MASA RAYA PENTAKOSTA
17 – 28 Mei
2012
Sub Tema:
“ Setialah
Memberitakan Kabar Baik dalam Kekuatan Roh Kudus”
Renungan Harian
1.
Kamis, 17 Mei 2012 (Hari Kenaikan Tuhan Yesus Kristus)
·
Berdoa
·
Pujian : KJ. 222b
·
Firman
Tuhan : -
Berilah keadilan kepada orang yang lemah dan …
belalah hak orang sengsara dan orang yang kekurangan! (Mazmur 82:3)
-
Tuhan kita Yesus Kristus kiranya menghibur dan
menguatkan hatimu dalam pekerjaan dan perkataan yang baik. (II Tesalonika 2:17)
·
Renungan :
Nyatakanlah Kepedulianmu Terhadap
Mereka yang Lemah
Kita
sering mendengar, melihat ada orang lemah, orang-orang sengsara dan orang orang
yang berkekurangan. Hampir setiap hari kita mendengar berita tersebut melalui
media cetak maupun media elektronik tentang orang-orang yang mengalami
penderitaan akibat sulitnya hidup. Bahkan beberapa berita menyuarakan untuk
dapat ikut berpartisipasi menyatakan kepeduliaan terhadap mereka.
Penderitaan ini rupanya tidak hanya
terjadi pada zaman kita sekarang ini. Namun pada zaman Pemazmur juga, bahwa ada
banyak orang-orang yang menjerit di dalam keadaan yang memprihatinkan. Banyak
orang-orang sengsara dan orang yang kekurangan bahkan banyak yang mengalami
kelemahan akibat perlakukan secara struktural maupun pengucilan yang dilakukan
oleh masyarakat. Dalam kondisi seperti itulah, Pemazmur berseru kepada Tuhan
agar Tuhan yang menyatakan kuasanya untuk mengubah keadaan pada saat ini.
Pemazmur dengan sungguh-sungguh berseru kepada Tuhan Sang Sumber Penolong yang
sejati agar berpihak kepada kaum yang lemah.
Renungan
bagi kita sekarang ini, apa yang telah kita lakukan melihat berbagai
penderitaan yang terjadi di tengah masyarakat. Hal yang paling sederhana,
sudahkah kita berseru kepada Tuhan Allah sebagai mana Pemazmur? Ataukah kita
masih menutup mata terhadap jeritan sesama? Jika demikian, marilah saat ini
kita mengambil komitmen untuk tidak berpangku tangan tetapi agar kita mampu
berperan aktif di dalam mewujudkan kesejahteraan, keadilan dan keharmonisan di
dalam kehidupan kita bersama.
Ketika
kita berkomitmen untuk berani melakukan pekerjaan ini maka kita tidak perlu
kuatir. Allah yang kita peringati kenaikkanNya sekarang ini, tidak pernah
membiarkan kehidupan kita sebagai anak yatim, tetapi Dia akan selalu memberikan
kekuatan kepada kita, memberikan pengiburan, sehingga kita mampu melakukan
pekerjaan baik yang Tuhan telah amanahkan kepada kita. Memang tidak mudah, untuk berbuat baik kepada
semua orang dan itu belum tentu diterima baik oleh orang lain. Mentalitas masyarakat
seringkali beranggapan bahwa apa yang kita lakukan sebagai upaya Kristenisasi
sehingga tidak jarang kita mengalami penolakkan. Akan tetapi biarlah itu tidak
mengendorkan semangat kita karna Tuhan tidak memberikan Roh ketakutan tetapi
Dia memberikan kepada kita Roh Keberanian untuk bertindak yang benar. Dan tetap
setia memberitakan kabar baik.
·
Pujian
Persembahan : KJ.
403
·
Pokok
Doa :
Sinode ke-43 dan Masa Raya Pentakosta
·
Pujian
Penutup : KP. 97
2.
Jumat, 18 Mei 2012
·
Berdoa
·
Pujian : KJ. 223
·
Firman Tuhan : - Siapakah pada hari ini yang rela memberikan
persembahan kepada TUHAN? (I Tawarikh 29:5)
- Hendaklah
masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati
atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
(II Korintus 9:7)
·
Renungan :
Memberi Persembahan Dengan Kerelaan
Hati
Setiap
ajaran agama pada umumnya berbicara tentang persembahan meskipun bentuk
persembahannya bermacam-macam. Ada yang membawa persembahan sebagai korban
keselamatan, ada yang membawa persembahan agar terbebas dari segala kuasa-kuasa
gelap yang menganggu. Namun sedikit berbeda dengan keyakinan orang Kristen.
Dalam kehidupan orang Kristen persembahan bukanlah sebagai korban keselamatan,
bukan agar terbebas dari segala kuasa-kuasa gelap tetapi persembahan yang kita
bawa setiap minggu, setiap
persekutuan-persekutuan sebagai tanda syukur atas kasih karunia yang telah kita
terima.
Pemberian
persembahan bukanlah suatu paksaan melainkan harus didasari oleh kerelaan hati.
Dalam I Tawarikh 29:5 Salomo berseru kepada umat Tuhan siapakah hari ini yang
rela memberikan persembahan? Pernyataan ini menunjukkan bahwa ketika Salomo
mengumpulkan persembahan untuk
pembanguan Bait Suci, ia tidak menggunakan otoritasnya sebagai raja dengan
semena-mena melainkan ia memerintah dengan sangat bijaksana. Sikap inilah yang
juga dilakukan oleh Rasul Paulus ketika
mengumpulkan uang untuk Yerusalem.
Di
dalam II Korintus 9:7 Rasul Paulus juga berseru katanya: “Hendaklah
masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati
atau karena paksaan sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.”
Paulus dengan tegas mengingatkan supaya umat Tuhan tidak memberikan bantuan
dengan sunggut-sunggut tetapi agar dapat memberi dengan sukacita.
Persembahan yang didasarkan
oleh kerelaan hati akan menyenangkan hati Tuhan dan juga membawa berkat. Kita
tentu masih ingat kisah seorang janda yang membawa persembahan 2 peser kepada
Allah. Persembahan yang jumlahnya tidak terlalu banyak tetapi Dia memberi
dengan kerelaan hati dan persembahan 2 peser ini adalah sepenuhnya dari apa
yang ia miliki. Yesus memuji sikap dari janda miskin ini. Untuk itu marilah
kita membawa persembahan berdasarkan kerelaan hati yang penuh sukacita membawa
kepada Tuhan. Ukuran berkenannya
persembahan yang ada pada kita tidak terletak pada berapa jumlah persembahan
yang kita bawa, tetapi apa motifasi kita di dalam membawa persembahan. Sudahkah
kita memberi dengan ketulusan dan dengan sukacita? Terutama berilah hidup ini
untuk menjadi alat pekerjaan Roh Kudus dan penyebaran Kasih-Nya. Tuhan berkati.
·
Pujian Persembahan : KJ. 289
·
Pokok
Doa : Sinode ke-43 dan Persekutuan GKPB
·
Pujian Penutup : KP. 25
3.
Sabtu, 19 Mei 2012
·
Berdoa
·
Pujian : KJ. 225
·
Firman Tuhan : - Haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu,
Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya
terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya. (Ulangan
7:9)
- Jika
di antara mereka ada yang tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan
kesetiaan Allah? Sekali-kali tidak!
(Roma 3:3, 4)
·
Renungan :
Tuhan Itu Setia
Untuk membahas tentang kesetiaan nampaknya
tidak begitu sulit. Tetapi renungannya adalah sudahkah kita setia? Jika saat
ini ada banyak orang yang kawin-cerai sudahkan kita setia terhadap tulang rusuk
yang diberikan kepada kita? Di tengah
banyaknya korupsi dan nepotisme yang berkembang di negara kita. Sudahkah kita
setia terhadap tanggungjawab pekerjaan kita? Di tengah banyaknya orang yang
merusak kehidupannya dengan free seks, sudahkah kita setia terhadap perintah
Tuhan untuk menjaga kekudusan? Di tengah banyaknya umat Tuhan sekarang yang
suka gereja keliling-keliling, sudahkan kita setia terhadap janji setia dan
tanggungjawab kita terhadap gereja sebagaimana yang telah kita ucapkan
dihadapan Tuhan ketika diteguhkan sidi kita? Marilah kita merenungkan dengan
kedalaman hati kita masing-masing. Jika kita menemukan ada ketidaksetiaan yang
telah kita lakukan, marilah kita ambil komitmen apa yang akan kita lakukan?
Berubah atau tidak, pilihan ada pada kita masing-masing.
Namun satu hal yang perlu
kita sadari meskipun kita tidak setia kepada Tuhan, itu tidak akan merubah
rencana Tuhan. Tuhan yang telah membangun pemerintahan bangsa Indonesia akan
tetap setia memberkatiNya. Tuhan yang telah mendirikan gereja, Tuhan juga setia
memberkati gereja sehingga ada pujian kidung jemaat menyatakan” dilanda
perpecahan dan paham yang sesat tetapi gereja tidak akan punah. Bahkan di dalam
ketidaksetiaan kita mengikut Dia, Tuhan itu setia di dalam kehidupan kita
asalkan kita percaya kepadaNya. Seperti yang dikatakan di dalam Roma 3:3,4.
Pada waktu itu Rasul Paulus berbicara tentang orang-orang Yahudi sebagai umat
pilihan Allah yang tidak setia kepada Tuhan.
Meskipun mereka telah banyak melakukan pelanggaran-pelanggaran Taurat
tetapi Rasul Paulus menyatakan bahwa itu tidak akan mengubah rencana Allah
untuk menjadikannya sebagai umat pilihan.
Demikian
pula dengan kita. Meskipun hidup kita telah jauh menyimpang dari kehendak
Allah, tetapi Allah setia untuk menyelamatkan kita. Hanya satu yang Dia minta
yakni supaya kita percaya kepada Allah. Percaya berarti kita berbalik kepada
Tuhan dan mau tunduk dibawah otoritas Tuhan. Kitapun harus tetap setia.
·
Pujian Persembahan
: KJ. 365b
·
Pokok
Doa :
Sinode ke-43 dan Usaha-Usaha GKPB
·
Pujian Penutup :
4.
Minggu, 20 Mei 2012
·
Berdoa
·
Pujian : KJ. 231
·
Firman Tuhan : - Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai
korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari
Allah akan Kuperlihatkan kepadanya.
(Mazmur 50:23)
- Syukur
kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus,
Tuhan kita.
(I Korintus 15:57)
·
Renungan :
MURAH HATI DAN JUJUR
Tidaklah
salah bila orang yang murah hati dan jujur
disayang, bukan hanya oleh majikan, atasan, tetapi juga oleh Tuhan.
Karena kemurahan hatinya membuat ia bukan saja rela memberi dan memperhatikan
sesamanya, tetapi juga memberikan persembahan syukur kepada Tuhan. Demikian
pula dengan kejujuran sikapnya, bukan hanya membuat ia dipercaya didalam
melaksanakan tugas dan tanggung-jawabnya, tetapi keselamatan yang dari Allah,
juga diperlihatkan kepadanya. Pemazmur menegaskannya dalam Mazmur 50:23, bahwa
orang yang demikian adalah orang yang mempermuliakan Dia.
Alasan
yang tepat mengapa kita harus senantiasa mempersembahkan syukur kita kepada
Tuhan. Karena di dalam Yesus Kristus, kemenangan itu sudah diberikan. Ya,
kemenangan atas dosa dan maut, melalui karya salib, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Semuanya sudah Tuhan berikan
dengan segala kemurahanNya. Hanya tergantung bagaimana respon kita dalam
menerima anugerah keselamatan itu.
Melalui
kemurahan hati Allah yang sudah menyelamatkan kita, seharusnya kita juga
bermurah hati kepada sesama kita. Murah hati dalam memperhatikan, menolong,
menghibur, memberikan dukungan dan memberitakan kabar baik. Demikian pula dengan penuh kejujuran, kita
harus mau mengakui, bahwa tanpa kemenangan di dalam Kristus, maka kita tidak
akan mampu menghadapi dosa dan maut, tanpa pertolongan Tuhan, kita akan jatuh
dalam kehancuran.
Kejujuran
harus kita tunjukkan dengan mau datang beribadah, bersekutu, membaca firman dan
melakukan segala kehendakNya. Sebab dengan demikian kita mengakui bahwa kita
akan dikuatkan dan dimampukan bertahan menghadapi segala pencobaan.
Hiduplah
dengan murah hati dan bersikaplah jujur dalam segala perkara. Biarlah kekuatan
Roh Kudus selalu membaharui hidup kita.
·
Pujian Persembahan : KJ. 299
·
Pokok
Doa :
Sinode ke-43 dan Penginjilan GKPB
·
Pujian Penutup : KP. 27
5.
Senin, 21 Mei 2012
·
Berdoa
·
Pujian : KJ. 236
·
Firman Tuhan : - TUHAN, yang baik itu, kiranya mengadakan
pendamaian bagi semua orang, yang sungguh-sungguh berhasrat mencari Allah. (II
Tawarikh 30:18-19)
- Mendekatlah
kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. (Yakobus 4:8)
·
Renungan :
HASRAT MENCARI TUHAN
Orang
yang berhasrat mencari Tuhan, adalah mereka yang mengejar kebenaran dan
berusaha mendapatkannya. Sebab Tuhan adalah sumber kebenaran, dan kebenaran
yang datang dari padaNya adalah kebenaran yang bersifat mutlak, pasti, ya dan
amin. Kebenaran yang tidak akan pernah lenyap dan pudar oleh berbagai situasi
dan keadaan, bahkan kepentingan dan pengaruh apapun dan siapapun. Kesungguhan
untuk mencari Tuhan membuat seseorang menyadari akan segala dosanya, akibat dan
pengaruhnya, dan memohon pertolongan dan pengampunan Tuhan, hingga pada
akhirnya pendamaian dari Tuhan, memungkinkan orang tersebut memperoleh
pengudusan dan pendamaian dari Tuhan.
Abraham,
Ishak dan Yakub, juga Musa, Daud dan Yusuf dan tokoh Alkitab lainnya adalah
orang-orang yang hidupnya dipengaruhi oleh kedekatan dengan Allah. Itulah
sebabnya mengapa Yakobus memberikan nasehat kepada umat Tuhan, agar mereka
mendekatkan diri kepada Allah, sehingga Ia akan mendekat kepada mereka (Yakobus
4:8). Bagaimana caranya? Selain Allah sendiri tahu siapa miliknya dan tahu
siapa yang mendekat kepadaNya. Kita sebagai orang percaya harus suka beribadah,
menyembah Dia, dan menuruti segala perintahNya. Kedekatan kita dengan Tuhan
akan mempengaruhi sikap hati dan pikiran kita, bahkan seluruh prilaku kehidupan
kita.
Hendaklah
hasrat untuk mencari Allah menjadi prioritas hidup kita setiap hari. Maka kita
akan menemukan Dia lewat Firman dan Roh Kudus, lewat ibadah, persekutuan dan
kesaksian, lewat ciptaan dan gaya hidup orang-orang yang hatinya dipenuhi
kerinduan untuk menemukan Allah setiap hari. FirmanNya, carilah maka kamu akan
mendapatkan. Temuilah orang-orang yang patut mendapat bagian karya Roh Kudus
dan keselamatan. “Setialah Memberitakan Kabar Baik Dalam Kekuatan Roh Kudus.”
·
Pujian Persembahan :
KJ. 102
·
Pokok
Doa :
Sinode ke-43 dan Jemaat-Jemaat GKPB
·
Pujian Penutup : “Terima
Kasih Tuhan”
6.
Selasa, 22 Mei 2012
·
Berdoa
·
Pujian : KJ. 235
·
Firman Tuhan : - Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati
dan membalut luka-luka mereka. (Mazmur 147:3)
- Dibawalah
kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Ia
menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir
banyak setan. (Markus 1:32, 34)
·
Renungan :
SANG PENYEMBUH
Mengalami patah hati sungguh tidak menyenangkan,
apalagi mengalami luka batin sungguh amat menyengsarakan. Kedua hal itu
bisa/dapat terjadi karena sikap atau perlakuan yang tidak kita inginkan terjadi
dalam hidup kita. Membuat kita
memberontak, sulit mengampuni dan memaafkan. Akibatnya hubungan kita satu
dengan lainnya terputus.
Orang
yang mengalami patah hati dan luka batin cenderung lebih suka menutup diri dan
fokus kepada masalah yang sedang ia hadapi. Ini sangat berbahaya bila
dibiarkan, lama kelamaan ia menjadi orang yang sedemikian tertutup dan mudah
tersinggung. Ia memerlukan seseorang yang mau mendampingi atau membawa orang
itu menuju pemulihan. Mereka tidak akan sembuh bila tidak ada yang membawanya,
mereka membutuhkan orang-orang sehat yang masih memiliki pengharapan yang
sanggup membawa mereka untuk mau datang kepada Yesus.
Sebagaimana
dikatakan: “Dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang
kerasukan setan. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam
penyakit dan mengusir banyak setan” (Markus 1:32,34). Pemulihan dari Tuhan di
dalam Yesus Kristus sungguh ia butuhkan. Sebab Ia adalah Sang Penyembuh yang
mampu menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka
(Mazmur 147:3). Tugas kita adalah mendampingi mereka dan bila perlu membawa
mereka datang kepada Yesus. Kita sadar betapa lemahnya kita dalam mewujudkan
pelayanan itu. Dan tidak ada modal lain kecuali kekuatan Roh Kudus.
Pendampingan juga menjadi bagian dari pemberitaan Kabar Baik!
·
Pujian Persembahan : KJ.
332
·
Pokok
Doa :
Sinode ke-43 dan Depsakbang GKPB
·
Pujian Penutup : PBA. 118 “Tuhan Adalah Kekuatanku”
7.
Rabu, 23 Mei 2012
·
Berdoa
·
Pujian : KJ. 64
·
Firman Tuhan : - TUHAN semesta alam menyertai kita, kota
benteng kita ialah Allah Yakub. (Mazmur 46:8)
- Semua
orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan
dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
(Roma 3:23-24)
·
Renungan :
BENTENG HIDUP KAMI
Kota
benteng dibuat untuk melindungi dan sebagai kubu pertahanan dari serangan
musuh. Selama kita berada dalam benteng itu kita akan merasa aman dan
terlindungi dari segala serangan musuh yang mengancam jiwa kita. Namun sejarah
mencatat, sekuat apapun benteng buatan manusia, tidak akan mampu bertahan
terhadap gempuran dan serangan yang terjadi terus-menerus. Saatnya akan tiba
benteng pertahanan itu akan jebol lalu dimasuki dan diduduki musuh. Oleh karena
itu kita membutuhkan kota benteng yang sesungguhnya bagi seluruh kehidupan
kita, yaitu Tuhan semesta alam yang menyertai kita dan memelihara kehidupan
kita. Dialah Allah Yakub yang termashur dan dikenal oleh Pemazmur.
Musuh
terbesar yang terbukti sanggup menghancurkan benteng iman pertahanan kita
adalah dosa, kemanapun kita pergi dan apapun yang kita kerjakan, dosa selalu
mengintip, mengejar dan berusaha menghancurkan kehidupan kita. Namun bila Allah
menyertai kita, maka segala dosa dan kegelapan itu tidak berani mendekat dan
disingkirkanNya. Kehadiran Allah bagaikan kota benteng yang kokoh yang tidak
akan sanggup dikalahkan musuh. FirmanNya berkata: “Semua orang telah berbuat
dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah
dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus (Roma
3:23-24). Kehadiran Allah di dalam Kristus Yesus sanggup mengalahkan kuasa dosa
dan maut. Atas Anugerah Allah itu apakah respon kita? Jadikanlah segenap hidup
ini pembawa kabar baik. Bentengilah hidup ini dengan kekuatan dari Tuhan, dalam
memberitakan Kabar Baik.
·
Pujian Persembahan :
NKB. 133
·
Pokok
Doa :
Sinode ke-43 dan Deplasa GKPB
·
Pujian Penutup : PBA. 160
“Ada Satu Sobatku”
8.
Kamis, 24 Mei 2012
·
Berdoa
·
Pujian : KJ. 10
·
Firman Tuhan : - Mungkinkah tangan-Ku terlalu pendek untuk
membebaskan? (Yesaya 50:2)
- Tuhan
tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai
kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan
ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. (II Petrus
3:9)
·
Renungan :
JANGKAUAN TANGANNYA
Mungkinkah
tanganKu terlalu pendek untuk membebaskan? Merupakan pertanyaan Tuhan bagi
umatNya Israel melalui nabi Yesaya pada waktu mereka dijajah dan berada dalam
pembuangan di Babel.(Psl 50:2). Ketika situasi hidup menjadi berat dan
tampaknya tidak ada harapan, sesungguhnya Tuhan menyatakan bahwa apa yang
mereka alami tidak akan seterusnya terjadi demikian. Saatnya akan tiba mereka
kembali ke asal tempat mereka berada di Israel dan pemulihan dari Tuhan sedang
terjadi!
Situasi
yang dialami bangsa Israel dalam pembuangan, juga seringkali dirasakan
orang-orang zaman sekarang ini. Mereka mempertanyakan apakah Tuhan benar-benar
ada, dan sanggup menolong mereka? Ketika keluarga mereka mengalami kehancuran,
ketika pelayanan tidak lagi memberi kesaksian yang baik, ketika divonis dokter
menderita suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan, ketika apa yang
diharapkan tidak kunjung tiba dan muncul dalam kehidupannya.
Namun
jangan takut, bagi kita yang tetap percaya, suatu saat kita akan mengalami
semua penggenapan janjiNya dalam kehidupan kita. Sebagaimana rasul Petrus
katakan, bahwa “Tuhan tidak lalai menepati janjiNya, sekalipun ada orang yang
menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia
menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang
berbalik dan bertobat. Jadi, sesungguhnya Tuhan peduli dengan segala keadaan,
peristiwa dan apapun yang menimpa kehidupan kita, peduli karena Ia adalah Tuhan
yang tidak pernah lalai menepati janjiNya. Janji-Nya abadi. Dia mau tinggal
dalam kehidupan kita dalam segala peristiwa. Itulah kekuatan Roh Kudus.
·
Pujian Persembahan :
KP. 49
·
Pokok
Doa :
Sinode ke-43 dan Deptubin GKPB
·
Pujian Penutup : PBA.
156
9.
Jumat, 25 Mei 2012
·
Berdoa
·
Pujian : KJ. 8
·
Firman Tuhan : - Mungkinkah tangan-Ku terlalu pendek untuk
membebaskan? (Yesaya 50:2)
- Tuhan
tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai
kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan
ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. (II Petrus
3:9)
·
Renungan :
MENGAPA KITA WAJIB BERSYUKUR
Rasa
syukur tidak bisa dilepaskan dari segala peristiwa yang pernah kita alami. Suka
maupun duka, baik maupun buruknya kehidupan ini, seharusnya tidak menghalangi
kita untuk terus mengucap syukur kepada Bapa di Sorga. Karna segala sesuatu telah dikerjakanNya dan
diberikanNya, bahkan berkatNya terus mengalir dan tercurah, kendati satu ketika
mungkin hal itu merupakan hal yang menyakitkan dan masalah yang berat dalam
kehidupan kita.
Sebagaimana
yang dialami oleh seorang petani di Samarinda Kalimantan Timur, yang pernah
mengalami kebingungan karena persoalan bagaimana mengolah tanahnya yang
berbatu-batu di dataran tinggi untuk dijadikan lahan pertanian yang
menghasilkan. Tampaknya begitu sulit menghasilkan sesuatu ditanah yang keras
dan kering itu, sampai akhirnya ketika ia hampir berhenti mengolah tanah itu,
dan ingin menjualnya dengan harga yang rendah. Suatu ketika ada beberapa
peneliti yang lewat ladangnya menemukan bahwa tanah bebatuan diladangnya itu
penuh dengan kandungan batu bara, nikel dan bahan logam lainnya. Mendadak ia
menjadi seorang yang kaya raya karena perusahaan raksasa dimana para peneliti
itu bekerja berani membayar harga tanahnya dengan sangat mahal.
Apabila
pada mulanya ia kesulitan bagaimana caranya mendapatkan uang dari hasil
tanahnya, sekarang kesulitan baru muncul, yakni bagaimana mengelola uang dalam
jumlah besar yang mendadak diterimanya. Sehingga atas saran keluarganya, maka
sebagian uang yang ia terima ia belikan lahan yang lebih murah ditempat lain.
Dari kisah ini paling tidak kehidupan sang petani menjadi lebih baik dari
sebelumnya.
Kadangkala
kita sulit mengucap syukur karena kita tidak tahu atau tidak mau tahu apa
rencana Tuhan dibalik peristiwa yang
kita alami. Bila hati kita berat untuk mengucap syukur karena beban dan masalah
berat yang kita hadapi, maka ketahuilah bahwa mengucap syukur adalah anjuran
sekaligus perintah bagi setiap orang percaya. Sebagaimana dikatakan: “Ucaplah
syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus
kepada Allah dan Bapa kita” (Efesus 5:20). Dan lakukanlah itu dengan setia.
Sebab hidup kita adalah surat Kristus. Tetaplah Setia Memberitakan Kabar Baik
dalam Kekuatan Roh Kudus.
·
Pujian Persembahan :
PBA. 143
·
Pokok
Doa :
Sinode ke-43 dan Deplitdakom GKPB
·
Pujian Penutup : KP. 37
10.
Sabtu, 26 Mei 2012
·
Berdoa
·
Pujian : KP. 31
·
Firman Tuhan : - Mungkinkah tangan-Ku terlalu pendek untuk
membebaskan? (Yesaya 50:2)
- Tuhan
tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai
kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan
ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. (II Petrus
3:9)
-
·
Renungan :
PELAJARAN DANIEL DAN PETRUS
Pernyataan
Daniel bahwa Tuhanlah yang benar dan patutlah mereka malu seperti pada hari itu
(Daniel 9:7) menyiratkan satu sikap kerendahan hati dan penyerahan hidup yang
mengakui bahwa kebenaran dan perintah Tuhanlah yang mutlak dalam eksistensi
kehidupan mereka. Budaya mengakui kesalahan dan malu terhadap pelanggaran Tuhan
juga dinyatakan tatkala Petrus mendapati bahwa ia yang seharusnya mendukung,
membela dan menyatakan kebenaran, justru menyangkali Yesus tiga kali sebelum
ayam berkokok dua kali, yang menimbulkan kesedihan dan penyesalan yang mendalam
bagi dirinya, sampai ia dipulihkan.
Berbeda
dengan zaman sekarang, kecenderungan untuk mau mengakui kesalahan dan malu
terhadap pelanggaran sepertinya sudah mulai mengalami pergeseran, bahkan
sepertinya sudah menjadi kebiasaan. Lihat saja, bagaimana sudah mulai sering
terjadi pernikahan yang disebut kudus dihadapan Tuhan dan jemaat, padahal kedua
mempelai sudah terbukti kumpul kebo dan sang wanita dalam keadaan hamil diluar
nikah meski tidak kentara. Bahkan gereja digunakan sebagai ajang mencari
pembenaran dan pelarian dari berbagai masalah yang dihadapi. Bukan untuk
sungguh-sungguh memberi, melayani, menyembah dan memuliakan nama Tuhan. Biarlah
apa yang dialami Daniel dan Petrus senantiasa mengingatkan kita untuk mau
mengakui kesalahan dan malu untuk berbuat dosa. Siapakah yang memampukannya?
Tidak ada yang lain, hanya karena kesetiaan untuk menerima kuasa Roh Kudus.
Mengaku dosa juga menjadi bagian dari pemberitaan Kabar Baik.
·
Pujian Persembahan :
KJ. 229
·
Pokok
Doa :
Sinode ke-43 dan Bidang Pendidikan GKPB
·
Pujian Penutup : KJ.
340
11.
Minggu, 27 Mei 2012 (Pentakosta)
·
Berdoa
·
Pujian : KJ. 237
·
Firman Tuhan : - Mungkinkah tangan-Ku terlalu pendek untuk
membebaskan? (Yesaya 50:2)
- Tuhan
tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai
kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan
ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. (II Petrus
3:9)
·
Renungan :
UCAPAN SYUKUR JEMAAT DAN
KESETIAAN ALLAH
Apakah
sebenarnya yang membuat gereja dapat bertahan sepanjang zaman? Apakah resep
bagi langgengnya persekutuan orang percaya? Sebelum menyampaikan
keprihatinannya, menjawab persoalan jemaat, Paulus menyampaikan alasan mengapa
ia merasa berhak menyampaikan kata pengajaran dan nasihat kepada jemaat. Bagian
ini penting karena akan menjadi semacam ‘dasar hukum’ bagi semua yang akan
dipaparkannya dalam seluruh suratnya. Tanpa peranannya sebagai rasul Kristus
yang ditunjuk oleh Allah sendiri (Kis.9:1- 19a), ia tidak mempunyai wewenang
atau wibawa rohani apapun.
Paulus
menekankan adanya hubungan yang khas di antara orang-orang percaya yang
dipanggil untuk dikuduskan. Semuanya menjadi bersaudara, saling mendengar
karena mereka semua mempunyai satu Bapa, dan ber-Tuhankan Yesus Kristus yang
memiliki semua kuasa dari Allah Bapa. Kini landasan relasi antara Paulus dan
Sostenes yang datang bersamanya dengan para pembacanya telah diletakkan.
Keterikatan di antara mereka semua tercipta karena berada dalam satu rumah
tangga rohani, dengan damai sejahtera melingkupinya.
Paulus
mengingatkan jemaat bahwa sebagai orang yang berutang kepada Yesus Kristus,
karena anugerah keselamatan kekal-Nya, ucapan syukur merupakan hal vital dan
tidak boleh terputus dalam kehidupan jemaat. Himbauan Paulus ini didasarkan
pada dua hal. [1] jemaat memiliki kemampuan untuk saling bersaksi tentang
Kristus. [2], dalam masa penantian kedatangan Kristus kembali iman jemaat tidak
akan terombang ambing sehingga jemaat dapat memelihara kehidupan yang bersih
dan tidak tercela. Jika Paulus yakin dan optimis karena kesetiaan Allah
memungkinkan itu terjadi, kitapun dalam merayakan Pentakosta kali ini meyakini
hal yang sama. Kesetiaan Allah kekal terhadap gerejaNya dan hal itu akan
memampukan gereja sebagai persekutuan orang-orang percaya tetap ada
selama-lamanya. Dan sebagai gereja yang tetap ada, kita dipanggil untuk
meneruskan kabat baik bagi dunia.
·
Pujian Persembahan : KJ. 397
·
Pokok
Doa :
Sinode ke-43 dan Panti Asuhan GKPB
·
Pujian Penutup : KJ. 342
12.
Senin, 28 Mei 2012 (Pentak osta II)
·
Pujian : KJ.378
·
Firman Tuhan : - Mungkinkah tangan-Ku terlalu pendek untuk
membebaskan? (Yesaya 50:2)
- Tuhan
tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai
kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan
ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. (II Petrus
3:9)
·
Renungan :
TAKUT DAN HORMAT PADANYA
Coba
kita ingat-ingat, dalam kehidupan kita setiap hari, siapakah yang paling kita
kasihi atau cintai? Apakah suami, istri, anak-anak, karier atau mungkin materi
yang ada pada kita? Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan itu sangatlah
mudah, yaitu kepada siapa hati dan pikiran kita dominan tertuju. Bukan
bermaksud menyalahkan rasa cinta itu tetapi dengan mengetahui kepada siapa hati
dan pikiran kita dominan tertuju, pada akhirnya kita akan tahu apakah kita
lebih mengasihi Allah dari pada yang lain atau tidak.
Demikianlah disampaikan oleh Samuel ketika
Samuel menyampaikan pidato perpisahannya dengan Bangsa Israel, karena ia sudah
tua dan lanjut usia, sehingga tidak
mampu lagi menjalankan tugas-tugasnya. Samuel memberikan peneguhan dan penguatan
kepada Israel supaya mereka tetap setia mengikuti perintah dan kehendak Allah
dalam hidup mereka. Walaupun Bangsa Israel selalu jatuh bangun di dalam hal
ini, tetapi Samuel mau menunjukkan bahwa hidup yang takut akan Tuhan akan
menjadi hidup yang terberkati.
Bagaimana
caranya? Caranya tidak lain adalah dengan melakukan kehendak Allah. Dengan
melakukan kehendak Allah berarti menunjukkan sikap takut kepadaNya (menghargai
dan menghormatiNya), memberi ruang di hati kita agar Ia menempatinya dengan
posisi yang utama. Didalam rasa takut itulah, kita akan mampu untuk dapat setia
dalam melakukan tugas panggilan kita yaitu bersaksi, bersekutu dan melayani.
Berkat Tuhan tercurah bagi setiap pribadi yang takut padaNya dan melakukan apa
yang menjadi kehendakNya. Lebih-lebih bagi mereka yang setia memberitakan kabar
baik dalam kehidupan sehari-hari.
·
Pujian Persembahan : KJ. 393
·
Pokok
Doa : Sinode ke-43 dan Badan Pemberita Khabar
Baik ( BPKB ) GKPB dan Jemaat Betlehem
Untal-Untal.
·
Pujian Penutup : KJ.
249
Tidak ada komentar:
Posting Komentar