Tema dan Ayat Tahun 2012

TEMA :

MENJADI GEREJA YANG BERTUMBUH BERSAMA MASYARAKAT

Ayat Tahun 2012

Yesus Kristus berkata : " Kekuatan saya dibuat sempurna dalam kelemahan ".









Rabu, 17 Oktober 2012

PENELAAHAN ALKITAB WARGA SENIOR


PENELAAHAN ALKITAB WARGA SENIOR

Thema :
“Menjadi Gereja Yang Bertumbuh Bersama Masyarakat”

Sub Thema :
“Bertumbuh dalam Kasih Karunia dan Pengampunan”


Bacaan Alkitab: Kejadian 27:1 – 40

PENJELASAN TEKS
Perikop ini mengisahkan konspirasi atau persekongkolan antara seorang anak dan seorang ibu yang “berhasil” mengelabui ayahnya atau suaminya untuk mendapatkan sesuatu yang dianggap istimewa. Adalah seorang bernama Ishak yang mempunyai istri bernama Ribka. Dari perkawinan mereka, lahir dua buah hati bernama Esau sebagai yang sulung dan Yakub sebagai yang bungsu. Suatu ketika Ishak ingin memberikan berkat kepada Esau, sebelum kematiannya tiba karena usia Ishak yang sudah renta (Ayat 1 – 4). Berkat yang dimaksudkannya adalah berupa hak kesulungan. Itu adalah hak istimewa karena hukum jaman dulu memperbolehkan seorang ayah memberikan bagian harta yang lebih besar kepada putra sulungnya. Hukum Taurat kemudian menyebutkan bahwa sekurang – kurangnya dua bagian dari harta harus diberikan kepada putra sulungnya ketika sang ayah meninggal dunia (Band. Ulangan 21:15 – 17).

Demi mendengar rencana itu, Ribka segera memanggil Yakub. Mendandaninya bak Esau dan memasakkan masakan istimewa yang disukai Ishak sebenarnya Ishak agak ragu. Ia berkata, “Kalau suara, suara Yakub; kalau tangan, tangan Esau” (Aya 22). Jelaslah yang pandai bersandiwara bukan hanya Ribka sang sutradara, tetapi juga Yakub sang pemain. Alhasil Ishak pun memberkati Yakub bukan Esau.

Dalam bacaan kita hari ini tidak dijelaskan kenapa sang ibu lebih memihak kepada si bungsu, sehingga berinisiatif menipu sang ayah. Yang jelas, pasti ada relasi yang kurang harmonis antar suami istri yang sudah mulai tua itu. Akar itulah yang menciptakan persekongkolan antara sang ibu dan si bungsu untuk memperdaya sang ayah (Ayat 5 – 17). Ribhka telah memakai topeng. Itulah sebabnya ia menyarankan Yakub memakai topeng juga untuk mengelabui Ishak! Upaya itu berhasil sehingga ayahnya tertipu. Si sulung kecewa dan merasa dilukai hatinya oleh adiknya. Dan Esau menjuluki adiknya sebagai penipu. Dan memang dalam bahasa Ibrani, bunyi untuk kata Yakub mirib dengan kata untuk “menipu” (Ibr: awkab).

PENERAPAN
Penggunaan “topeng” tak hanya terdapat dalam relasi bermasyarakat. Dalam keluarga banyak orang hidup memakai topeng. Bersikap manis dihadapan pasangannya, tapi tidak dilubuk hatinya. Itulah yang terjadi pada pasangan suami istri Ishak dan Ribkha. Padahal mereka telah melewati masa pernikahan yang cukup lama. Dalam kejadian 63:34 kita tahu bahwa mereka telah 40 tahun lebih menikah. Artinya, kalau dihitung model pernikahan sekarang, usia mereka telah memasuki senior.  Namun usia pernikahan yang panjang tidak serta merta membuat mereka menjadi pasangan yang ideal. Agaknya ada relasi yang kurang harmonis, yang membuat Ribkha “bermain dibelakang”. Ribkha telah menggunakan topeng berwajah manis dihadapan suaminya, tetapi menyimpan agenda terselubung dihatinya. Disini kita melihat bahwa waktu pernikahan yang panjang tidak menjamin relasi suami – istri yang terbuka!

Penggunaan topeng pada pasangan suami istri ternyata berdampak dalam diri anak – anak. Mereka pun menjadi manusia bertopeng. Dalam kasus Esau – Yakub hal ini terlihat jelas jauh sebelumnya, terlihat adanya rasa iri hati diantara mereka. Sehingga Yakub pernah “menjual” roti dan makanan kacang merah seharga “hak kesulungan”. Bisa saja kita mengatakan Esau tidak menghargai hak kesulungan, akan tetapi “tipuan manis” Yakub turut berperan itu berarti mereka melihat sesamanya sebagai lawan bukan kawan.

Warga senior sebagai sebuah komunitas pun kerap hidup dalam topeng. Entah topeng kebahagiaan: menceritakan betapa baiknya anak menantunya, padahal tak pernah datang berkunjung. Atau topeng kesedihan: menceritakan kepedihan karena perilaku anak menantu, yang sering mengirim uang saku bulanan. Sebagai panutan, orang tua perlu mengajarkan kejujuran, hingga bertumbuh dan berbuahkan kehidupan yang berbahagia.

PERTANYAAN PANDUAN UNTUK DISKUSIKAN
1.      Menurut Anda, apa yang menjadi motivasi Ribkha menipu dan memperdaya Ishak yang adalah suaminya sendiri? Bagaimana jika Anda menjadi Esau  apa yang akan Anda lakukan?
2.      Perkihakan Ishak dan Ribkha telah berjalan lebih dari 40 tahun, mengapa dalam usia pernikahan yang panjang itu mereka tidak saling berterus terang? Sejauh mana pengenalan dari pasutri Ishak – Ribkha menurut Anda?
3.      Pelajaran apa yang dapat Anda petik dari kisah Ishak – Ribkha ini? Apakah Anda masih memakai topeng dalam berelasi dengan pasangan Anda? Jelaskan!
4.      Menurut Anda kebiasaan apa yang akan mendorong setiap anggota keluarga bertumbuh dalam kasih karunia dan pengampunan?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar