting! Bagi kita yang terpenting Penyertaan Tuhan. Itulah buahnya. Hasil dari orang yang taat, tekun, dan setia kepada Allah, yaitu seperti yang dialami oleh Yusuf sendiri.

Bagi Yusuf hanya siap berbuat sebagai seorang hamba. Seorang hamba Tuhan, yang hanya menyenangkan hati tuannya. Dengan demikian sang tuan akan membalasnya dengan cara yang amat ajaib. Demikianlah juga pengakuan dari Rasul Paulus: “Aku menanam, Apolos menyiram tetapi Allah yang memberi pertumbuhan”. Paulus hanya seorang hamba, yang melakukan apa yang menjadi tugasnya. Inilah kabar baik, yaitu lakukan tugas sebagai seorang hamba. Hanya hamba Tuhan; selebihnya Tuhan akan menumbuhkan dan membuat berhasil.

Doa        :         Tuhan, jadikan kami, hamba yang melakukan tugas Sang Tuan.

Jumat, 5 Oktober 2012 

Keselamatan Bagi Bangsa - Bangsa

T

anggal 5 Oktober, tercatat didalam Sejarah Bangsa Indonesia sebagai Hari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Berbicara soal Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), kita tidak hanya bicara soal gagahnya, atau seragamnya tetapi berbicara soal fungsi mereka, sebagai pengaman Bangsa Indonesia. Mereka mempunyai tugas untuk menjaga “Keselamatan” bangsa dan rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.- Mereka mempunyai tanggung-jawab menjaga ketentraman bangsa – bangsa. Bangsa – bangsa agar hidup berdampingan dengan aman. Setiap orang diperlakuan dengan adil, diperhatikan hak dan tanggung jawabnya, tapi sesungguhnya, tugas dan tanggung jawab bidang keamanan/keselamatan sering belum mencapai hasil yang maksimal. Keselamatan hanya menjadi impian – impian. Sering muncul pergolakan, pertentangan bahkan peperangan antar bangsa…. Sehingga bukan keselamatan dari damai, tapi yang lainnya….. muncul ketidakadilan, perampasan dan penjajahan. Serta ketidakdamaian. Rupanya keselamatan dan kedamaian dari manusia tidak langgeng. Lalu bagaimana? Alkitab mengatakan: “Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang daripada-Nya, telah mengatakan keadilan-Nya didepan mata bangsa – bangsa. Keselamatan dan keadilan yang bagaimana telah diperkenalkan oleh Tuhan? Melampaui kehebatan ABRI. Tidak hanya dari Sabang sampai Merauke. Ia memperkenalkan keselamatan, dan mengatakan keadilan bagi bangsa – bangsa. Seluruh umat manusia, tanpa kecuali keselamatan yang bagaimana? Tidak hanya menyangkut apa yang kelihatan  dan jasmani, tetapi yang rohani. Bahkan tidak bernilai sementara, tetapi untuk selama – lamanya. Dan yang terpenting keselamatan itu bukan merupakan buatan orang lain, tetapi dari diri-Nya. “Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang daripada-Nya”. “Yaitu keselamatan tanpa pandang. Tanpa perlengkapan senjata perang. Dia berjuang sendiri. Tanpa pedang, dan dia rela untuk ditangkap, dan diperlakukan sebagai penyamun. Dia yang tidak bersalah apapun dipersalahkan. Dia yang tidak berdosa dibuat oleh bangsa – bangsa sebagai berdosa dan dihukum mati. Perbuatan sang pahlawan sejati, yakni Yusus Kristen, menghasilkan keselamatan abadi, bagi bangsa – bangsa yang mendengar dan percaya pada-Nya!
 
Doa        :         Ya Tuhan, biarlah keselamatan yang dari-Mu menjadi milik kami.

 

Liturgi 07 Oktober 2012


TATA IBADAH

MINGGU XVIII SESUDAH TRINITATIS,

PEMBUKAAN BULAN SYUKUR HUT KE-81 GKPB

JEMAAT BETLEHEM UNTAL-UNTAL,

HARI PEKABARAN INJIL INDONESIA (HPII), DAN

HARI PERJAMUAN KUDUS SE-DUNIA ( HPKD )

Minggu, 07 Oktober 2012

Dilayankan oleh : Pendeta I Putu Widiarsana, STh.

 

 

01.   PERSIAPAN DAN PROSESI

a.      Tari “ Malaikat “

b.      Nyanyian Pembukaan                : Kidung Jemaat 15 : 1 - 3

c.        Lilin Theofani                                 : Diaken I Made Adnyana

d.      Pembawa Alkitab                       : Penginjil I Gede Nuryantho

e.       Pendeta I Putu Widiarsana, STh.

f.        Majelis dan liturgos.

 

02.  TAHBISAN DAN SALAM                  : Pdt. Pt Widiarsana, STh.

Pdt.       : Pertolongan kita adalah dari Tuhan yang telah menjadikan langit dan bumi, yang tetap setia untuk selama-lamanya dan tidak meninggalkan perbuatan tangan-Nya. Amin

 

Damai sejahtera dari Allah, Bapa dan Tuhan Yesus Kristus  menyertai Sudara-Saudara.

 

Jmt.      : Dan menyertai Saudara juga.

 

P + J     : Amin.

 

03.  NAS PEMBIMBING               : Wahyu 19 : 9

Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka  yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

 

04.  MENYANYI                                        : PEL. KIDUNG JEMAAT 13 : 1-2

Kita masuk rumah-Nya, berkumpul  menyembah kepada-Nya.

Kita masuk rumah-Nya, berkumpul  menyembah kepada-Nya.

Kita masuk rumah-Nya, berkumpul menyembah kepada Kristus,

Menyembah Kristus Tuhan.

 

Lupakanlah dirimu, arahkan hatimu kepada-Nya.

Lupakanlah dirimu, arahkan hatimu kepada-Nya.

Lupakanlah dirimu, arahkan hatimu kepada Kristus,

Menyembah Kristus Tuhan.

 

05.  PENGAJARAN

06.  MENYANYI                                        : KIDUNG JEMAAT 49 : 1, 2, DAN 5

07.  PEMBACAAN MAZMUR                  : MAZMUR 103 : 1 – 13

08.  DOA PENGAKUAN DOSA               : Pdt. Pt Widiarsana, STh.

09.  MENYANYI                                        : KIDUNG JEMAAT 467 : 1 – 3

10.    BERITA ANUGERAH : 1 Petrus 2 : 24 – 25

Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.

Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.

 
                                 ( Jemaat berdiri dan saling bersalaman dengan teman-teman sambil  mengucapkan :

” Tuhan mengasihi dan Mengampuni kita ” )

 

11.       PETUNJUK HIDUP BARU                 : 1 Petrus 1 : 13 - 16

Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus. Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,  sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

 

12.    MENYANYI                                        : KIDUNG JEMAAT 50a : 1 – 3

13.    PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN   : Yakobus 2 : 1 - 13

a.      Doa                                               : Pdt. Pt Widiarsana, STh.

b.      Pembacaan Firman                     : Diaken Joko Trisayoga

c.        Kotbah                                          : Pdt. Pt Widiarsana, STh.

d.      Saat Teduh

14.    PERSEMBAHAN PUJIAN                  : Persekutuan Kaum Bapak

15.    PENGAKUAN IMAN RASULI                       : Penginjil I Wayan Waliya

16.    PEMBUKAAN BULAN SYUKUR HUT KE-81 GKPB JEMAAT BETLEHEM UNTAL-UNTAL

17.     PERJAMUAN KUDUS                                    : Pdt. Pt Widiarsana, STh.

a.Penetapan Perjamuan Kudus;

    1 Korintus 11 : 23-26

23 Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti

24  dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"

25  Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"

26  Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.

 

b. Doa

c. Menyanyi                                         : Kidung Jemaat 35 : 1,3,4

d. Kebulatan Hati

e. Menyanyi                                        : Nyanyikanlah Kid. Baru 57

f. Pelaksanaan Perjamuan Kudus

g. Doa Syukur                                     : Vikaris Ni Komang Ayu Wandira, STh

Vikaris  :   Ya Tuhan, Allah kami,

  kami mengucapkan terimakasih kepada-Mu,

  untuk keindahan bumi dan laut,

  untuk kekayaan gunung-gunung, lembah dan sungai-sungai,

  untuk nyanyian burung-burung dan keindahan bunga-bunga;

Kami memuji Engkau untuk seluruh anugerah-Mu yang indah ini, dan berdoa agar kami dapat memeliharanya untuk kesejahteraan kami.

Mampukanlah kami agar kami dapat bertumbuh seterusnya

 

 

di dalam rasa syukur kami akan penciptaan-Mu yang sempurna.

Kami bersyukur karena Engkau menyatukan kami oleh baptisan di dalam Tubuh Kristus, dan karena Engkau mengisi kami dengan sukacita di dalam Perjamuan Kudus.

Pimpinlah kami menuju kesatuan Gereja-Mu yang kelihatan penuh, dan bantulah kami untuk menghargai semua tanda-tanda perdamaian, yang  Kau berikan kepada kami.

Karena sekarang kami telah merasakan perjamuan

Yang telah dipersiapkan untuk kami di dalam dunia yang akan datang.

Semoga kami semua kelak mengambil bagian bersama-sama

Dengan orang-orang kudus di dalam kehidupan kota sorgawi-Mu.

Demi Yesus Kristus, Anak-Mu, Tuhan kami,

Yang hidup dan memerintah bersama-Mu

Di dalam kesatuan Roh Kudus,

Senantiasa satu Tuhan, dan dunia tanpa akhir.

 

            J            :  Amin

h. Persembahan Syukur Perjamuan Kudus

   ( Menyanyi : Kidung Jemaat 387  )

18.     WARTA JEMAAT                                : Penatua Sukardalasi

 

19.    DOA SYAFAAT                                  : Pdt. Pt Widiarsana, STh.

 

20.  PERSEMBAHAN

a.         Firman                                         : I Tawarikh  29 : 17

Aku tahu, ya Allahku, bahwa Engkau adalah penguji hati dan berkenan kepada keikhlasan, maka akupun mempersembahkan semuanya itu dengan sukarela dan tulus ikhlas. Dan sekarang, umat-Mu yang hadir di sini telah kulihat memberikan persembahan sukarela kepada-Mu dengan sukacita.

b.         Menyanyi                                     : Kidung Jemaat 337

c.          Doa Persembahan                      : Penatua I Nyoman Rahrja

 

21.    PENGUTUSAN DAN BERKAT         : Pdt. Pt Widiarsana, STh.

a.      Nyanyian Penutup                      : Kidung Jemaat 425 : 1 dan 3

b.      Pendeta                                        : Mengucapkan berkat

c.        Jemaat                                          : Haleluya, Haleluya, Haleluya,  Haleluya,   Haleluya, Amin, amin, amin