Tema dan Ayat Tahun 2012

TEMA :

MENJADI GEREJA YANG BERTUMBUH BERSAMA MASYARAKAT

Ayat Tahun 2012

Yesus Kristus berkata : " Kekuatan saya dibuat sempurna dalam kelemahan ".









Rabu, 17 Oktober 2012


PENELAAHAN ALKITAB KAUM BAPAK

Thema :
“Menjadi Gereja Yang Bertumbuh Bersama Masyarakat”

Sub Thema :
“Bertumbuh dalam Kasih Karunia dan Pengampunan”


“HAL PENGAMPUNAN”

Bahan Alkitab :  Matius 18:21-35.

Pendahuluan.
Tema pekan  HUT ke 81 GKPB pada tahun 2012 adalah Menjadi Gereja Yang Bertumbuh Bersama Masyarakat dan sub Temanya : “Bertumbuh Dalam Kasih Karunia Dan Pengampunan”. Melalui tema dan sub tema ini kita sebagai warga GKPB yang hidup di tengah-tengah masyarakat diperingatkan agar tidak mejadi warga masyarakat yang eklusif. Sebagai warga gereja kita harus berperan aktif untuk mewujudkan masyarakat yang rukun dan damai. Gereja seharusnya menjadi pelopor dalam mewujudkan kedamaian tersebut berdasarkan kasih dan sikap suka mengampuni seperti sikap Yesus Kristus Tuhan kita adalah Tuhan yang suka mengampuni. Ketika Ia di salibkan, Ia justru berdoa : “Ya Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”. Kita sudah menerima anugerah pengampunan dari Tuhan maka kitapun harus belajar saling mengampuni.

Perumpamaan Tentang Pengampunan.
Perumpamaan Tentang pengampunan adalah perumpamaan yang diajarkan oleh Tuhan Yesus kepada murid-muridNya. Perumpamaan ini menceritakan tentang dosa, pengampunan dan kasih. Yesus menceritakan perumpamaan ini untuk menjawab pertanyaan dari Petrus yang bertanya tentang berapa kali ia harus mengampuni saudaranya yang berbuat salah terhadap dia. Apakah sampai tujuh kali? (ayat 21) Ia bertanya demikian mungkin karena ia sudah merasa cukup bila telah mengampuni sampai tujuh kali seperti  pengajaran Yesus yang terdapat dalam Lukas 17:3-4.

Yesus menjawab dengan tegas katanya : “Bukan! Aku berkata kepadamu : bukan sampai tujuh kali, melainkan tujuh puluh kali tujuh kali (ayat 22). Bagaimana kira-kira reaksi Petrus saat itu? Bisa jadi ia sangat kaget. Mungkin ia berpikir mana mungkin? Sebelum Petrus sempat bertanya lagi Yesus melanjutkan pengajaranNya melalui perumpamaan sebagaimana yang terdapat dalam 23-34.

Dalam perumpamaan tersebut diceritakan tentang seorang hamba yang tidak mengenal belas kasihan. Suatu ketika seorang raja menagih hutang seorang hambanya sebanyak sepuluh ribu talenta (perak). Hamba tersebut tidak mampu melunasi hutangnya, maka sang raja memerintahkan supaya ia dijual beserta anak-isterinya dan segala miliknya untuk membayar hutangnya. Hamba tersebut memohon belas kasihan sang raja dan sang raja mengabulkannya dan menghapus hutangnya.

Setelah keluar, hamba tersebut bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ketika ia menangkap dan mencekik kawannya itu dan menagih hutangnya, maka kawan tersebut memohon belas kasihan karena ia tidak mampu melunasi hutangnya. Tidak hanya menolak mengampuni, tetapi hamba yang tidak mengenal belas kasihan ini menjebloskan kawannya ini ke penjara sampai hutangnya lunas.

Mengetahui perbuatannya, maka kawan-kawannya yang lain sangat sedih dan melaporkannya kepada sang Raja. Raja itupun marah dan ia menyerahkan hamba yang jahat tersebut kepada algojo-algojo (atau para penyiksa) sampai hutangnya lunas.

Raja di dalam cerita tersebut melambangkan Allah, dan hamba yang berhutang adalah manusia yang berdosa. Ketika Allah mau menagih perbuatan dosa yang dilakukan manusia, maka manusia tidak mampu melunasi hutang dosa mereka, karena tidak ada yang dapat diperbuat manusia untuk melunasinya. Allah berhak untuk menghukum manusia karena hal tersebut, namun karena belas kasihannya, ia mengampuni manusia dan menghapus dosa-dosa mereka (melalui Yesus yang mati disalibkan menebus hutang dosa dengan darahNya).

Manusia yang tidak tahu berterima kasih bertemu dengan saudaranya yang berbuat salah kepadanya, tidak mencontoh belas kasihan yang ditunjukkan oleh Allah, manusia malah menghakimi saudara mereka sendiri tanpa sedikitpun berbelas kasihan. Ia tidak belajar dari pelajaran yang diberikan oleh Allah bahwa Ia telah diampuni dan diberi belas kasihan, maka pada akhirnya Allah akan menghukum orang tersebut yang menindas sesamanya.

Perumpamaan ini disimpulkan oleh Yesus dalam ayat ke-35 demikian : “… Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hati.

Pertanyaan;
1.       Hal mengampuni adalah salah satu perintah Tuhan yang mudah untuk diucapkan namun sangat sulit untuk dilaksanakan. Ceritakanlah pengalaman saudara, apa yang saudara lakukan kalau orang lain kedapatan bersalah terhadap diri saudara?
2.       Jika kita menyimak perumpamaan Tuhan Yesus tersebut di atas pelajaran apa saja yang kita dapat pelajari berkenaan dengan hal pengampunan? Bila saudara tetap bertekad untuk tidak mengampuni kesalahan saudara-saudara kita apakah hal itu akan mebuat hati saudara bahagia? Ceritakanlah.
3.       Berkenaan dengan Tema dan sub tema HUT ke 81 GKPB yaitu : Tema : “Menjadi Gereja Yang Bertumbuh Bersama Masyarakat” dan Sub Tema : “Bertumbuh Dalam Kasih Karunia Dan Pengampunan” sebutkanlah beberapa hal yang mungkin saudara dapat lakukan untuk mendukung Tema dan sub tema HUT kita!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar