Tema dan Ayat Tahun 2012

TEMA :

MENJADI GEREJA YANG BERTUMBUH BERSAMA MASYARAKAT

Ayat Tahun 2012

Yesus Kristus berkata : " Kekuatan saya dibuat sempurna dalam kelemahan ".









Senin, 14 Mei 2012

Renungan Harian Pentakosta 2012


MASA RAYA PENTAKOSTA

17 – 28 Mei 2012



Sub Tema:

“ Setialah Memberitakan Kabar Baik dalam Kekuatan Roh Kudus”



Renungan Harian




1.         Kamis, 17 Mei 2012 (Hari Kenaikan Tuhan Yesus Kristus)

·       Berdoa

·       Pujian                             :      KJ. 222b

·       Firman Tuhan               :      - Berilah keadilan kepada orang yang lemah dan …  belalah hak orang sengsara dan orang yang kekurangan! (Mazmur  82:3)

-    Tuhan  kita Yesus Kristus kiranya menghibur dan menguatkan hatimu dalam pekerjaan dan perkataan yang baik. (II  Tesalonika 2:17)

·       Renungan                      :



Nyatakanlah Kepedulianmu Terhadap Mereka yang Lemah



Kita sering mendengar, melihat ada orang lemah, orang-orang sengsara dan orang orang yang berkekurangan. Hampir setiap hari kita mendengar berita tersebut melalui media cetak maupun media elektronik tentang orang-orang yang mengalami penderitaan akibat sulitnya hidup. Bahkan beberapa berita menyuarakan untuk dapat ikut berpartisipasi menyatakan kepeduliaan terhadap mereka.

Penderitaan ini rupanya tidak hanya terjadi pada zaman kita sekarang ini. Namun pada zaman Pemazmur juga, bahwa ada banyak orang-orang yang menjerit di dalam keadaan yang memprihatinkan. Banyak orang-orang sengsara dan orang yang kekurangan bahkan banyak yang mengalami kelemahan akibat perlakukan secara struktural maupun pengucilan yang dilakukan oleh masyarakat. Dalam kondisi seperti itulah, Pemazmur berseru kepada Tuhan agar Tuhan yang menyatakan kuasanya untuk mengubah keadaan pada saat ini. Pemazmur dengan sungguh-sungguh berseru kepada Tuhan Sang Sumber Penolong yang sejati agar berpihak kepada kaum yang lemah.

   Renungan bagi kita sekarang ini, apa yang telah kita lakukan melihat berbagai penderitaan yang terjadi di tengah masyarakat. Hal yang paling sederhana, sudahkah kita berseru kepada Tuhan Allah sebagai mana Pemazmur? Ataukah kita masih menutup mata terhadap jeritan sesama? Jika demikian, marilah saat ini kita mengambil komitmen untuk tidak berpangku tangan tetapi agar kita mampu berperan aktif di dalam mewujudkan kesejahteraan, keadilan dan keharmonisan di dalam kehidupan kita bersama.

Ketika kita berkomitmen untuk berani melakukan pekerjaan ini maka kita tidak perlu kuatir. Allah yang kita peringati kenaikkanNya sekarang ini, tidak pernah membiarkan kehidupan kita sebagai anak yatim, tetapi Dia akan selalu memberikan kekuatan kepada kita, memberikan pengiburan, sehingga kita mampu melakukan pekerjaan baik yang Tuhan telah amanahkan kepada kita.  Memang tidak mudah, untuk berbuat baik kepada semua orang dan itu belum tentu diterima baik oleh orang lain. Mentalitas masyarakat seringkali beranggapan bahwa apa yang kita lakukan sebagai upaya Kristenisasi sehingga tidak jarang kita mengalami penolakkan. Akan tetapi biarlah itu tidak mengendorkan semangat kita karna Tuhan tidak memberikan Roh ketakutan tetapi Dia memberikan kepada kita Roh Keberanian untuk bertindak yang benar. Dan tetap setia memberitakan kabar baik.



·       Pujian Persembahan                  :    KJ. 403

·       Pokok Doa                                   :   Sinode ke-43 dan Masa Raya Pentakosta

·       Pujian Penutup                            :   KP. 97





2.        Jumat, 18 Mei 2012

·      Berdoa

·      Pujian                          :  KJ. 223

·      Firman Tuhan             :  -   Siapakah pada hari ini yang rela memberikan persembahan kepada TUHAN? (I Tawarikh 29:5)

-       Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. (II Korintus 9:7)

·      Renungan                    :



Memberi Persembahan Dengan Kerelaan Hati



Setiap ajaran agama pada umumnya berbicara tentang persembahan meskipun bentuk persembahannya bermacam-macam. Ada yang membawa persembahan sebagai korban keselamatan, ada yang membawa persembahan agar terbebas dari segala kuasa-kuasa gelap yang menganggu. Namun sedikit berbeda dengan keyakinan orang Kristen. Dalam kehidupan orang Kristen persembahan bukanlah sebagai korban keselamatan, bukan agar terbebas dari segala kuasa-kuasa gelap tetapi persembahan yang kita bawa setiap minggu,  setiap persekutuan-persekutuan sebagai tanda syukur atas kasih karunia yang telah kita terima.

Pemberian persembahan bukanlah suatu paksaan melainkan harus didasari oleh kerelaan hati. Dalam I Tawarikh 29:5 Salomo berseru kepada umat Tuhan siapakah hari ini yang rela memberikan persembahan? Pernyataan ini menunjukkan bahwa ketika Salomo mengumpulkan  persembahan untuk pembanguan Bait Suci, ia tidak menggunakan otoritasnya sebagai raja dengan semena-mena melainkan ia memerintah dengan sangat bijaksana. Sikap inilah yang juga dilakukan oleh  Rasul Paulus ketika mengumpulkan uang untuk Yerusalem.

Di dalam II Korintus 9:7 Rasul Paulus juga berseru katanya: “Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.” Paulus dengan tegas mengingatkan supaya umat Tuhan tidak memberikan bantuan dengan sunggut-sunggut tetapi agar dapat memberi dengan sukacita.

Persembahan yang didasarkan oleh kerelaan hati akan menyenangkan hati Tuhan dan juga membawa berkat. Kita tentu masih ingat kisah seorang janda yang membawa persembahan 2 peser kepada Allah. Persembahan yang jumlahnya tidak terlalu banyak tetapi Dia memberi dengan kerelaan hati dan persembahan 2 peser ini adalah sepenuhnya dari apa yang ia miliki. Yesus memuji sikap dari janda miskin ini. Untuk itu marilah kita membawa persembahan berdasarkan kerelaan hati yang penuh sukacita membawa kepada Tuhan.   Ukuran berkenannya persembahan yang ada pada kita tidak terletak pada berapa jumlah persembahan yang kita bawa, tetapi apa motifasi kita di dalam membawa persembahan. Sudahkah kita memberi dengan ketulusan dan dengan sukacita? Terutama berilah hidup ini untuk menjadi alat pekerjaan Roh Kudus dan penyebaran Kasih-Nya. Tuhan berkati.



·      Pujian Persembahan          :     KJ. 289

·       Pokok Doa                                   :         Sinode ke-43 dan Persekutuan GKPB

·      Pujian Penutup                   :     KP. 25





3.        Sabtu, 19 Mei 2012

·      Berdoa

·      Pujian                          :  KJ. 225

·      Firman Tuhan             :  -   Haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya. (Ulangan 7:9)

-       Jika di antara mereka ada yang tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah?  Sekali-kali tidak! (Roma 3:3, 4)















·      Renungan                    :



Tuhan Itu Setia



 Untuk membahas tentang kesetiaan nampaknya tidak begitu sulit. Tetapi renungannya adalah sudahkah kita setia? Jika saat ini ada banyak orang yang kawin-cerai sudahkan kita setia terhadap tulang rusuk yang  diberikan kepada kita? Di tengah banyaknya korupsi dan nepotisme yang berkembang di negara kita. Sudahkah kita setia terhadap tanggungjawab pekerjaan kita? Di tengah banyaknya orang yang merusak kehidupannya dengan free seks, sudahkah kita setia terhadap perintah Tuhan untuk menjaga kekudusan? Di tengah banyaknya umat Tuhan sekarang yang suka gereja keliling-keliling, sudahkan kita setia terhadap janji setia dan tanggungjawab kita terhadap gereja sebagaimana yang telah kita ucapkan dihadapan Tuhan ketika diteguhkan sidi kita? Marilah kita merenungkan dengan kedalaman hati kita masing-masing. Jika kita menemukan ada ketidaksetiaan yang telah kita lakukan, marilah kita ambil komitmen apa yang akan kita lakukan? Berubah atau tidak, pilihan ada pada kita masing-masing.

Namun satu hal yang perlu kita sadari meskipun kita tidak setia kepada Tuhan, itu tidak akan merubah rencana Tuhan. Tuhan yang telah membangun pemerintahan bangsa Indonesia akan tetap setia memberkatiNya. Tuhan yang telah mendirikan gereja, Tuhan juga setia memberkati gereja sehingga ada pujian kidung jemaat menyatakan” dilanda perpecahan dan paham yang sesat tetapi gereja tidak akan punah. Bahkan di dalam ketidaksetiaan kita mengikut Dia, Tuhan itu setia di dalam kehidupan kita asalkan kita percaya kepadaNya. Seperti yang dikatakan di dalam Roma 3:3,4. Pada waktu itu Rasul Paulus berbicara tentang orang-orang Yahudi sebagai umat pilihan Allah yang tidak setia kepada Tuhan.  Meskipun mereka telah banyak melakukan pelanggaran-pelanggaran Taurat tetapi Rasul Paulus menyatakan bahwa itu tidak akan mengubah rencana Allah untuk menjadikannya sebagai umat pilihan.

Demikian pula dengan kita. Meskipun hidup kita telah jauh menyimpang dari kehendak Allah, tetapi Allah setia untuk menyelamatkan kita. Hanya satu yang Dia minta yakni supaya kita percaya kepada Allah. Percaya berarti kita berbalik kepada Tuhan dan mau tunduk dibawah otoritas Tuhan. Kitapun harus tetap setia.



·      Pujian Persembahan         :  KJ. 365b

·       Pokok Doa                                  :   Sinode ke-43 dan Usaha-Usaha GKPB

·      Pujian Penutup                   :    





4.       Minggu, 20 Mei 2012

·      Berdoa

·      Pujian                          :  KJ. 231

·      Firman Tuhan             :  -   Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya.

(Mazmur 50:23)

-       Syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

(I Korintus 15:57)

·      Renungan                    :



MURAH HATI DAN JUJUR



Tidaklah salah bila orang yang murah hati dan jujur  disayang, bukan hanya oleh majikan, atasan, tetapi juga oleh Tuhan. Karena kemurahan hatinya membuat ia bukan saja rela memberi dan memperhatikan sesamanya, tetapi juga memberikan persembahan syukur kepada Tuhan. Demikian pula dengan kejujuran sikapnya, bukan hanya membuat ia dipercaya didalam melaksanakan tugas dan tanggung-jawabnya, tetapi keselamatan yang dari Allah, juga diperlihatkan kepadanya. Pemazmur menegaskannya dalam Mazmur 50:23, bahwa orang yang demikian adalah orang yang mempermuliakan Dia.

Alasan yang tepat mengapa kita harus senantiasa mempersembahkan syukur kita kepada Tuhan. Karena di dalam Yesus Kristus, kemenangan itu sudah diberikan. Ya, kemenangan atas dosa dan maut, melalui karya salib, kematian dan kebangkitan  Yesus Kristus. Semuanya sudah Tuhan berikan dengan segala kemurahanNya. Hanya tergantung bagaimana respon kita dalam menerima anugerah keselamatan itu.

Melalui kemurahan hati Allah yang sudah menyelamatkan kita, seharusnya kita juga bermurah hati kepada sesama kita. Murah hati dalam memperhatikan, menolong, menghibur, memberikan dukungan dan memberitakan kabar baik.  Demikian pula dengan penuh kejujuran, kita harus mau mengakui, bahwa tanpa kemenangan di dalam Kristus, maka kita tidak akan mampu menghadapi dosa dan maut, tanpa pertolongan Tuhan, kita akan jatuh dalam kehancuran.

Kejujuran harus kita tunjukkan dengan mau datang beribadah, bersekutu, membaca firman dan melakukan segala kehendakNya. Sebab dengan demikian kita mengakui bahwa kita akan dikuatkan dan dimampukan bertahan menghadapi segala pencobaan.

 Hiduplah dengan murah hati dan bersikaplah jujur dalam segala perkara. Biarlah kekuatan Roh Kudus selalu membaharui hidup kita.



·      Pujian Persembahan         :  KJ. 299

·       Pokok Doa                                   :   Sinode ke-43 dan Penginjilan GKPB

·      Pujian Penutup                  :   KP. 27





5.        Senin, 21 Mei 2012

·      Berdoa

·      Pujian                          :  KJ. 236

·      Firman Tuhan             :  -   TUHAN, yang baik itu, kiranya mengadakan pendamaian bagi semua orang, yang sungguh-sungguh berhasrat mencari Allah. (II Tawarikh 30:18-19)

-       Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. (Yakobus 4:8)

·      Renungan                    :



HASRAT MENCARI TUHAN



Orang yang berhasrat mencari Tuhan, adalah mereka yang mengejar kebenaran dan berusaha mendapatkannya. Sebab Tuhan adalah sumber kebenaran, dan kebenaran yang datang dari padaNya adalah kebenaran yang bersifat mutlak, pasti, ya dan amin. Kebenaran yang tidak akan pernah lenyap dan pudar oleh berbagai situasi dan keadaan, bahkan kepentingan dan pengaruh apapun dan siapapun. Kesungguhan untuk mencari Tuhan membuat seseorang menyadari akan segala dosanya, akibat dan pengaruhnya, dan memohon pertolongan dan pengampunan Tuhan, hingga pada akhirnya pendamaian dari Tuhan, memungkinkan orang tersebut memperoleh pengudusan dan pendamaian dari Tuhan.

Abraham, Ishak dan Yakub, juga Musa, Daud dan Yusuf dan tokoh Alkitab lainnya adalah orang-orang yang hidupnya dipengaruhi oleh kedekatan dengan Allah. Itulah sebabnya mengapa Yakobus memberikan nasehat kepada umat Tuhan, agar mereka mendekatkan diri kepada Allah, sehingga Ia akan mendekat kepada mereka (Yakobus 4:8). Bagaimana caranya? Selain Allah sendiri tahu siapa miliknya dan tahu siapa yang mendekat kepadaNya. Kita sebagai orang percaya harus suka beribadah, menyembah Dia, dan menuruti segala perintahNya. Kedekatan kita dengan Tuhan akan mempengaruhi sikap hati dan pikiran kita, bahkan seluruh prilaku kehidupan kita.

Hendaklah hasrat untuk mencari Allah menjadi prioritas hidup kita setiap hari. Maka kita akan menemukan Dia lewat Firman dan Roh Kudus, lewat ibadah, persekutuan dan kesaksian, lewat ciptaan dan gaya hidup orang-orang yang hatinya dipenuhi kerinduan untuk menemukan Allah setiap hari. FirmanNya, carilah maka kamu akan mendapatkan. Temuilah orang-orang yang patut mendapat bagian karya Roh Kudus dan keselamatan. “Setialah Memberitakan Kabar Baik Dalam Kekuatan Roh Kudus.”




·      Pujian Persembahan         :      KJ. 102

·       Pokok Doa                                   :       Sinode ke-43 dan Jemaat-Jemaat GKPB

·      Pujian Penutup                   :     “Terima Kasih Tuhan”





6.       Selasa, 22 Mei 2012

·      Berdoa

·      Pujian                          :  KJ. 235

·      Firman Tuhan             :  -   Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka. (Mazmur 147:3)

-       Dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan. (Markus 1:32, 34)

·      Renungan                    :



SANG PENYEMBUH



Mengalami  patah hati sungguh tidak menyenangkan, apalagi mengalami luka batin sungguh amat menyengsarakan. Kedua hal itu bisa/dapat terjadi karena sikap atau perlakuan yang tidak kita inginkan terjadi dalam hidup kita.  Membuat kita memberontak, sulit mengampuni dan memaafkan. Akibatnya hubungan kita satu dengan lainnya terputus.

Orang yang mengalami patah hati dan luka batin cenderung lebih suka menutup diri dan fokus kepada masalah yang sedang ia hadapi. Ini sangat berbahaya bila dibiarkan, lama kelamaan ia menjadi orang yang sedemikian tertutup dan mudah tersinggung. Ia memerlukan seseorang yang mau mendampingi atau membawa orang itu menuju pemulihan. Mereka tidak akan sembuh bila tidak ada yang membawanya, mereka membutuhkan orang-orang sehat yang masih memiliki pengharapan yang sanggup membawa mereka untuk mau datang kepada Yesus.

Sebagaimana dikatakan: “Dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan” (Markus 1:32,34). Pemulihan dari Tuhan di dalam Yesus Kristus sungguh ia butuhkan. Sebab Ia adalah Sang Penyembuh yang mampu menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka (Mazmur 147:3). Tugas kita adalah mendampingi mereka dan bila perlu membawa mereka datang kepada Yesus. Kita sadar betapa lemahnya kita dalam mewujudkan pelayanan itu. Dan tidak ada modal lain kecuali kekuatan Roh Kudus. Pendampingan juga menjadi bagian dari pemberitaan Kabar Baik!





·      Pujian Persembahan         :         KJ. 332

·       Pokok Doa                                   :   Sinode ke-43 dan Depsakbang GKPB

·      Pujian Penutup                   :   PBA. 118 “Tuhan Adalah Kekuatanku”





7.        Rabu, 23 Mei 2012

·      Berdoa

·      Pujian                          :  KJ. 64

·      Firman Tuhan             :  -   TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub. (Mazmur 46:8)

-       Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,  dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.

(Roma 3:23-24)

·      Renungan                    :



BENTENG HIDUP KAMI



Kota benteng dibuat untuk melindungi dan sebagai kubu pertahanan dari serangan musuh. Selama kita berada dalam benteng itu kita akan merasa aman dan terlindungi dari segala serangan musuh yang mengancam jiwa kita. Namun sejarah mencatat, sekuat apapun benteng buatan manusia, tidak akan mampu bertahan terhadap gempuran dan serangan yang terjadi terus-menerus. Saatnya akan tiba benteng pertahanan itu akan jebol lalu dimasuki dan diduduki musuh. Oleh karena itu kita membutuhkan kota benteng yang sesungguhnya bagi seluruh kehidupan kita, yaitu Tuhan semesta alam yang menyertai kita dan memelihara kehidupan kita. Dialah Allah Yakub yang termashur dan dikenal oleh Pemazmur.

Musuh terbesar yang terbukti sanggup menghancurkan benteng iman pertahanan kita adalah dosa, kemanapun kita pergi dan apapun yang kita kerjakan, dosa selalu mengintip, mengejar dan berusaha menghancurkan kehidupan kita. Namun bila Allah menyertai kita, maka segala dosa dan kegelapan itu tidak berani mendekat dan disingkirkanNya. Kehadiran Allah bagaikan kota benteng yang kokoh yang tidak akan sanggup dikalahkan musuh. FirmanNya berkata: “Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus (Roma 3:23-24). Kehadiran Allah di dalam Kristus Yesus sanggup mengalahkan kuasa dosa dan maut. Atas Anugerah Allah itu apakah respon kita? Jadikanlah segenap hidup ini pembawa kabar baik. Bentengilah hidup ini dengan kekuatan dari Tuhan, dalam memberitakan Kabar Baik.



·      Pujian Persembahan         :      NKB. 133

·       Pokok Doa                                   :       Sinode ke-43 dan Deplasa GKPB

·      Pujian Penutup                  :      PBA. 160  “Ada Satu Sobatku”





8.        Kamis, 24 Mei 2012

·      Berdoa

·      Pujian                          :  KJ. 10

·      Firman Tuhan             :  -   Mungkinkah tangan-Ku terlalu pendek untuk membebaskan? (Yesaya 50:2)

-       Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. (II Petrus 3:9)

·      Renungan                    :



JANGKAUAN TANGANNYA



Mungkinkah tanganKu terlalu pendek untuk membebaskan? Merupakan pertanyaan Tuhan bagi umatNya Israel melalui nabi Yesaya pada waktu mereka dijajah dan berada dalam pembuangan di Babel.(Psl 50:2). Ketika situasi hidup menjadi berat dan tampaknya tidak ada harapan, sesungguhnya Tuhan menyatakan bahwa apa yang mereka alami tidak akan seterusnya terjadi demikian. Saatnya akan tiba mereka kembali ke asal tempat mereka berada di Israel dan pemulihan dari Tuhan sedang terjadi!

Situasi yang dialami bangsa Israel dalam pembuangan, juga seringkali dirasakan orang-orang zaman sekarang ini. Mereka mempertanyakan apakah Tuhan benar-benar ada, dan sanggup menolong mereka? Ketika keluarga mereka mengalami kehancuran, ketika pelayanan tidak lagi memberi kesaksian yang baik, ketika divonis dokter menderita suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan, ketika apa yang diharapkan tidak kunjung tiba dan muncul dalam kehidupannya.

Namun jangan takut, bagi kita yang tetap percaya, suatu saat kita akan mengalami semua penggenapan janjiNya dalam kehidupan kita. Sebagaimana rasul Petrus katakan, bahwa “Tuhan tidak lalai menepati janjiNya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. Jadi, sesungguhnya Tuhan peduli dengan segala keadaan, peristiwa dan apapun yang menimpa kehidupan kita, peduli karena Ia adalah Tuhan yang tidak pernah lalai menepati janjiNya. Janji-Nya abadi. Dia mau tinggal dalam kehidupan kita dalam segala peristiwa. Itulah kekuatan Roh Kudus.



·      Pujian Persembahan         :      KP. 49

·       Pokok Doa                                   :       Sinode ke-43 dan Deptubin GKPB

·      Pujian Penutup                   :     PBA. 156 





9.       Jumat, 25 Mei 2012

·      Berdoa

·      Pujian                          :  KJ. 8

·      Firman Tuhan             :  -   Mungkinkah tangan-Ku terlalu pendek untuk membebaskan? (Yesaya 50:2)

-       Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. (II Petrus 3:9)

·      Renungan                    :



MENGAPA KITA WAJIB BERSYUKUR



Rasa syukur tidak bisa dilepaskan dari segala peristiwa yang pernah kita alami. Suka maupun duka, baik maupun buruknya kehidupan ini, seharusnya tidak menghalangi kita untuk terus mengucap syukur kepada Bapa di Sorga.  Karna segala sesuatu telah dikerjakanNya dan diberikanNya, bahkan berkatNya terus mengalir dan tercurah, kendati satu ketika mungkin hal itu merupakan hal yang menyakitkan dan masalah yang berat dalam kehidupan kita.

Sebagaimana yang dialami oleh seorang petani di Samarinda Kalimantan Timur, yang pernah mengalami kebingungan karena persoalan bagaimana mengolah tanahnya yang berbatu-batu di dataran tinggi untuk dijadikan lahan pertanian yang menghasilkan. Tampaknya begitu sulit menghasilkan sesuatu ditanah yang keras dan kering itu, sampai akhirnya ketika ia hampir berhenti mengolah tanah itu, dan ingin menjualnya dengan harga yang rendah. Suatu ketika ada beberapa peneliti yang lewat ladangnya menemukan bahwa tanah bebatuan diladangnya itu penuh dengan kandungan batu bara, nikel dan bahan logam lainnya. Mendadak ia menjadi seorang yang kaya raya karena perusahaan raksasa dimana para peneliti itu bekerja berani membayar harga tanahnya dengan sangat mahal.

Apabila pada mulanya ia kesulitan bagaimana caranya mendapatkan uang dari hasil tanahnya, sekarang kesulitan baru muncul, yakni bagaimana mengelola uang dalam jumlah besar yang mendadak diterimanya. Sehingga atas saran keluarganya, maka sebagian uang yang ia terima ia belikan lahan yang lebih murah ditempat lain. Dari kisah ini paling tidak kehidupan sang petani menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Kadangkala kita sulit mengucap syukur karena kita tidak tahu atau tidak mau tahu apa rencana  Tuhan dibalik peristiwa yang kita alami. Bila hati kita berat untuk mengucap syukur karena beban dan masalah berat yang kita hadapi, maka ketahuilah bahwa mengucap syukur adalah anjuran sekaligus perintah bagi setiap orang percaya. Sebagaimana dikatakan: “Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita” (Efesus 5:20). Dan lakukanlah itu dengan setia. Sebab hidup kita adalah surat Kristus. Tetaplah Setia Memberitakan Kabar Baik dalam Kekuatan Roh Kudus.



·      Pujian Persembahan         :      PBA. 143

·       Pokok Doa                                   :       Sinode ke-43 dan Deplitdakom GKPB

·      Pujian Penutup                  :      KP. 37







10.    Sabtu, 26 Mei 2012

·      Berdoa

·      Pujian                          :  KP. 31

·      Firman Tuhan             :  -   Mungkinkah tangan-Ku terlalu pendek untuk membebaskan? (Yesaya 50:2)

-       Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. (II Petrus 3:9)

-        

·      Renungan                    :



PELAJARAN DANIEL  DAN PETRUS

Pernyataan Daniel bahwa Tuhanlah yang benar dan patutlah mereka malu seperti pada hari itu (Daniel 9:7) menyiratkan satu sikap kerendahan hati dan penyerahan hidup yang mengakui bahwa kebenaran dan perintah Tuhanlah yang mutlak dalam eksistensi kehidupan mereka. Budaya mengakui kesalahan dan malu terhadap pelanggaran Tuhan juga dinyatakan tatkala Petrus mendapati bahwa ia yang seharusnya mendukung, membela dan menyatakan kebenaran, justru menyangkali Yesus tiga kali sebelum ayam berkokok dua kali, yang menimbulkan kesedihan dan penyesalan yang mendalam bagi dirinya, sampai ia dipulihkan.

Berbeda dengan zaman sekarang, kecenderungan untuk mau mengakui kesalahan dan malu terhadap pelanggaran sepertinya sudah mulai mengalami pergeseran, bahkan sepertinya sudah menjadi kebiasaan. Lihat saja, bagaimana sudah mulai sering terjadi pernikahan yang disebut kudus dihadapan Tuhan dan jemaat, padahal kedua mempelai sudah terbukti kumpul kebo dan sang wanita dalam keadaan hamil diluar nikah meski tidak kentara. Bahkan gereja digunakan sebagai ajang mencari pembenaran dan pelarian dari berbagai masalah yang dihadapi. Bukan untuk sungguh-sungguh memberi, melayani, menyembah dan memuliakan nama Tuhan. Biarlah apa yang dialami Daniel dan Petrus senantiasa mengingatkan kita untuk mau mengakui kesalahan dan malu untuk berbuat dosa. Siapakah yang memampukannya? Tidak ada yang lain, hanya karena kesetiaan untuk menerima kuasa Roh Kudus. Mengaku dosa juga menjadi bagian dari pemberitaan Kabar Baik.



·      Pujian Persembahan         :      KJ. 229

·       Pokok Doa                                   :       Sinode ke-43 dan Bidang Pendidikan GKPB

·      Pujian Penutup                   :     KJ. 340 





11.      Minggu, 27 Mei 2012 (Pentakosta)

·      Berdoa

·      Pujian                          :  KJ. 237

·      Firman Tuhan             :  -   Mungkinkah tangan-Ku terlalu pendek untuk membebaskan? (Yesaya 50:2)

-       Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. (II Petrus 3:9)













·      Renungan                    :



UCAPAN SYUKUR JEMAAT DAN KESETIAAN ALLAH

Apakah sebenarnya yang membuat gereja dapat bertahan sepanjang zaman? Apakah resep bagi langgengnya persekutuan orang percaya? Sebelum menyampaikan keprihatinannya, menjawab persoalan jemaat, Paulus menyampaikan alasan mengapa ia merasa berhak menyampaikan kata pengajaran dan nasihat kepada jemaat. Bagian ini penting karena akan menjadi semacam ‘dasar hukum’ bagi semua yang akan dipaparkannya dalam seluruh suratnya. Tanpa peranannya sebagai rasul Kristus yang ditunjuk oleh Allah sendiri (Kis.9:1- 19a), ia tidak mempunyai wewenang atau wibawa rohani apapun.

Paulus menekankan adanya hubungan yang khas di antara orang-orang percaya yang dipanggil untuk dikuduskan. Semuanya menjadi bersaudara, saling mendengar karena mereka semua mempunyai satu Bapa, dan ber-Tuhankan Yesus Kristus yang memiliki semua kuasa dari Allah Bapa. Kini landasan relasi antara Paulus dan Sostenes yang datang bersamanya dengan para pembacanya telah diletakkan. Keterikatan di antara mereka semua tercipta karena berada dalam satu rumah tangga rohani, dengan damai sejahtera melingkupinya.

Paulus mengingatkan jemaat bahwa sebagai orang yang berutang kepada Yesus Kristus, karena anugerah keselamatan kekal-Nya, ucapan syukur merupakan hal vital dan tidak boleh terputus dalam kehidupan jemaat. Himbauan Paulus ini didasarkan pada dua hal. [1] jemaat memiliki kemampuan untuk saling bersaksi tentang Kristus. [2], dalam masa penantian kedatangan Kristus kembali iman jemaat tidak akan terombang ambing sehingga jemaat dapat memelihara kehidupan yang bersih dan tidak tercela. Jika Paulus yakin dan optimis karena kesetiaan Allah memungkinkan itu terjadi, kitapun dalam merayakan Pentakosta kali ini meyakini hal yang sama. Kesetiaan Allah kekal terhadap gerejaNya dan hal itu akan memampukan gereja sebagai persekutuan orang-orang percaya tetap ada selama-lamanya. Dan sebagai gereja yang tetap ada, kita dipanggil untuk meneruskan kabat baik bagi dunia.



·      Pujian Persembahan          :     KJ. 397

·       Pokok Doa                                   :       Sinode ke-43 dan Panti Asuhan GKPB

·      Pujian Penutup                  :      KJ. 342 





12.     Senin, 28 Mei 2012 (PentakPenta9   PBA.up   :   PBA. 15649ia memberitakan kabar baik dalam kehidupan sehari-hari.osta II)

·      Pujian                                 :     KJ.378

·      Firman Tuhan             :  -   Mungkinkah tangan-Ku terlalu pendek untuk membebaskan? (Yesaya 50:2)

-       Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. (II Petrus 3:9)

·      Renungan                    :

TAKUT DAN HORMAT PADANYA

Coba kita ingat-ingat, dalam kehidupan kita setiap hari, siapakah yang paling kita kasihi atau cintai? Apakah suami, istri, anak-anak, karier atau mungkin materi yang ada pada kita? Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan itu sangatlah mudah, yaitu kepada siapa hati dan pikiran kita dominan tertuju. Bukan bermaksud menyalahkan rasa cinta itu tetapi dengan mengetahui kepada siapa hati dan pikiran kita dominan tertuju, pada akhirnya kita akan tahu apakah kita lebih mengasihi Allah dari pada yang lain atau tidak.

 Demikianlah disampaikan oleh Samuel ketika Samuel menyampaikan pidato perpisahannya dengan Bangsa Israel, karena ia sudah tua dan  lanjut usia, sehingga tidak mampu lagi menjalankan tugas-tugasnya. Samuel memberikan peneguhan dan penguatan kepada Israel supaya mereka tetap setia mengikuti perintah dan kehendak Allah dalam hidup mereka. Walaupun Bangsa Israel selalu jatuh bangun di dalam hal ini, tetapi Samuel mau menunjukkan bahwa hidup yang takut akan Tuhan akan menjadi hidup yang terberkati.

Bagaimana caranya? Caranya tidak lain adalah dengan melakukan kehendak Allah. Dengan melakukan kehendak Allah berarti menunjukkan sikap takut kepadaNya (menghargai dan menghormatiNya), memberi ruang di hati kita agar Ia menempatinya dengan posisi yang utama. Didalam rasa takut itulah, kita akan mampu untuk dapat setia dalam melakukan tugas panggilan kita yaitu bersaksi, bersekutu dan melayani. Berkat Tuhan tercurah bagi setiap pribadi yang takut padaNya dan melakukan apa yang menjadi kehendakNya. Lebih-lebih bagi mereka yang setia memberitakan kabar baik dalam kehidupan sehari-hari.



·      Pujian Persembahan          :     KJ. 393

·       Pokok Doa                           :     Sinode ke-43 dan Badan Pemberita Khabar Baik ( BPKB )  GKPB dan Jemaat Betlehem Untal-Untal.

·      Pujian Penutup                   :     KJ. 249  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar